Serunya Berkunjung ke Perkebunan Teh Peninggalan Belanda

Keindahan panorama Kebuh Teh Dewata
Sumber :
  • VIVA / Tasya

VIVA.co.id - Indonesia telah lama dikenal sebagai salah satu negara penghasil teh. Tapi tahukah Anda bahwa di seluruh Indonesia, hanya Jawa Barat yang memiliki perkebunan teh yang paling banyak dibandingkan provinsi lain?

Maumere Siap Jadi Panggung Wisata Nasional dan Dunia

Ya, 78 persen perkebunan teh Indonesia ada di Jawa Barat. Itu karena struktur tanah, topografi dan air di daerah ini paling cocok untuk menanam pohon teh. Tak heran jika di zaman penjajahan dulu, Belanda sengaja mengonsentrasikan perkebunan teh di Jawa Barat.

Nah, salah satu yang terbesar ialah Perkebunan Teh Dewata yang berjarak sekitar 30 kilometer dari Ciwidey, Bandung. Perkebunan teh seluas 600 hektar peninggalan Belanda itu kini menjadi milik PT KBP Chakra sejak tahun 1958 dan dikelilingi cagar alam Gunung Tilu dengan luas mencapai 3000 hektar serta menjadi rumah bagi berbagai hewan liar seperti elang dan harimau Jawa.

Ini Alasan Bali Sibuk Gencarkan Desa Wisata

Perkebunan teh tersebut juga merupakan perkebunan spesialis teh hijau yang banyak diekspor ke berbagai negara di Eropa. "Karena letaknya hampir 2000 meter di atas permukaan laut, maka kualitas pohon tehnya pun semakin sehat. Di sini juga tidak ada polusi udara," ujar Teguh Kustiono, Direktur PT KBP Chakra saat ditemui beberapa waktu lalu di Perkebunan Teh Dewata.

Untuk mencapainya, dibutuhkan waktu sekitar dua jam perjalanan. Karena letaknya sangat tinggi dan melewati jalan penuh bebatuan yang menanjak juga berkelok-kelok, maka siapa pun yang ingin berkunjung ke sana harus naiki mobil yang biasa digunakan untuk off-road.

10 Destinasi Wisata Ini Bakal Saingi Bali?

Sepanjang jalan, Anda akan merasakan udara dingin pegunungan. Selain itu, adrenalin dijamin akan terpacu karena Anda akan diajak membelah hutan lewat jalan bebatuan yang terjal.

Tapi lewat dari setengah perjalanan, mata Anda akan dimanjakan dengan pemandangan alam yang luar biasa indah. Sejauh mata memandang, hanya terlihat hamparan kebun teh memesona yang dari jauh terlihat seperti karpet hijau yang menyelimuti bukit-bukit.

Sesekali terlihat rumah-rumah sederhana tempat tinggal penduduk setempat yang hampir seluruhnya bermatapencaharian sebagai pemetik teh atau karyawan pabrik teh.

Ada banyak perkebunan teh yang dikelola berbagai perusahaan. Namun, Anda harus bersabar karena Perkebunan Teh Dewata berada paling tinggi dibandingkan perkebunan lain. Sesampainya di sana, Anda bisa memulai kegiatan memetik teh bersama para pemetik yang menggunakan topi caping dengan menggendong keranjang teh.

Anda akan diajari cara memetik daun teh yang tepat yaitu memetik pucuk daun atau dua atau tiga daun dari bagian pucuk. Jangan kaget betapa cepatnya mereka bekerja karena satu orang saja bisa memetik hingga 60 kilogram daun teh per hari.



Mengetahui cara pengolahan teh

Di sini Anda juga dapat melihat cara pembuatan teh di Pabrik Teh Chakra yang juga merupakan pabrik peninggalan Belanda yang terletak di tengah-tengah Perkebunan Teh Dewata. Kapan lagi Anda bisa menyaksikan langsung cara pengolahan teh dalam skala besar mulai dari proses pengayakan, pemanasan, penggilingan hingga diseduh di dalam cangkir?

Saat berkunjung ke pabrik, salah seorang karyawan mengungkapkan, mengolah daun teh pada dasarnya merupakan proses yang dilakukan untuk mengurangi kadar air di dalamnya yang tadinya sebanyak 80 persen menjadi sekitar 4 persen.

Cara mengolah teh hijau pun sedikit berbeda dengan teh hitam biasa yaitu tanpa melewati proses fermentasi. Itu lah sebabnya daun teh bisa langsung diolah sehabis dipetik tanpa didiamkan terlebih dahulu.

Dalam sehari, pabrik teh ini mengolah sebanyak 17 ton teh. Karena melewati serangkaian proses, 4 kilogram daun teh hanya menghasilkan sekitar 1 kilogram teh kering yang siap diekspor ke negara-negara Eropa, salah satunya Inggris.



Tantangan di sisi pariwisata

Menurut Teguh, pihaknya telah mencoba untuk menjadikan perkebunan dan pabrik teh di sini sebagai salah satu atraksi wisata namun ada beberapa tantangan yang harus dihadapi.

"Sisi pariwisata teh sebenarnya luar biasa. Sudah kita coba untuk menjadikannya destinasi wisata tapi akses jalan ke sini sangat sulit jadi butuh segmen orang-orang berduit yang mau mengeluarkan uang untuk menyewa mobil off road atau mereka yang benar-benar senang alam," ujrnya.

Selain itu, ia juga menambahkan bahwa fasilitas dan prasarana yang terdapat di perkebunannya masih belum cukup. Karena letaknya yang terpencil, maka sulit untuk mendapatkan sinyal telepon genggam dan internet.

Namun, ia mengungkapkan pihaknya ingin untuk mengedukasi anak-anak sekolah mengenai seluk beluk teh dan mengajak mereka berwisata ke sana.

"Memang sampai saat ini belum kita komersialkan jadi belum dibuka untuk umum. Tapi kalau ada yang mau mengadakan kegiatan seperti anak-anak sekolah yang mau berkunjung bisa kita fasilitasi dengan sewa kendaraan dan tempat bermalam di mes yang ada di sini. Ada prosedurnya, harus minta izin dulu."

Beberapa kegiatan yang pernah dilakukan, peserta akan menginap di perkebunan dan melakukan olahraga pagi di sana. Peserta juga akan diajak menyusuri trek dan melakukan tea walk di pagi hari kemudian dilanjutkan dengan memetik, mandi di sungai dan melihat proses pengolahan daun teh.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya