- VIVA.co.id/Dody Handoko
VIVA.co.id - Wisata ziarah, kini sedang menjadi konsentrasi pemerintah. Beberapa tahun terakhir, terjadi pergeseran tren pariwisata, dari motivasi 'bersenang-senang' menjadi 'mencari pengalaman baru'.
Paradigma pariwisata pun bergeser dari 'sun sand sea', menjadi 'serenity, sustainability, dan spirituality'.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan United Nations World Tourism Organization (UNWTO), dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terjadi kenaikan hingga 165 persen untuk perjalanan wisata berdasarkan keyakinan diri atau faith based.
Di Indonesia, salah satu tempat yang populer dengan wisata ziarah adalah situs Walisongo. Menurut Menteri Pariwisata, Arief Yahya, jalur rute ziarah tersebut lebih besar dibanding Camino de Santiago, yang menjadi kebanggaan bangsa Eropa.
Camino de Santiago memiliki tujuh rute utama yang merangkai sekitar 1800 bangunan bersejarah di Eropa. Setiap tahunnya, lokasi itu menarik peziarah sekitar 100 ribu orang.
"Angka tersebut sangat jauh dibandingkan dengan potensi yang ada di situs Walisongo. Karena, sebagian besar destinasi wisata ziarah di Indonesia merupakan situs warisan budaya yang dibangun dari abad VII masehi," kata Arief, Jumat, 16 Oktober 2015.
Selain sebagai warisan budaya Islam, situs itu juga merepresentasikan keberagaman budaya dan toleransi antarumat beragama di Indonesia. Data dari Kementrian Pariwisata menunjukan, jumlah peziarah di sembilan makam Walisongo pada tahun 2014 mencapai 12,2 juta orang. Di tahun 2019, diproyeksikan situs warisan tersebut mampu mencapai 18 juta orang.
(mus)
10 Destinasi Wisata Ini Bakal Saingi Bali?
Wisatawan mancanegara mulai sambangi destinasi baru tersebut.
