Menilik Keindahan Surga di Bawah Tanah

Gua Gong
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dody

VIVA.co.id - Gua Gong, terletak di Dusun Pule, Desa Bomo, Kec. Punung, Kab. Pacitan, Jawa Timur. Jaraknya sekitar 37 kilometer ke arah barat Kota Pacitan. Gua Gong ini dikelilingi oleh beberapa deretan gunung yaitu Gunung Mayar, Gunung Gede, Gunung Karang Pulut dan Gunung Gugrah. Restribusi untuk masuk ke gua ini sebesar Rp.5.000 per orang.

PKS Bakal Gelar Halal Bihalal Sabtu, Prabowo-Gibran dan Semua Parpol Diundang

Sepanjang perjalanan menuju mulut gua terdapat susunan anak tangga yang menanjak. Pertama masuk ke mulut gua terlihat besi yang digunakan untuk pegangan agar tidak terpeleset ketika menyusuri lorong-lorong gua.

Berjalan menembus lorong akan terlihat beberapa stalaktit dan stalagmit yang menyatu menjadi satu berdiri kokoh menyangga rongga gua seakan membawa ke dimensi lain yang berbeda.

Kwarnas Curigai Upaya Terselubung di Balik Penghapusan Ekstrakurikuler Wajib Pramuka di Sekolah

Gua Gong benar-benar sangat jauh dari kesan gelap dan mistis. Karena di lorong gua ini telah dilengkapi fasilitas penerangan berupa lampu berwarna-warni yang menambah keindahan bebatuan di dalam gua.

Untuk mengantisipasi panas di dalam gua juga telah disediakan beberapa kipas angin berukuran besar supaya kondisi hawa di dalam tak pengap, sehingga pengunjung merasa nyaman ketika berkeliling menyusuri lorong-lorong gua. 

Ketua DPRD Jambi Edi Purwanto Singgung Lahan 3 Ribu Hektare di Musrembang
Uniknya, bebatuan di dalam gua ini bila diketuk akan mengeluarkan bunyi semacam gong yang menggema di dalam lorong.

Gua Gong

“Gua gong untuk pertama kalinya ditemukan oleh Mbah Noyo Semito bersama rekannya yang bernama Mbah Joyo kurang lebih 60 tahun yang lalu,” ujar Wardi, salah seorang pemandu wisata di gua tersebut.

Ia menceritakan, saat itu di dusun Pule, desa Bomo, Kec. Punung, Kab. Pacitan dilanda musim kemarau yang berkepanjangan sehingga masyarakat di sana mengalami kesulitan untuk mendapatkan air untuk keperluan sehari-hari.

Kedua kakek tersebut berinisiatif untuk mencari sumber air yang masih tersisa. Lalu mereka berdua menemukan gua yang dirasa tidak jauh dari rumah penduduk kurang lebih 400 meter. Tanpa berpikir panjang mereka langsung memasuki gua tersebut dengan menggunakan obor sebagai penerangan jalan untuk mencari sumber air. Kedua kakek menelusuri seluruh lorong-lorong gua, akhirnya menemukan beberapa sendang (kolam) kemudian mereka menggunakan sendang tersebut untuk mandi.

Di depan gua  berjejeran deretan kios pedagang makanan khas daerah serta kios-kios souvenir berupa baju, batu akik,dll. Selain itu  juga ada para penjaja jasa senter untuk penerangan di dalam dengan harga Rp.3.000. Mereka juga menawarkan jasa sebagai pemandu di dalam gua.

(mus)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya