Malioboro Jadi Semi Pedestrian, Kini Lebih Tertata

Ilustrasi-Jalan Malioboro, Yogyakarta.
Sumber :
  • Antara
VIVA.co.id
Maumere Siap Jadi Panggung Wisata Nasional dan Dunia
- Kini pengunjung tengah Kota Yogyakarta dibuat nyaman dengan dijadikannya pinggir jalan Malioboro sebagai kawasan semi pedestrian dan bebas parkir kendaraan bermotor. Kawasan itu mulai berlaku pekan ini.

Ini Alasan Bali Sibuk Gencarkan Desa Wisata

Ruas kiri jalan Malioboro, yang sebelumnya jadi tempat parkir sepeda motor, kini dialihkan untuk pedestrian. Ada pula kursi-kursi yang cukup nyaman bagi para pengunjung untuk duduk-duduk menikmati suasana khas Malioboro.
10 Destinasi Wisata Ini Bakal Saingi Bali?

Untuk menampung ribuan sepeda motor yang selama ini parkir di sepanjang Jalan Malioboro, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta membangun tempat parkir tiga lantai di Jl Abu Bakar Ali. Ini mengunakan dana keistimewaan Rp22 miliar.

Penataan Malioboro menjadi kawasan semi pedestrian dan bebas dari parkir kendaraan bermotor sudah dirintis sejak tahun 2000-an.

Namun, besarnya investasi untuk membangun tempat parkir alternatif dan minimnya dana APBD Kota Yogyakarta, membuat rencana itu sulit terealisasi. Akhirnya Pemprov DIY mengunakan dana keistimewaan untuk membangun tempat parkir tiga lantai di ujung utara Malioboro. Maka, mulai Selasa 5 April 2016 Malioboro bebas dari parkir kendaraan bermotor.

"Alhamdulillah semua berjalan lancar. Saya tegaskan Kebijakan ini bukan relokasi tapi pemindahan zona parkir," Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, Rabu 6 April 2016.

Terbebasnya Malioboro dari parkir kendaraan akan memberikan kenyamanan bagi wisatawan dan pejalan kaki. Apalagi selama ini trotoar Malioboro selalu dipenuhi parkir roda dua dan membuat pengunjung berdesakan.

"Kami harapkan, pejalan kali, wisatawan dan pengunjung di kawasan Malioboro itu lebih nyaman leluasa," kata Walikota Yogyakarta.

Diungkapkan Haryadi, tempat parkir lantai dua dan tiga mampu menampung 2.400 kendaraan roda dua.

"Kapasitas ini kami rasa mampu untuk menampung kendaraan roda dua yang selama ini parkir di Kawasan Malioboro. Namun, jika ada event atau acara, tidak bisa mencukupi," katanya.

Untuk mengelola lokasi parkir baru, diprioritaskan juru parkir yang selama ini bekerja di Malioboro. Berdasar data Kantor UPT malioboro sudah ada 89 juru parkir yang mendaftar dari quota tenaga 95 orang.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X  berharap, investasi besar untuk membangun tempat parkir semoga bisa bermanfaat untuk semua pihak.

"Investasi ini semoga membawa manfaat. Masyarakat lebih tertib, wisatawan lebih nyaman, pengelola parkir lebih sejahtera, pemerintah juga diuntungkan dengan pendapatan retribusi dari pakir," kata Sultan.

Juru Parkir Protes

Namun, ada pula yang kontra atas penataan Malioboro. "Saya tidak menolak penataan, namun menolak dampak penataan," kata Ketua Paguyuban Parkir Malioboro, Sigit Karsono.

Dari 211 juru parkir yang selama ini mencari uang dari parkiran Malioboro, tidak lebih dari 50 persen yang tertampung di tempat parkir baru.

"Ada seratusan orang yang kehilangan mata pencaharian, mereka punya anak dan keluarga terus keluarga mereka makan apa? Dampak seperti inilah yang saya tidak sepakat," kata Sigit.

Sigit mengungkapkan, saat ini pihaknya membuka posko pengaduan terkait relokasi parkir.

"Kita buka posko pengaduan, evaluasi dan mencari solusi bagi yang kena dampak relokasi parkir," kata Sigit. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya