Lift Pertama di Indonesia Ada di Kota Tua Semarang

Lift Otis di Gedung Jiwasraya Kota Lama Semarang.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto (Semarang)

VIVA.co.id - Siapa yang tak mengenal Kota Lama Semarang. Sebuah kawasan yang menjadi destinasi wisata peninggalan era kolonial Belanda di Semarang ini ternyata menyimpan segudang benda bersejarah yang belum akrab di telinga masyarakat.

5 Bukti Kepribadian Menentukan Tempat Berlibur Anda
 
Salah satunya peninggalan berharga yang menarik berupa elevator atau lift yang berlokasi di gedung Jiwasraya, Kantor Wilayah Semarang. Tepatnya di depan Gereja Blenduk, Kota Lama. Menurut penanggalan tahun dibuat, lift ini disebut-sebut sebagai lift yang pertama kali ada di Indonesia.
Menikmati Liburan Nyaman di Kapal Pesiar
 
Berdasarkan sejarah gedung Jiwasraya ini, lift yang hingga kini masih ada itu telah berusia sangat tua. Pada lantai 1 gedung terdapat sebuah papan yang menjelaskan sejarah gedung itu berdiri di era kolonial Belanda dulu. Termasuk keberadaan lift yang sudah ada sejak gedung itu ada.
Menyusuri Sungai Cigenter, 'Amazon' di Ujung Kulon
 
Dulunya Jiwasraya bernama N.V. Levensverzekering - Mij "NILLMIJ van 1859" yang berdiri 31 Desember 1859. Besar kemungkinan, lift itu ada juga saat tanggal itu. Jika dihitung sampai saat ini lift tertua itu telah berusia 157 tahun.
 
Seiring perkembangannya, nama gedung Belanda ini pun banyak mengalami perubahan nama. Pada tanggal 17 desember 1960, gedung kantor ini bergabung dengan perusahaan asuransi Belanda dan namanya menjadi PT Perusahaan Pertanggungan Djiwa Sedjahtera.
 
Kemudian pada tanggal 1 Januari 1961, berubah lagi menjadi Perusahaan Negara Asuransi Djiwa Eka Sedjahtera. Lagi-lagi pada 1 Januari 1965 berubah nama kembali menjadi Djasa Sedjahtera sesuai keputusan menteri PPP no. BAPN 1-3-24.
 
Pada tanggal 24 Desember 1865, pemerintah kembali mengubah nama gedung asuransi itu menjadi perusahaan negara asuransi Djiwasraja. Kemudian, tanggal 1 Januari 1966 Menteri Urusan Perasuransian RI mengintegrasikan PT Pertanggungan Djiwa Dharma Nasional ke perusahaan Negara Asuraansi Djiwasraja.
 
Dan terakhir, tanggal 8 Desember 1972, sesuai Peraturan Pemerintah RI no.33 tahun 1972 atas perubahan bentuk perusahaan negara Asuransi Djiwasaja diganti menjadi PT Asuransi Jiwasraya Persero.
 
Kepala Bagian Operasional Jiwasraya Kanwil Semarang, Pranoto, mengatakan, gedung asuransi perusahaan Belanda itu kerap mengalami perubahan setalah di nasionalisasi oleh pemerintah Indonesia dari waktu ke waktu.
 
"Jadi keberadaan lift ini sudah ada sejak gedung berdiri zaman Belanda dulu (tahun 1858)," kata Pranoto, di lokasi gedung belum lama ini.
 
Dari penelusuran VIVA co.id, gedung tua yang memiliki tiga lantai itu hingga kini masih terjaga bentuk dan keaslian bangunannya. Termasuk keberadaan lift yang ada di lantai dua gedung. Meski begitu, lift itu kini hanya dibiarkan begitu saja dan tidak difungsikan, mengingat usianya yang sudah termakan zaman.
 
Jika dilihat lebih dekat, lift antik ini tertulis buatan sebuah perusahaan bernama Otis Elevator Company. Perusahaan asal Amerika Serikat ini kini menjadi perusahaan elevator terbesar di dunia. Dengan keterangan di bagian atas lift terdapat tulisan merek Otis.
 
Lift Otis ini memiliki kapasitas angkut 700 lbs dengan berat beban sekitar 317 kilogram. Uniknya, lift ini tidak memiliki bentuk seperti halnya lift yang ada saat ini. Bentuknya hanya sebuah kotak yang dikelilingi teralis besi yang tidak tertutup rapat.
 
Untuk fungsi kontrol, lift Otis ini berada di sisi Di sisi kanan. Kontrol ini berupa tuas sederhana yang berfungsi sebagai pengontrol naik atau turun.
 
Meski sudah termakan usia, akan tetapi kondisi lift yang konon tertua di Indonesia ini kini masih tetap utuh. Meski tak dapat berfungsi sebagaimana waktu awal digunakan, namun pintu besinya masih bisa dibuka tutup manual.
 
Besar kemungkinan, keberadaan lift antik dan tertua Indonesia ini akan menjadi sebuah benda sejarah yang akan diperhatikan pemerintah kota Semarang. Hal itu seiring program revitalisasi Kota Lama Semarang menjadi sebuah destinasi wisata yang segera diakui UNESCO pada tahun 2020 mendatang.
 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya