Selain Cerita Mistis, Pulau Semau Juga Punya Keindahan Alam

Buku Semau Beta
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rintan Puspitasari

VIVA.co.id – Menjadi bagian dari Nusa Tenggara Timur dan hanya berjarak 30 menit dari Kupang, tidak banyak orang mengetahui keindahan pulau Semau. Yang sering di dengar dari pulau Semau hanya tentang mistis, bahkan sangat wajar saat melihat ekspresi yang menunjukkan rasa curiga, tatkala menyebut nama Semau. 

Cerita Mistis Raffi Ahmad Melihat Komedian Sapri Sebelum Meninggal

Keindahan pulau ini, berikut juga cerita mistis di dalamnya tertuang dalam sebuah buku berjudul Semau Beta. Tidak seperti buku pada umumnya yang ditulis oleh penulis atau mungkin jurnalis yang alih profesi. Buku ini dituangkan ceritanya oleh masyarakat penduduk asli Pulau Semau. Dan, yang membanggakan adalah, mereka bukanlah orang dengan pengalaman atau keahlian menulis, mereka hanya petani, pekerja biasa. 

Di setiap ceritanya terpampang foto hasil jepretan fotografer Budi Chandra, keindahan pemandangan pulau ini seolah menarik pembaca untuk terjun ke dalam keindahan buku dan cerita yang dituliskan seolah sedang membaca catatan harian. 

Bikin Merinding, Makna Dibalik Diangkatnya Cerita Film Mantra Surugana

"Saat Googling (mencari informasi di Google) yang muncul cerita sedih, mistis atau swanggi. Pulau ini juga sangat rentan terhadap perubahan iklim," kata Dicky Lopulalan, editor buku Semau Beta, di acara Kisah Burunv dan Pulau Kecil, di Cikini, Jakarta Pusat, 14 Desember 2016 

Dicky memiliki keinginan untuk mengangkat cerita Semau namun dari perspektif berbeda. Bukan dari kacamata orang asing yang datang ke sana, melainkan oleh masyarakat Semau itu sendiri. 

Pulang Manggung, Okin Denger Suara Kuntilanak di Hotel

"Tentu enggak mudah, karena enggak semua penulis artikel. Ada penenun, petani. Ada 23 penulis, dengan nara sumber 40 hingga 50 orang untuk dapat perspektif itu."

Dicky juga menjelaskan bahwa buku ini tidak berusaha untuk menutupi adanya hal mistis di Semau, dengan menampilkan banyak keindahan dan ragam kekayaan alamnya, melainkan menceritakan yang sesungguhnya. 

Bahwa masyarakat Semau penuh dengan takhayul. Di masa kuno, penduduk Semau percaya akan adanya dua Dewa, Dewa Surga dan Dewa Bumi. Dan dalam hal takhayul ini, ada kelompok yang percaya dukun atau disebut Blipa. Blipa dilihat sebagai orang dengan kekuatan supernatural, serta memiliki kemampuan untuk menyembuhkan. Termasuk sihir, dan gangguan roh. 

Ada beberapa tipe Blipa yang dipercaya masyarakat Semau. Diantaranya seperti, Blipa in Heda, dokter yang dipercaya mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit karena sihir.

Sedangkan di bidang kesehatan, dikenal Blipa in Tais In Tehen, atau dukun tulang. Dukun ini bisa menyembuhkan dan merawat pasien dengan patah tulang. Sedangkan untuk mengatasi racun, Blipa in Laso adalah pilihannya. Dia juga bisa meracun orang lain atas keinginan orang lain atau diri sendiri. 

Dan yang paling mengerikan adalah Blipa in Nodo Kit, Blipa ini mirip ahli sihir. Mereka bekerja sembunyi-sembunyi dan bisa menyebabkan kematian seseorang berdasar permintaan orang atau diri sendiri. 

"Memang dahulu kami, masyarakat Semau terpinggirkan karena stigma itu. Tapi dalam perjalanan, bukan hanya orang Semau, tapi justru orang di luar Semau membutuhkan Swanggi (mistis). Jadi akhirnya bukan minder, tapi bangga. Bahkan dari luar Jawa, Bali datang ke sana," kata Om Tom, masyarakat asli Semau. 

Lebih lanjut pria yang berprofesi sebagai petani ini menyebutkan bahwa ada banyak mistis dengan berbagai bentuknya yang bisa dipilih di Semau. "Supaya jangan salah kaprah, paling tidak harus mengenal orang di sana, guide untuk tahu mana yang kita butuhkan."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya