8 Alasan Orang Menunda Liburan

Ilustrasi berwisata.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Banyak promo tiket pesawat, hotel ataupun paket wisata sering dilewatkan hanya karena alasan tidak bisa cuti, ada kebutuhan lain yang lebih penting, dan berjuta alasan lainnya. Padahal banyak manfaat yang bisa didapat setelah berwisata.

Pendaftaran Ujian Masuk UIN Dibuka Hari Ini

Entah karena tidak punya uang atau tidak punya waktu, percayalah bahwa sebenarnya orang tidak punya alasan yang terlalu kuat untuk tidak berwisata.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh ZEN Rooms, jaringan hotel dengan perkembangan pesat di Asia, ada beberapa alasan yang mencegah seseorang untuk tidak melakukan wisata. Dari rilis yang diterima redaksi VIVA.co.id, berikut delapan alasan menunda liburan.

Tersambar Petir, Bangunan Saung Bambu Mang Eking di Tangerang Terbakar

Tidak punya dana

Sebanyak 84 persen responden menyatakan bahwa alasan tidak punya dana sebagai penyebab utama Tidak melakukan wisata. Alasan ini terdengar terlalu klise, apalagi jika tahu kalau perencanaan jauh-jauh hari selalu bisa dilakukan. Plus saat ini banyak sekali penawaran menarik yang ditawarkan oleh maskapai serta hotel di lokasi yang ingin dituju.

Pakar Hukum Tegaskan Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, Tak Bisa Tekan Hakim

Terlalu banyak pekerjaan dan susah dapat cuti

Sebanyak 72 persen responden memilih alasan ini. Ingat jika cuti adalah Hak karyawan. Lagi pula tak ada perusahaan yang bisa melarang karyawannya cuti, asalkan sudah menyelesaikan pekerjaan sebelum liburan.

Selain itu, selalu ada opsi untuk menyelesaikan pekerjaan di sela liburan. Harus rapat? Tinggal Skype atau Facebook Video Call. Free wifi pun ada di mana-mana. Jadi, tidak ada alasan lagi.

Tidak ada teman atau pasangan yang bisa diajak

Sebanyak 67 persen hasil survei menyatakan bahwa tidak ada pasangan atau teman jadi alasan untuk tidak berwisata. Padahal berwisata dapat membuka lebar-lebar kemungkinan bagi Anda untuk bertemu orang baru, orang-orang lokal, dan sesama wisatawan, yang mungkin bisa diajak untuk trip berikutnya.

Anda juga bisa gunakan aplikasi wisata seperti Couchsurfing atau ikut komunitas untuk menemukan teman nge-trip. Tak sedikit orang yang malah bertemu jodoh dari berwisata.

Kendala Bahasa

Sebanyak 48 persen responden khawatir akan adanya perbedaan bahasa. Lalu kenapa Anda tidak berwisata sambil mempelajari bahasa baru? Anda selalu bisa menggunakan aplikasi Google Translate atau Duolinggo untuk mempelajari bahasa baru.

Wisata tidak penting

Sebanyak 46 persen menganggap wisata tidak penting. Dan tanpa sadar, Anda pun sudah berusia 80 tahun dan tidak bisa menikmati perjalanan karena fisik yang tak lagi mendukung.

Nikmati hidup Anda saat ini dan jelajahi seluruh isi bumi selagi mampu karena Anda tak akan pernah bisa memprediksi hari esok.

Kesulitan atau kebingungan merencanakan liburan

Sebanyak 41 persen mengaku kesulitan merencanakan liburan. Jika alami kesulitan, mulai satu per satu, dari menentukan tujuan, mencari promo tiket pesawat dan penginapan, hingga bikin itinerary.

Beberapa aplikasi bahkan bisa Anda unduh untuk membantu merencanakan trip impian, seperti Roadtrippers, Planner, dan Tripit.

Keamanan

Sebanyak 23 persen mengaku takut akan terjadi kriminalitas di negara yang dikunjungi. Padahal, kriminalitas itu bisa terjadi di mana saja, bahkan di rumah sekalipun yang Anda pikir paling aman. Yang perlu diingat adalah untuk terus membuka pikiran dan tetap waspada.

Malas atau tidak punya motivasi untuk berwisata

Sebanyak 35 persen mengaku malas untuk berwisata. Kalau malas yang jadi alasannya, berarti harus Anda sendiri yang menemukan motivasi dalam diri.

Untuk memotivasi diri, Anda bisa mulai dengan mem-follow beberapa akun Instagram inspiratif yang menampilkan gambar-gambar destinasi wisata menarik, kebudayaan, kegiatan seru para wisatawan, hingga makanan di suatu tempat yang menggugah selera.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya