Ada Objek Wisata Baru di Semarang, Apa Saja?

Kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Dwi Royanto (Semarang)

VIVA – Kota Semarang terus bertransformasi agar seluruh wilayahnya menjadi destinasi wisata baru bagi pengunjung dalam dan luar negeri. Selain destinasi wisata mainstream, ibu kota Jawa Tengah ini juga berinisiatif membuat kawasan taman kota sebagai komoditas wisata masyarakat.

Libur Panjang Imlek, Intip 4 Wisata Menarik di Semarang Bernuansa Pecinan

Pada tahun 2017, Pemkot Semarang tercatat telah membangun 22 ruang terbuka untuk aktivitas warga di 16 kecamatan. Terdiri dari 19 taman dan lima lapangan olahraga. Untuk menunjang itu, kawasan kampung warna-warni tematik juga sudah mulai terealisasi di sejumlah kelurahan. Salah satu yang menarik perhatian dunia adalah Kampung Pelangi di Kelurahan Randusari.

"Targetnya tahun ini sudah dapat dimaksimalkan sebagai sarana untuk masyarakat menyelenggarakan kegiatan-kegiatan menarik. Tentunya ini akan menjadi daya tarik wisata baru," tutur Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi saat mengunjungi Taman Citra Satwa di Jalan Unta Raya, Gayamsari, Kota Semarang, Selasa, 16 Januari 2018.
 
Hendrar berharap melalui program itu, daerahnya akan semakin menjadi tujuan wisata unggulan di Indonesia. Maka pihaknya terus mendorong partisipasi masyarakat untuk menginisiasi kegiatan-kegiatan unik yang dapat menarik minat wisatawan. 

Mau Wisata ke Kota Lama dan Lawang Sewu Semarang? Naik Kereta Cuma Rp10 Ribu

Selain Taman Citra Satwa sendiri, setidaknya ada dua ruang aktivitas terbuka warga lainnya yang akan menjadi daya tarik baru. Seperti halnya Taman Halmahera di Jalan Halmahera, Semarang Timur, serta Lapangan Futsal Lamper Tengah di Jalan Lamper Tengah, Semarang Selatan. 

Saat mengunjungi kawasan baru itu, wali kota berkeliling untuk mengecek kesiapan masing-masing ruang terbuka tersebut. Ia pun mengajak masyarakat agar memanfaatkannya sesuai dengan program besar pemerintah.

Cantiknya Jembatan Kaca Tinjomoyo Semarang, Kapan Dibuka?

"Saya cek memang ada beberapa hal yang harus disempurnakan. Salah satunya penerangan lampu yang saya minta untuk segera disediakan untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan pada malam hari," katanya.
 
Hendrar menegaskan pengembangan sektor wisata baru sendiri tak bisa bekerja sendiri. Namun perlu peran serta masyarakat, serta pihak lain, seperti perusahaan melalui dana tanggung jawab sosial perusahaan. Mengingat, pemerintah sendiri memiliki keterbatasan anggaran.

"Semua pihak harus bergerak bersama untuk berkolaborasi, baik itu pemerintah dengan swasta, pemerintah dengan masyarakat, atau juga masyarakat dengan swasta. Pembangunan ruang aktivitas terbuka ini menjadi salah satu sarana pendukung terciptanya kolaborasi tersebut?," ujarnya. 
 
Ia mencontohkan, ada banyak kegiatan masyarakat yang terus didorong menjadi sebuah komoditi wisata. Seperti halnya perang air bernama Gebyuran Bustaman, yang rutin diselenggarakan masyarakat kampung Bustaman untuk menyambut Ramadhan. 

"Kegiatan-kegiatan masyarakat seperti inilah yang akan fokus kami angkat untuk dapat menjadi daya tarik wisata Kota Semarang," kata Hendrar.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya