Mengembalikan Khitah Facebook

Logo aplikasi media sosial Facebook.
Sumber :
  • REUTERS/Thomas White

VIVA – Facebook telah berulang tahun ke-14 pada awal Februari 2018. Media sosial populer dunia itu mengambil momentum ulang tahun ini untuk merombak dan memperbaiki diri. 

Taliban Plans to Block Facebook Access in Afghanistan

Momentum itu disampaikan langsung oleh Pendiri dan Chief Executive Officer Facebook, Mark Zuckerberg. Dalam postingannya mengawali lembaran tahun baru 2018, Zuckerberg sudah melontarkan gagasan Facebook untuk kembali ke jalan yang semestinya. Zuckeberg ingin Facebook kembali ke khitah atau garis haluan, sebagai media sosial pertemanan.

Pada hari ulang tahun hari pertemanan atau hari jadi Facebook, pria usia 33 tahun itu mengakui beberapa dosa dan kesalahannya dalam mengembangkan Facebook. Tidak jelas apa maksud pendiri Facebook tentang kesalahan tersebut. Wajah Facebook di usia 14 tahun ini juga menjadi renungan bagi bos Facebook itu untuk melakukan perubahan. 

Taliban Akan Blokir Akses Facebook di Afghanistan

Sinyal perubahan itu disampaikan Zuckerberg sejak awal tahun baru. Pada pekan pertama 2018, Zuckerberg menggambarkan kondisi Facebook pada usia ke-14 terasa makin menantang.

"Dunia merasa cemas dan terbelah dan Facebook memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan, apakah melindungi komunitas kami dari penyalahgunaan dan kebencian, melawan gangguan terhadap negara atau memastikan waktu yang dihabiskan di Facebook adalah waktu yang bermanfaat," tulis Zuckerberg dalam akun Facebooknya. 

Raffi Ahmad Geram Dituduh Lakukan Pencucian Uang, Begini Responnya

Dia menuturkan, seperti tradisinya tiap memasuki tahun baru baginya, yakni mengambil tantangan tertentu. Maka, Zuckerberg dengan lugas mengatakan, tantangan pribadinya tahun ini adalah fokus memperbaiki Facebook dari dosa dan kesalahan yang selama ini dilakukan. 

Salah satu fokus yang akan diperbaiki, menurutnya, yakni mengembalikan pengguna untuk makin terus memaknai waktu berfacebookan. 

Gagasan pendiri Facebook itu diterjemahkan dengan perubahan algoritma Facebook, yang ditegaskan dalam postingannya pada pekan ketiga Januari. 

Dia menuliskan, salah satu area fokus besar penggawa Facebook untuk 2018 adalah memastikan waktu yang dihabiskan pengguna di Facebook adalah waktu yang dihabiskan dengan baik dan berkualitas.

"Kami membangun Facebook untuk membantu orang-orang tetap terhubung dan membawa kami lebih dekat dengan orang-orang yang penting bagi kami. Itulah mengapa kita selalu menempatkan teman dan keluarga di inti pengalaman. Penelitian menunjukkan bahwa memperkuat hubungan kita meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan kita," jelasnya. 

Perubahan algoritma Facebook akan membawa wajah baru dalam beranda atau News Feed pengguna. Sesuai arahan Zuckerberg, Facebook akan memastikan beranda pengguna akan memprioritaskan postingan dari teman dan akun keluarga yang berkaitan, dan mengenyahkan postingan iklan dari produk dan penerbit. Sejalan dengan itu, untuk menarik pengguna menikmati kualitas bermakna di Facebook, beranda akan lebih menonjolkan berita lokal yang diperkirakan akan membuat relevan dengan ketertarikan pengguna. Dengan demikian, menurutnya, akan terjadi interaksi bermakna pada pengguna Facebook. 

Untuk mengembalikan percakapan yang bermakna kembali ke Facebook, Zuckerberg memerintahkan Manajer Produk Facebook untuk memfasilitasi interaksi yang paling bermakna antarpengguna dan membantu pengguna menemukan konten yang paling berarti bagi mereka masing-masing. 

Sikap jelas Facebook adalah meneruskan keinginan Zuckerberg untuk mengurangi konten pasif, yakni konten video dan artikel yang 'memaksa' pengguna menonton dan membaca, sehingga waktu pengguna terbuang pada konten tersebut, alih-alih berinteraksi dengan teman pengguna. 

"Kami ingin memastikan produk kami tak hanya menyenangkan, tapi bagi untuk semuanya. Kami perlu memfokuskan kembali sistem kami," jelasnya. 

CEO Facebook Mark Zuckerberg.

Tahun sulit

Perubahan algoritma itu bukan tanpa asap layaknya api. Dalam beberapa bulan terakhir termasuk tahun lalu, Facebook memang mengalami beberapa ujian.  

Dalam bidang politik, Facebook tersangkut dengan dugaan ikut terlibat dalam Pemilu Amerika Serikat 2016. Platform teknologi itu disalahgunakan oleh agen Rusia dalam kepentingannya dalam Pemilu Negeri Paman Sam yang dimenangkan oleh Donald Trump. Facebook dituding telah mempengaruhi jutaan penggunanya secara negatif melalui postingan di berandanya. Algoritma Facebook diduga sengaja memprioritaskan berita dan informasi yang menyesatkan alias hoaks di beranda, demi mempengaruhi publik  dalam Pilpres AS. Facebook juga dituding melakukan siasat serupa dalam agenda politik di banyak negara. 

Facebook menjawab tudingan itu dengan menjalankan riset kolaboratif dengan politikus, akademisi, media dan lainnya.

Awalnya Zuckerberg tak yakin tentang efek Facebook membelah masyarakat dan menyebarkan hoaks yang menyerang Hillary Clinton. Kemudian dia akhirnya sadar atas kesalahan tersebut. 

Belakangan Facebook mengakui hal tersebut. Para agen Rusia disebutkan menggunakan Facebook untuk mengumumkan event atau menghimpun massa pada hajatan yang berkaitan dengan kampanye Pemilu Amerika Serikat pada 2016.

Dilansir Reuters, Facebook menyerahkan data adanya 129 event yang dibuat oleh para agen tersebut melalui jejaring media sosial terbesar di dunia ini. Hal itu disampaikan sebagai jawaban atas permintaan data yang diminta Kongres AS yang sedang menyelidiki dugaan campur tangan Rusia di Pemilu AS yang memenangkan Donald Trump sebagai Presiden. Sampai-sampai Facebook harus menghadap parlemen Negeri Paman Sam untuk menjelaskan hal ini. 

Dalam pengakuannya, dikutip dari New York Times, Facebook juga buka-bukaan, agen Rusia telah menggunakan Facebook untuk menyebarkan postingan dan iklan yang memecah belah publik dan mempolarisasi pemilih AS. Diperkirakan, sekitar 126 juta orang AS kemungkinan telah mengonsumsi konten yang diunggah agen Rusia selama dua tahun terakhir ini. 

"2017 merupakan tahun yang luar biasa bagi Facebook, tapi juga merupakan tahun yang berat. Pada 2018 ini, kami berfokus untuk memastikan Facebook tidak hanya menyenangkan untuk digunakan, tetapi juga bermanfaat bagi kesejahteraan orang dan juga masyarakat," ujar Zuckerberg. 

Hal lain yang disoroti oleh para pakar yakni, Facebook lebih asyik memonetisasi platformnya dan mengabaikan khitah sebagai jejaring sosial penghubung antarpengguna. 

Bisa dilihat dari  laporan pendapatannya pada kuartal keempat 2017, Facebook mendapatkan penghasilan dari iklan sebesar, US$26,8 miliar pada 2016 dan meningkat menjadi US$39,9 miliar pada 2017. Artinya pendapatan iklan Facebook meningkat 49 persen. 

Tren yang sama juga bisa dilihat dari pendapatan iklan Facebook pada kuartal terakhir 2016 yang meraup US$8,6 miliar dan naik menjadi US$12,7 miliar pada kuartal terakhir 2017. Artinya pendapatan iklan Facebook pada kuartal terakhir 2017 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, telah melonjak 48 persen. 

Pengajar School of Business Singapore University of Social Sciences, Adrian Yeow melihat perubahan itu menunjukkan, Facebook ingin fokus kembali pada kedekatan antarpengguna, perhatian dan keterlibatan penggunanya. 

"Mungkin ada kecenderungan di kalangan pengguna yang kehilangan kesabaran dengan Facebook. Mengingat kedekatan ini dimatikan oleh monetisasi yang terang-terangan  terhadap waktu dan perhatian mereka. Facebook harus mengatasi hal ini," jelas Yeow dikutip dari Channel News Asia.

Ilustrasi Facebook.

Berhasil atau tidak

Berusaha untuk menghadirkan kembali interaksi sosial yang lebih bermakna dengan mengubah algoritma, serasa mudah. Namun nyatanya langkah perubahan ini melahirkan tantangan. 

Sementara di sisi lain, Zuckerberg tidak menyebutkan siasat untuk menghadirkan interaksi yang lebih bermakna tersebut. Malahan, bos Facebook itu berpandangan interaksi sosial bermakna akan muncul dengan lebih sedikit menghabiskan waktu Facebookan. Dengan makin sedikit waktu di Facebook dan berbicara dan bercengkerama dengan orang sekitar, menurutnya, akan mempercepat sebuah interaksi sosial yang lebih bermakna. 

Dalam Laporan pendapatannya di kuartal keempat 2017 beberapa waktu lalu, Zuckerberg malah melihat penurunan pengguna untuk mengakses Facebook adalah pertanda bagus. Dampak algoritma baru diterapkan, pengguna Facebook yang mengakses platform itu kurang dari 50 juta jam per hari. Angka itu menurun 5 persen dari waktu yang dihabiskan pengguna pada aplikasi Facebook sebelumnya. 

Untuk menilai strategi perubahan algoritma itu akan berhasil atau tidak untuk membentuk kesejahteraan pengguna. 

Salah satu peneliti Asian Business Case Centre Universitas Teknologi Nanyang Singapura, Lim Wee Kiat berharap, algoritma baru dipakai Facebook dengan menitikberatkan pada norma. 

"Saya berharap algoritma yang digunakan perusahaan akan lebih diperhatikan dan mencerminkan lebih banyak norma masyarakat dibanding murni untuk memenuhi tujuan perusahaan," jelas Lim.

Dengan tujuan makin membuat sedikit pengguna terhubung di Facebook, salah satu pertaruhan Facebook yakni bakal kehilangan iklan. Sudah menjadi barang umum, iklan akan menyebut pada platform atau medium dengan trafik pengguna yang tinggi. 

Terkait dengan penurunan jumlah dan nilai iklan, bos Facebook merasa tidak khawatir. Baginya, dengan membantu orang terhubung lebih penting dibanding memaksa pengguna terus menerus menghabiskan waktunya di Facebook. Dia yakin dengan kekuatan interaksi sosial yang bermakna. 

"Kami pikir itu akan menjadi positif. Kami pikir ini akan membantu membuat masyarakat lebih kuat dalam jangka panjang, dan kami pikir ini akan baik untuk bisnis dalam jangka panjang," jelasnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya