Aroma Dendam dan Militansi

Trofi Liga Champions
Sumber :
  • REUTERS/Stefan Wermuth

VIVA – Tinggal empat tim yang tersisa di Liga Champions. Berarti, genderang perang gladiator Eropa sudah masuk semifinal.

Arsenal Tidak Boleh Hilang Kepercayaan Diri

Siapa lawan siapa, sudah diketahui. Lantas, ada yang bilang jika perang ini bertajuk adu kuda hitam dan perseteruan klub kaya raya.

Undian babak semifinal memang sudah dilangsungkan di markas besar UEFA, Nyon, Swiss, Jumat 13 April 20018. Apa hasilnya?

5 Fakta Menarik Jelang Duel Bayern Munich vs Arsenal di Liga Champions

Kejutan final kepagian. Sebab, Madrid yang berstatus juara bertahan harus berjumpa dengan penantang dari Bavaria, Bayern Munich. 

Sementara itu, laju kencang Liverpool bakal diadang militansi kawanan Serigala Ibu Kota, AS Roma. Meski tak terlalu banyak waktu jumpa, benih kebencian Roma kepada Liverpool sudah tertanam lebih dari tiga dasawarsa.

5 Fakta Menarik Jelang Duel Manchester City vs Real Madrid di Liga Champions

Anfield akan jadi medan pertempuran pertama Liverpool kontra Roma. Magis stadion kebesaran pasukan Merseyside Merah, dipastikan bakal jadi faktor yang diperhitungkan. Teriakan lantang The Kopites bakal jadi teror buat Roma.

Dalam duel lainnya, Bayern akan mencoba memanfaatkan magis pelatih legendaris, Jupp Heynckess. Untuk apa? Jelas, armada Die Roten sudah rindu mengangkat "Si Kuping" Besar.

Wajar memang. Sebab, Bayern terakhir kali jadi jawara Eropa pada musim 2012/2013. 

Tapi, Madrid sedang masa jayanya. Tim kebanggaan masyarakat ibu kota Spanyol belum genap setahun memecahkan rekor dalam sejarah Liga Champions. Ya, Cristiano Ronaldo cs sukses mencatat back to back winner

Gelar juara Madrid di musim 2016/2017, jadi yang kedua secara beruntun diraih. Sebab sebelumnya, Madrid juga membuktikan diri jadi yang paling sangar di Benua Biru.

Jadi, pasti akan ada cerita dan mungkin sejarah baru dalam fase ini. Mengiringi dua duel, VIVA mencoba merangkum berbagai data yang diperoleh dari berbagai sumber.

Adu Kuat Dua Raksasa

Bicara soal Madrid dan Bayern memang takkan pernah ada habisnya. Sebab, usia perseteruan keduanya sudah memasuki 40 tahun lebih. Meski Madrid punya gelar lebih banyak dari Bayern, bukan jaminan Keylor Navas cs bisa dengan mudah menaklukkan Bayern.

Dalam sepakbola modern, Bayern jelas salah satu tim paling berbahaya di Eropa. Buktinya, data UEFA.com menyebut jika Bayern lebih dominan dari Madrid. Sejak berjumpa pertama kali pada musim 1975/1976, sudah terjadi 22 pertandingan.

Megabintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo (kiri)

Catatannya, Bayern sukses memetik 11 kemenangan. Jumlah tersebut berada di atas Madrid, yang baru memenangi laga sebanyak 9 kali. Sisanya, berakhir seri.

Dendam saat ini jelas dipegang Bayern. Tentu, sebagai salah satu pesaing utama Madrid di Eropa, luka Bayern juga masih belum sembuh. Luka itu dibuat Madrid saat membuat Bayern luluh lantak di babak perempatfinal Liga Champions musim lalu.

Saat itu, Madrid mempecundangi Bayern di Allianz Arena, dan resmi mendepak The Bavarians setelah menang lagi di pertemuan kedua. Total agregat, Madrid menang telak 6-3 atas Bayern.

"Sebuah pertarungan para raksasa. Saya punya kenangan indah saat kami meraih treble winner (musim 2012/2013). Kami (saat itu) menghadapi Juventus dan Barcelona di kandang. Saya harap itu pertanda baik," kata Heynckess dikutip UEFA.com.

Pertandingan Bayern Munich kontra Real Madrid di ajang Liga Champions

Sementara itu, Madrid juga harus menunda istirahat. Bayern jadi lawan kuat ketiga Madrid, setelah Paris Saint-Germain (PSG) dan Juventus.

Legenda hidup Madrid, Emilio Butragueno, menegaskan jika Madrid tak bisa mengurangi kecepatan saat jumpa salah satu seteru abadi.

"Kami harus bisa mendapatkan hasil yang baik di Munich (Allianz Arena), dan membawanya ke (Santiago) Bernabeu. Pada tahap ini Anda tak bisa mengalah. Melakukan sesuatu demi mencapai partai final, tak apa lah," kata Butragueno.

"Sejauh ini, sangat sulit di Liga Champions musim ini, setelah undian bertemu Paris (Saint-Germain), Juventus, dan sekarang Bayern," katanya.

Siapa yang akan jadi pemenang di pertemuan pertama? Jawabannya ada saat Bayern menjamah Madrid di Allianz Arena, dalam laga leg 1 perempatfinal, 25 April 2018.

Tradisi Lawan Militansi

Belum berakhir cerita jelang semifinal Liga Champions 2017/2018. Duel lainnya mempertemukan Liverpool dan Roma. Sejarah apa yang lahir dari kedua tim di Liga Champions? Ada beberapa jawabannya.

Masih dari UEFA.com, Liverpool punya nama yang sangat harum di Eropa. The Reds, begitulah tim ini dijuluki. Sebuah tim dengan jumlah gelar Liga Champions paling banyak di Negeri Ratu Elizabeth. Liverpool terkenal dengan daya juangnya. 

Sebagian Anda tentu masih ingat final di Stadion Ali Sami Yen (Turk Telekom Arena) saat Liverpool menggagalkan misi juara AC Milan. Sudah tertinggal tiga gol, Liverpool bisa menyamakan kedudukan dan mengangkat trofi Liga Champions 2004/2005, lewat drama adu penalti.

Pertandingan Liverpool kontra AS Roma di ajang Piala Champions 1983/1984

Meski demikian, Juergen Klopp tak lantas takabur. Manajer Liverpool berpaspor Jerman itu sangat waspada dengan sepak terjang Edin Dzeko cs.

Masih segar dalam ingatan saat Roma mendepak  Barcelona bersama Lionel Messi-nya. Tertinggal 1-4 di Camp Nou, skuat I Lupi menerkam Barcelona tiga gol tanpa balas di Stadio Olimpico.

"Kalau ada yang menyebut hasil undian ini mudah, maka saya tidak bisa menolong orang itu. Itu berarti mereka tak melihat pertandingan kedua (Roma) melawan Barcelona," kata Klopp dikutip UEFA.com.

"(Pertandingan) leg kedua itu sangat luar biasa. Seharusnya mereka bisa menang empat sampai lima nol. Saya terkesan melihat apa yang mereka lakukan," ujarnya.

Pertandingan antara Liverpool melawan AS Roma

Sementara itu, sikap sama juga ditunjukkan kapten tim Roma, Daniele De Rossi. Salah satu pahlawan Roma lolos ke semifinal ini menaruh hormat kepada calon lawannya.

Sebab menurut De Rossi, Liverpool punya manajer top seperti Klopp. Meskipun, De Rossi yakin Roma bisa lolos ke final.

"Liverpool mengatakan hal yang sama seperti yang kami lakukan. Mereka bisa mengalahkan tim yang saya pikir merupakan favorit (juara). Mereka juga punya pelatih hebat seperti Barcelona dan Shakhtar (Donetsk). Kami sangat menghormati mereka. Tapi, kami tetap memiliki peluang," kata De Rossi.

Sejak bertemu pertama kali di musim 1983/1984, Liverpool dan Roma sudah lima kali saling jegal. Tercatat dua laga berakhir imbang, Liverpool unggul tipis dengan dua Kemenangan, sementara Roma menang satu kali.

Jadi, siapa yang akan berjaya? Liverpool dengan status raksasa Benua Biru? Atau Serigala Roma bisa menerkam Liverpool di kandangnya sendiri? Anfield akan jadi panggung pertarungan kedua tim pada 24 April 2018.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya