Destinasi Rinjani dan Ciletuh Jadi Pilihan Unesco

Geopark Ciletuh
Sumber :
  • ciletuhpalabuhanratugeopark.org

VIVA – Organisasi Pendidikan Keilmuwan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (Unesco) telah menetapkan Gunung Rinjani dan Geopark Ciletuh, Pelabuhanratu, sebagai Unesco Global Geoparks  atau geopark dunia dalam sidang Unesco Executive Board, Kamis 12 April lalu di Paris, Pracis.  

Sandiaga Uno Tegaskan Indonesia Aman Dikunjungi Wisatawan

Masuknya Gunung Rinjani dan Ciletuh dalam daftar geopark dunia tentu menjadi kebanggaan tersediri bagi rakyat Indonesia, karena akan mengukuhkan kedua destinasi tersebut sebagai destinasi wisata dunia. Keduanya terpilih bersama 11 geopark dunia lainnya yang terletak di Thailand, Vietnam, Jepang, Korea Selatan, China, Spanyol, Kanada, Belgia, Prancis, dan Tanzania.

Unesco Global Geoparks adalah kawasan wisata yang mempromosikan geodiversitas yang dibangun melalui inisiasi dan dikelola oleh masyarakat untuk meningkatkan pembangunan berkelanjutan regional, terutama melalui pariwisata berkelanjutan. Geopark mengintegrasikan prinsip-prinsip konservasi, dan rencana tata ruang eksisting pemerintah yang disusun atas masukan dan partisipasi masyarakat. 

Hore! Di Gunung Prau Sudah Ada Posko Kesehatan dan Musala

"Dewan eksekutif Unesco hari ini memberikan label Unesco Global Geoparks ke 13 situs yang menunjukkan keragaman geologi planet ini," kata Unesco dalam keterangannya. 

Di seluruh dunia saat ini ada 127 Unesco Global Geoparks di 35 negara. Sebelumnya Gunung Batur di Bali dan Gunung Sewu di Jawa Timur sudah lebih dulu ditetapkan sebagai Unesco Global Geoparks di 2015. 

Mengintip Wisata Batam, Hotel Mewah Hingga Banyak Pantai Indah

Geopark Gunung Batur, Bali.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, sangat gembira mendengar ditetapkannya Gunung Rinjani dan Geopark Ciletuh sebagai Unesco Global Geoparks. Menurut Menpar, semakin banyak pengakuan dunia yang mampir ke Indonesia, semakin menaikkan pamor Indonesia. 

Penetapan ini juga akan meningkatkan kujungan wisatawan ke kedua destinasi. Imbasnya tentu peningkatan perekonomian bagi masyarakat setempat. 

Bukan tanpa alasan Geopark Ciletuh mendapat pengakuan dunia. Faktanya geopark Ciletuh memiliki potensi alam dan budaya yang sangat besar. Ada lanskap gunung, air terjun, sawah, ladang, dan sungai yang berujung ke laut. 

Ciletuh juga dikelilingi hamparan alluvial dengan batuan unik dan pemandangan yang indah. Selain itu, ada juga punya pantai keren dengan ombak tinggi yang disukai para peselancar dunia. Pantai Cimaja bahkan sering terpilih sebagai lokasi lomba selancar berskala internasional. 

Sejarah baru

Curug Awang di Geopark Ciletuh, Sukabumi.

Penetapan Geopark Ciletuh ini telah menjadi sejarah baru bagi dunia pariwisata di Jawa Barat. Pemerintah Indonesia telah mengajukan Geopark Ciletuh sebagai geopark dunia ke Unesco sejak 2016, setelah Ciletuh ditetapkan menjadi geopark nasional.   

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, meminta komitmen semua pihak agar memelihara destinasi wisata yang telah ada. Terlebih syarat utama sebuah geopark internasional, yaitu pelestarian geodiversity, biodiversity, dan cultural diversity. 

"Kita harus terus pelihara kebersihannya, kelestarian alamnya. Dipelihara juga peninggalan-peninggalan geologinya, juga budayanya. Dan tentu infrastrukturnya terus diperbaiki, sarana-prasarana wisatanya terus dipenuhi," katanya.

Untuk infrastruktur jalan penghubung Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggelontorkan Rp96 miliar pada 2016 untuk ruas jalan dari pintu masuk Waluran ke geopark. Pada 2017 dibangun jalan dari pintu masuk Loji ke geopark sebesar Rp217 miliar. 

"Tahun ini kita membuat kawasan jalan dari arah pintu masuk Paltiga sebesar Rp90 miliar. Termasuk pembangunan bandara di Sukabumi, karena salah satu syarat geopark internasional itu, harus ada bandara dekat geopark dengan jarak tempuh maksimal tiga jam perjalanan," tutur Aher.

Bakal ada perubahan besar

Kemping di Gunung Rinjani, Lombok.

Sementara keindahan Geopark Gunung Rinjani memang tidak diragukan lagi. Kawasan ini memiliki beragam flora dan fauna, diperkaya dengan kebudayaan rakyat Lombok, yang masih mempertahankan aktivitas tradisional di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani.  

General Manager Geopark Rinjani, Chairul Mahsul, pun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pencapaian Rinjani sebagai geopark dunia tersebut. 

Dia mengatakan, secara de facto, Gunung Rinjani sudah masuk menjadi geopark dunia sejak ditunjuknya Nusa Tenggara Barat menjadi tuan rumah kegiatan Asia Pasific Geopark Network Symposium pada 2019. Namun pengumuman resminya dikeluarkan pada April 2018. Sedangkan penyerahan piagam sebagai anggota baru geopark dunia akan dilaksanakan di Italia, September 2018.

Dengan peningkatan status tersebut, bakal ada perubahan di Kawasan Gunung Rinjani. Salah satunya, kawasan Gunung Rinjani akan semakin dipromosikan ke masyarakat internasional. Termasuk juga di ratusan geopark dunia lainnya. Ini tentunya berimbas pada sektor pariwisata Nusa Tenggara Barat.

"Dengan masuknya Gunung Rinjani menjadi Unesco Global Geoparks tentu menjadi ajang promosi yang efektif terutama bagi sektor kepariwisataan NTB. Tentunya, akan semakin banyak wisatawan internasional yang tertarik untuk berkunjung Gunung Rinjani," ujarnya.

Ketua Harian Dewan Geopark, Misbahib Haraha, mengatakan pengembangan Rinjani akan fokus pada tiga pilar utama, yakni konservasi, edukasi, dan memperdayakan ekonomi masyarakat. 

Pemerintah setempat juga akan mendorong partisipasi masyarakat setempat untuk pengembangan pariwisata Taman Nasional Gunung Rinjani sehingga mereka dapat menikmati manfaat ekonomi dari pariwisata.

Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Muhammad Faozal, mengatakan, imbasnya selain peningkatan kunjungan wisata, juga membuka lapangan kerja portir, masyarakat punya homestay, kuliner, transportasi. 

"Semuanya hidup, dan timbulkan efek domino yang luar biasa," ujar Faozal.

Konsep wisata baru 

Pengembangan geopark atau taman dunia telah menjadi konsep wisata baru. Konsep geopark sendiri mengacu pada pengembangan kawasan yang memberikan pengaruh terhadap konservasi, edukasi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Diperkenalkan pertama kali oleh UNESCO pada 2000-an, geopark tidak hanya menjaga kelestarian alam, namun juga meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Indonesia mulai mengembangkan geopark sejak 2008. Saat ini Indonesia memiliki sekitar 40 geopark di berbagai provinsi, yang tengah dikembangkan sebagai kawasan geopark nasional. 

Pemerintah Indonesia telah memperkenalkan enam geopark nasional agar diakui sebagai geopark dunia kepada Unesco, termasuk Rinjani dan Ciletuh, sejak tiga tahun lalu. Empat geopark lainnya adalah Danau Toba di Sumatera Utara, Gunung Sewu di Jawa Barat, Geopark Merangin di Jambi, Geopark Maros-Pangkep di Sulawesi Selatan.

Danau Toba, Sumatera Utara

Semua pengembangan geopark nasional agar diakui menjadi geopark dunia oleh Unesco diharapkan memberi dampak positif bagi pariwisata dan perekonomian masyarakat setempat. Semakin banyak pengakuan dunia yang mampir ke Indonesia, semakin menaikkan pamor Indonesia dan meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara. 

Benchmark-nya adalah China dan Korea, yang berhasil mengembangkan geopark. China berhasil mengembangkan Yuntaishan Geopark semula tahun 2000 dikunjungi 200 ribu wisatawan, meningkat menjadi 1,25 juta wisatawan dengan perolehan devisa sebesar US$90 juta pada 2004, setelah dua tahun bergabung dengan Global Geoparks Unesco.

Begitu pula Jeju Island Geopark di Korea Selatan tahun 2011 dikunjungi tujuh juta wisatawan. Indonesia sendiri menargetkan 17 juta wisatawan asing di 2018. 

Namun, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan pemerintah dan masyarakat setempat untuk menjadikan enam geopark nasional tersebut dikenal dunia dan terpelihara keberagaman geologi, keberagaman hayati, dan budaya. 

  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya