Mudik Lebaran, Jangan Lupa Lancar dan Selamat

Kepadatan Arus Mudik 2018
Sumber :
  • ANTARA Foto/Akbar Nugroho Gumay

VIVA - Tidak terasa, Hari Raya Idul Fitri tahun ini segera tiba. Itu artinya sebagian dari masyarakat di tanah air ini kembali melaksanakan aktivitas mudik.

Organda Imbau Pengusaha Truk Taati Aturan Overload Muatan

Setelah bekerja, mencari nafkah, atau kegiatan-kegiatan lain di ibukota Jakarta, atau kota-kota lainnya, kini waktunya bagi mereka untuk menengok dan berkumpul dengan keluarga di kampung halaman, melepas rasa rindu. Suasana gembira tentunya menyelimuti mereka yang hendak mudik yang bila dihitung sampai Minggu, 10 Juni 2018, sudah memasuki H-5 tersebut dengan catatan lebaran jatuh pada Jumat, 15 Juni 2018.

Demi pulang kampung dan bertemu keluarga ini, para pemudik pun menggunakan berbagai jenis moda transportasi, baik darat dengan menggunakan sepeda motor, mobil, bus, kereta api, bahkan sepeda biasa. Lalu laut, dengan menggunakan kapal, atau udara dengan menggunakan pesawat terbang.

KAI Klaim 'Zero Accident' Selama Mudik Lebaran 2018

Baca juga: 4 Aplikasi Ini Kawal Mudik Anda

Dari data Dirjen Udara Kementerian Perhubungan, sampai H-6, tercatat penumpang pesawat terbang mencapai 303.023 jiwa. Jumlah itu meningkat 12,56 persen jika dibandingkan dengan tahun 2017 yang mencapai 269.209 penumpang.

Sepanjang Musim Mudik 2018, KAI Angkut 6,2 Juta Penumpang

Lalu dari moda transportasi laut, sejak Kamis, 7 Juni 2018 hingga Minggu, 10 Juni 2018, pemudik yang telah menyeberang dari Pelabuhan Merak menuju Bakauheni berjumlah 385.078 orang.

Sedangkan sejak H-8 hingga H-6, kemarin, untuk kendaraan pribadi yang lewat jalan tol naik sekitar 44 persen. Tiga hari itu dianggap sebagai puncak untuk jalur darat. Titik kepadatan yang paling tinggi adalah jalur dari Cikampek ke arah Pamanukan.

Antrean kendaraan  di pintu Tol Cipali.

Kepala Sub Direktorat Pengawalan dan Patroli Jalan Raya Korlantas Polri, Kombes Pol Bambang Sentot Widodo, sebelumnya memprediksi ada penambahan puncak arus mudik lebaran yaitu pada 8, 9, 12, dan 13 Juni, karena bertambahnya cuti bersama. Prediksi serupa juga disampaikan Kepala Harian Posko Mudik Kementerian Perhubungan, Hindro Surahmat. Menurutnya, puncak arus mudik terjadi pada H-3 atau Selasa, 12 Juni 2018.

Beberapa kebijakan diambil untuk mengurai kemacetan di jalur darat khususnya jalan tol terutama di Tol Cipali, yang mulai sangat padat pada Minggu, 10 Juni 2018, seperti melakukan sistem contra flow.

Sistem khusus juga dilakukan di jalan menuju Jawa Tengah, yakni dari Batang ke Semarang. Di sana, kepadatan terjadi karena pengerjaan jalan di Kali Kuto yang masih belum rampung. Petugas pun memutarkan kendaraan-kendaraan pemudik sampai menuju masuk Gringsing.

"Trafik manajemennya sudah disesuaikan Korlantas. Jadi konfliknya hanya dua dari yang keluar tol sama yang arah timurnya," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Sugihardjo, di Posko Arus Mudik Kemenhub, di Gedung Kemenhub Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Minggu, 10 Juni 2018.

Jembatan Kali Kenteng

Imbauan khusus juga disampaikan Sugihardjo kepada para pemudik yang melewati ruas tol fungsional, dari Salatiga menuju Surakarta. Alasannya karena ruasnya agak menanjak dan membahayakan mereka. Lokasi tepatnya di jembatan Kali Kenteng.

"Kami juga mengimbau masyarakat yang dari Salatiga ke Surakarta, ada jembatan Kali Kenteng. Itu jalur alternatif gradiannya cukup tinggi," kata Sugihardjo.

Mengingat jalan yang terlalu menanjak itu, tidak semua kendaraan bisa melewatinya. Maka dilakukan penyeleksian kendaraan mana yang layak dan mana yang tidak diizinkan. Dia mengatakan, di ruas itu ada petugas yang berjaga yang akan melihat apakah kendaraan itu dizinkan atau tidak.

"Jadi kendaraan-kendaraan yang performancing-nya sudah turun tidak kita sarankan lewat situ. Pasti kendaraan berat enggak, kendaraan yang sudah tua umurnya ya tidak lewat situ takutnya mundur, gradiannya kan cukup tinggi," katanya.

Sorot Mobil Mudik - Sejumlah mobil melaju di Tol Bawen-Salatiga

Dalam sebuah rekaman video yang ditautkan Diskominfo Jateng memang terlihat detik-detik mobil berkapasitas mesin kecil yang mengalami kesulitan saat melaju di tanjakan ini.

Tampak dalam video mobil merek Daihatsu Ayla itu, berusaha memacu tenaga untuk bisa melewati tanjakan itu. Tapi, meski sudah ambil ancang-ancang dari bawah, tetap saja, mobil berkapasitas 998 cc itu tak berdaya menaklukkan tanjakan.

Bahkan, mobil nyaris saja mundur lagi dan membahayakan pengemudinya. Petugas kepolisian terpaksa berlari menyelamatkan mobil dengan cara mengganjal bannya agar mobil tak mundur lagi.

(Baca juga: Kementerian PUPR: Tanjakan Kali Kenteng Aman Dilintasi).

Terkait dengan kemacetan dalam perjalanan mudik dan untuk menghindari kebosanan, para pemudik juga bisa melakukan setidaknya enam hal yaitu membawa beberapa jenis lagu atau dvd favorit, menyinggahi beberapa destinasi di jalur mudik, menyulap bagian belakang mobil menjadi kamar, menciptakan suasana menyenangkan, mengabadikan berbagai momen menarik, membawa beberapa permainan untuk menghilangkan kebosanan.

Soliditas pemerintah

Dalam menghadapi momen ini, pemerintah dan para pihak berwenang termasuk kepolisian memang sudah jauh-jauh hari menyiapkan diri. Kepala Korps Lalu Lintas Polri (Korlantas) Inspektur Jenderal Pol Royke Lumowa mengungkapkan lima langkah yang perlu dilakukan agar arus mudik pada Idul Fitri 1439 Hijriah ini dapat berjalan dengan lancar. Pertama, harus ada keterpaduan antara instansi pemerintah.

"Kita semua harus betul-betul melekat dan lengket. Semua atas nama pemerintah. Kalau berhasil atas nama pemerintah dan kalau tak berhasil sama-sama juga tanggung jawab. Harus betul-betul sama-sama memikul jadi ringan," kata Royke.

Kedua, menurut Royke, perlunya memaksimalkan semua moda transportasi, darat, laut, dan udara. Selain itu, bisa dilakukan mudik bersama untuk mengurangi angka penggunaan kendaraan pribadi.

Kakorlantas Polri Irjen Pol Royke Lumowa tinjau  tol fungsional Batang-Semarang

Ketiga, infrastruktur lalu lintas harus siap dan bebas hambatan. "Kami juga cek terus. Kami survei terus. Kalau tidak dicek, ya sudah. Misalkan, jembatan belum jadi, terus menimbulkan macet. Kalau begitu dikerahkan 100 polantas pun tetap tak bisa atasi macet," ujarnya.

Keempat, yaitu perlunya kesiapan tempat istirahat atau rest area di seluruh titik yang menjadi jalur mudik. Dalam tempat istirahat tersebut, setidaknya terdapat tiga fasilitas di antaranya stasiun pengisian bahan bakar, toilet, dan rumah makan.

Kelima, Royke menambahkan, terkait pemberitaan dan informasi juga turut menjadi hal penting yang perlu diperhatikan agar mudik berjalan dengan lancar. Masyarakat perlu penyajian informasi yang benar dan akurat, terkait situasi dan kondisi terkini jalur yang akan dilalui. Untuk itu, Korlantas memiliki aplikasi resmi untuk para pemudik.

"Kami telah keluarkan aplikasi mudik di gadget. Tahun ini kami upgrade. Jadi bisa tahu di mana rest area, pom bensin dan lain-lain sehingga info jalan menjadi komplet," ujarnya.

Jangan lupa selamat

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengingatkan agar pemudik menjaga keselamatan dengan tidak menggunakan motor untuk ke kampung halaman mereka. Dia menyebut potensi terjadi kecelakaan tinggi jika menggunakan motor jarak jauh.

"Dalam tiga hari mudik (kemarin), kenaikan angka kendaraan roda empat naik pesat kurang lebih hampir 40 persen, yang menggunakan motor turun kurang lebih 12 persen. Kecelakaan dalam tiga hari itu relatif turun kurang lebih 30-40 persen," ujarnya.

Hal ini sejalan dengan pesan Direktur Registrasi Identifikasi Korlantas Polri, Brigjen Halim Pagarra, yang tidak merekomendasikan sepeda motor digunakan jarak jauh. Dia menyampaikan sepeda motor tidak direkomendasikan untuk angkutan umum, apalagi mudik bareng. Terlebih, berdasarkan data dari kepolisian, kecelakaan maupun pelanggaran didominasi dari sepeda motor.

Mudik menggunakan motor.

Pemudik yang menggunakan motor juga kerap melanggar seperti melawan arus, mengangkut penumpang lebih dari dua orang. Misalnya, satu keluarga harusnya motor tersebut cukup untuk bapak dan ibu, namun masih ditambah anak-anak dan barang bawaan.

Namun, dengan imbauan dan berbagai cara yang dilakukan kepolisian, akhirnya ada penurunan sekian persen penggunaan sepeda motor untuk mudik tahun ini.

"Banyak difasilitasi pemerintah dan saya tinjau ke Tanjung Priok, banyak kendaraan dilewati kapal," kata Halim yang juga mantan Dirlantas Polda Metro Jaya itu.

Selain itu, Direktur Pembinaan Keselamatan Kemenhub, Ahmad Yani, juga memberikan perhatian khusus pada insiden pelemparan batu dari Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di km 6 Tol Jakarta-Cikampek dengan arah menuju Cikampek hingga mengakibatkan korban tewas. Mereka meminta pengelola tol ke depannya dapat memasang kamera pengawas atau CCTV pada setiap JPO yang ada di ruas jalan tol agar diketahui siapa orang-orang jahil yang melakukan perbuatan keji tersebut.

"Tingkatkan kewaspadaan juga. Jangan sampai mudik ini berujung maut. Kami tidak mau hal itu terjadi, harus mudik aman dan nyaman," tutur Yani. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya