Syiar Perdamaian Sabyan Gambus

Band Gambus, Sabyan
Sumber :
  • Youtube Sabyan Official

VIVA – Sabyan Gambus sedang menjadi primadona. Grup musik yang beranggotakan enam orang jebolan pesantren ini membawakan lagu-lagu cover yang laris manis di YouTube. Ya Habibal Qolbi misalnya. Per hari ini, sudah meraup angka 164 juta viewer di usia tayang 5 bulan saja. Sementara Deen Assalam yang diunggah 1 bulan lalu, tak kalah gemilang dengan mengantongi angka 91 juta kali diputar. Begitu juga lagu-lagu lain, selalu tembus angka jutaan dalam waktu relatif singkat.

Eca Aura Bikin Pangling Tampil Pakai Hijab, Mirip Banget Sama Nissa Sabyan

Belakangan, Sabyan juga kebanjiran job manggung. Dalam wawancara di stasiun televisi, Ayus (pendiri Sabyan) mengatakan, bahwa grupnya bisa tampil di berbagai kota, tujuh kali dalam seminggu. Pantauan dari live Instastory Sabyan Gambus, aksi Sabyan selalu ramai dan padat penonton.  
 
Popularitas Sabyan memunculkan fenomena tersendiri. Puncaknya pada bulan Puasa 2018 lalu. Bukan hanya di pusat-pusat perbelanjaan lagu-lagu Sabyan dimainkan. Di rumah-rumah, restoran-restoran, bandara, terminal, dan di telinga individu-individu yang terpasang alat dengar (headset), mengalun suara khas Nissa diiringi aransemen musik kekinian. Nissa adalah vokalis utama Sabyan.
 
Dari enam personel Sabyan, yaitu Ayus (keyboardist), Anisa Rahma (vokalis dua), Kamal (pemain gendang), Tebe (pemain biola), dan Sofwan (MC), Nissa adalah yang paling menyedot perhatian. Cantik dan bersuara merdu, menjadi paket lengkap yang dimiliki dara 17 tahun itu sebagai penyanyi. Beberapa penggemar Sabyan pun mengakui bahwa tertarik pada Sabyan karena melihat wajah Nissa yang teduh, dan sholawat yang dilantunkannya membawa kedamaian di hati.  

Sabyan
 
Bak selebritis, tak heran jika Nissa mempunyai banyak penggemar sendiri. Pengikut Instagram-nya kini mencapai 3,3 juta, dua kali lebih banyak ketimbang follower akun resmi Sabyan Gambus. Wajah Nissa juga sering menghiasi situs-situs media. Gaya berbusana dan paras ayu-nya kerap menjadi sorotan.  

Ayus dan Nissa Sabyan Unggah Foto Berdua, Ririe Fairus Kedapatan Seperti Ini

Dari Orkes Pernikahan

Grup musik Gambus Sabyan awalnya dibentuk dengan konsep musik untuk acara pernikahan. Nissa belum direkrut menjadi vokalis kala itu. Seiring berjalannya waktu, Ayus mencari vokalis untuk Sabyan yang dapat menyanyikan berbagai jenis lagu, sehingga bertemu dengan Nissa, dan memutuskan mengajaknya bergabung.

Diduga Dipanggil Ayang Saat Latihan, Ayus-Nissa Sabyan Mulai Go Public?

Ketenaran Sabyan tidak diperoleh secara instan. Di masa ‘babat alas’, Sabyan pernah tampil tanpa dibayar, alias hanya ucapan terima kasih. Namun kini, manisnya perjalanan sebagai musisi dipetik Sabyan, dengan bayaran sekali manggung mencapai Rp40 juta.

Menyinggung soal musik gambus, yaitu jenis musik dengan instrumen seperti kecapi yang berasal dari Timur Tengah. Dijelaskan Ayus, ia memilih bermain musik gambus karena faktor lingkungan. Sumber menyebutkan, bahwa Sabyan adalah anak-anak muda yang mendapat pendidikan sebagai santri. 

Vokalis Sabyan, Nissa
Beberapa lagu yang dinyanyikan Sabyan bukan karya asli. Mereka meng-cover syair qasidah yang kemudian diracik dengan aransemen musik kekinian. Syair-syair qasidah itu sudah cukup dikenal di kalangan pesantren, namun asing bagi masyarakat umum. Agaknya Sabyan jeli memilih syair yang berpotensi diterima berbagai kalangan.  
 
Misalnya, Deen Assalam yang berarti agama perdamaian. Liriknya membawa pesan toleransi. Sabyan seolah sengaja menghadirkan Deen Assalam di tengah-tengah isu intoleransi yang menguat dan menjadi masalah bangsa Indonesia. Sabyan seakan tahu, ini adalah waktu yang tepat menyampaikan betapa menghargai perbedaan diperlukan agar hidup menjadi bahagia. Sebaliknya, dunia akan kacau balau dan hati terasa sempit apabila tanpa ada rasa saling menghormati.  

Berikut ini kutipan liriknya.
 
Deen Assalam (Agama Perdamaian)
 
Kala ha dil ar maa taq fi masahat
Seluruh bumi ini akan terasa sempit
 
La u na hasib la sama hat
jika kita hidup tanpa toleransi
 
Wan ta ayas na bahb
namun jika hidup dengan perasaan cinta
 
La ta ghay kal ar tha nas kan kal ya ghar
meski bumi sempit kita kan bahagia
 
Ab ta hayat wab salaam
melalui perilaku mulia dan damai
 
An syaru wah lal kalam
sebarkanlah ucapan yang manis 
 
Zay nu dini yakh te rabb
hiasilah dunia dengan sikap yang hormat

Ab ma habbat wab ta sam
dengan cinta dan senyuman
 
An syaru ba anil ana
sebarkanlah diantara insan
 
Ha da hud deen as salaam
Inilah Islam agama perdamaian  
 
Wakil Presiden Jusuf Kalla bahkan mengunggah video di Instagram ketika ia mendengarkan lagu Deen Assalam ini dari YouTube melalui ponsel.

Tak hanya  Deen Assalam, lagu-lagu Sabyan lainnya juga mudah menyentuh hati. Lirik berbahasa Arab sepertinya bukan kendala bagi para pendengar, baik dari kalangan Muslim maupun non Muslim. Lagipula di era kemajuan teknologi seperti sekarang, mudah untuk menemukan arti suatu bahasa asing dengan bantuan aplikasi.

Di samping itu, Sabyan memiliki ujung tombak yang magnetis dan ikonik, yaitu Nissa sang vokalis utama. Tak dimungkiri Nissa memang memiliki kharisma dan karakter suara yang khas.  

Tanpa Kompetitor

Setiap lagu yang diunggah Sabyan selalu menjadi viral. Padahal ini bukan kali pertama penyanyi, baik solo maupun grup, membawakan lagu bernuansa religi. Beberapa tahun lalu, solois berkebangsaan Swedia, Maher Zain, sempat merebut hati pencinta musik Islami di Tanah Air. Namun, penerimaan masyarakat pada Maher Zain tak seterbuka seperti pada Sabyan.

Kala itu, peminat Maher Zain adalah kalangan yang telah tersentuh dengan nilai-nilai Islam yang cukup kuat. Dengan kata lain, fans Maher Zain, adalah golongan tertentu yang memang sudah religius. Akan tetapi Sabyan, seolah mampu merangkul dan mempersatukan semua elemen masyarakat, religius maupun nonreligius, dalam musikalitas yang ia sodorkan. Jelas lagu-lagunya membawa pesan Islam, namun pemeluk agama selain Islam, begitu mudah masuk dan betah menjadi pendengar.

Padahal, demi memanjakan telinga pendengar di Indonesia, tembang-tembang Maher Zain yang mayoritas berbahasa asing (Arab, Inggris) diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia, lagu Insya Allah misalnya. Demikian pula penyanyi dan lagu religi Islami asli asal Indonesia, penetrasinya tak se-viral Sabyan.  

Nissa Sabyan
 
Adib Hidayat, pengamat musik, mengomentari terkait mudahnya sebuah karya musik menjadi booming di masyarakat. Menurutnya, takdir ketenaran lagu tersebut adalah misteri yang tak dapat dipecahkan.

“Kalau menurut saya, sebuah lagu bisa nge-hits atau tidak, itu misteri yang tidak bisa dipecahkan. Artinya, tidak ada metode yang paling pas, bagaimana sebuah lagu, yang memiliki notasi tertentu, komposisi tertentu, yang dianggap ini pasti menarik,” katanya pada VIVA, Kamis, 21 Juni 2018.

Namun, Adib menegaskan, ada beberapa faktor di balik sebuah lagu bisa menjadi viral. “Faktornya bisa jadi waktunya tepat, atau ketika kompetitor atau yang lain, tidak mengeluarkan rilis yang akhirnya bisa diterima di masyarakat dan diterima dengan baik,” ujar Adib menambahkan.

Ia mengamati, bahwa belakangan ini sangat jarang artis mengeluarkan album religi, sehingga bisa jadi Sabyan menjadi satu-satunya musisi yang membawa pesan agama, “Dari nama-nama (artis/musisi) yang populer itu jarang sekali yang ada. Kalaupun ada, tidak menjadi hits,” kata Adib.

Posisi Sabyan bertengger sebagai musisi religi pembawa pesan-pesan perdamaian, dinilai Adib tanpa pesaing. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor Sabyan sukses merebut hati masyarakat. “Kalau kita menyebut nama, susah kan mencari kelompok anak muda yang membawakan lagu religi, di usia mereka. Ketika mereka muncul ya langsung menjadi viral,” ujarnya menjelaskan.

Sabyan kini tengah menikmati fase popularitas. Karya mereka memiliki tempat di hati para penggemar. Bukan sekadar hiburan dari sebuah lagu, Sabyan menggaungkan makna: perdamaian, cinta kasih, saling menghormati, perilaku mulia, kesadaran sebagai makhluk agar mengingat Sang Pencipta, serta pesan-pesan positif lain.

Ketimbang lagu percintaan, Sabyan memilih salawat, yang artinya ucapan salam dan selamat pada Nabi Muhammad SAW. Dalam keyakinan Muslim, salawat mampu menghadirkan efek damai di hati yang membacanya, serta bagi alam semesta. Sebagaimana Muhammad SAW diutus untuk membawa rahmat dan kasih sayang universal.
 
Sebagai alumni pesantren, Sabyan agaknya paham bahwa pesan damai yang diusung Wali Songo dalam syiar agama Islam dahulu kala, salah satunya melalui jalur musik. Seperti Sunan Bonang, ia berdakwah dan menarik simpati rakyat dengan gamelan. Musik memang membuat siapa saja mudah mencair. Dengan begitu, masyarakat belajar tentang nilai-nilai keluhuran dengan cara yang menyenangkan, tanpa paksaan. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya