Mukjizat dan Kekuatan Mimpi Juara Olimpiade Berdarah Jawa

Ranomi Kromowidjojo
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Ranomi Kromowidjojo merupakan sosok yang tak bisa dianggap remeh dalam renang internasional. Sudah berbagai prestasi diraih Ranomi dalam segala ajang berskala dunia.

SOIna Dapat Dukungan 'Senjata' Baru, Atlet Disabilitas Siap Harumkan Indonesia

Kejuaraan dunia hingga Olimpiade sudah ditaklukkan Ranomi. Prestasi terbaiknya pada Olimpiade 2012, London.

Saat itu, Ranomi mampu menyabet dua medali emas. Yakni lewat nomor individu 50 meter dan 100 meter gaya bebas.

Kisah Cinta Susy Susanti dan Alan Budikusuma, dari Raket Turun ke Hati

Menjadi menarik karena sebenarnya nomor individu bukan andalan Ranomi. Dan selama ini, perenang 27 tahun tersebut dikenal sebagai ahli dalam renang estafet.

Di balik berbagai prestasinya itu, terdapat kisah pilu yang menyelimuti Ranomi. 2010 silam, ketika Ranomi sedang melakoni pemusatan latihan bersama tim renang Belanda di Pulau Canary, virus menyerangnya.

Ketika Indonesia Bikin Sejarah Olimpiade Lewat Olahraga Sunnah Rasul

Dia pun terkena meningitis dan harus dirawat secara intensif. Hebatnya, Ranomi mampu bertahan.

Penyakitnya sembuh dan setahun kemudian, Ranomi berhasil menjadi yang terbaik di Kejuaraan Dunia.

VIVA mendapatkan kehormatan saat menerima kunjungan Ranomi pada pekan lalu. Lewat kesempatan itu, Ranomi bersedia untuk menceritakan kisah masa lalunya dan trik untuk meraih berbagai prestasi.

Tak lupa, Ranomi juga mengungkapkan silsilah keluarganya yang masih berasal dari Indonesia.

Berikut petikan wawancara VIVA dengan Ranomi:

Ini kali pertama Anda datang ke Indonesia?

Benar. Saya baru pertama kali ke Indonesia dan punya kesempatan di tahun ini.

Senang rasanya bisa berada di sini. Udaranya panas, tapi tidak terlalu menyengat.

Lalu lintas, ya lumayan. Saya menikmatinya. Meski, perjalanan dari satu tempat ke tempat lain harus memakan waktu lama karena kepadatannya.

Anda punya darah Indonesia, dari mana itu berasal?

Leluhur saya merupakan orang Probolinggo dan Banyumas. Kakek dan nenek saya berasal dari sana.

Sebenarnya, saya belum pernah ke sana. Belum pernah ada kesempatan.

Pasti, satu hari nanti saya akan ke sana. Saya mau ke sana dengan membawa keluarga, mengunjungi tanah leluhur.

Terkait sejarah leluhur, apakah Anda tahu?

Kakek saya merantau ke Suriname, 90 tahun lalu. Dia menjadi pekerja kontrak di sana.

Berharap ada perbaikan taraf hidup. Setelah Suriname merdeka, beliau pindah dan keluarga kami hidup di berbagai negara.

Hingga akhirnya, kami menetap di Belanda sampai sekarang.

Anda sudah pernah coba makanan asli Indonesia?

Nenek saya adalah koki yang hebat. Dia sering masak makanan Indonesia. Saya tahu soto ayam, sate, nasi goreng, dan lainnya.

Berbagai macam makanan Indonesia sempat saya coba di Belanda. Saya juga pernah coba memasaknya.

Tapi, rasanya kalah dari buatan nenek saya. Dan, baru saat datang ke Indonesia, saya coba soto ayam yang asli. Ternyata, rasanya lebih enak.

Masih adakah tradisi Indonesia yang sering keluarga lakukan?

Ya, tentu. Ketika Idul Fitri, hari raya umat muslim, kami melakukan tradisi yang disebut Bodho.

Banyak makanan khas yang tersaji di atas meja makan. Saya, meski tak merayakannya, ikut serta meramaikan.

Rasanya begitu spesial berada di keluarga seperti ini. Saya bangga akan darah Indonesia ini.

Darah Indonesia Anda berasal dari Pulau Jawa. Anda bisa bahasa Jawa?

Kakek, nenek, dan ayah saya, dulu kerap bicara bahasa Jawa. Tapi, saya tak bisa dan tak mengerti. Rasanya seru sekali, hahahahaha....

Nama Anda tak umum dalam pergaulan di Eropa. Adakah pengalaman lucu yang pernah Anda alami?

Orang selalu bingung mengucapkan nama belakang saya. Kromowidjojo, mereka selalu bingung menyebutnya.

"Kromo... Kromo... bagaimana menyebutnya," itu kerap saya dengar ketika saat bertanding.

Saya pun sempat kesulitan mengeja nama saya. Tapi, sekarang saya sudah percaya diri menyebut nama saya dengan benar, hahahaha....

Ranomi Kromowidjojo

Anda pernah berada dalam kesulitan. Di 2010, Anda terserang meningitis. Bagaimana Anda bisa bertahan dan sembuh?

Saya tak ingat bagaimana cara saya bertahan. Tapi, saya bersyukur bisa sembuh dari penyakit itu.

Orangtua saya menjadi yang paling berjasa. Mereka membantu saya keluar dari kesulitan.

Pun dengan kakak saya. Beruntung sekali, memiliki keluarga yang hebat.

Setahun setelahnya, Anda jadi jawara di Kejuaraan Dunia. Kemudian, Anda juara di Olimpiade 2012. Itu luar biasa. Apakah dua tahun itu jadi momen terbaik dalam karier Anda?

Olimpiade 2012 menjadi momen yang terbaik bagi saya. Itu kali pertama saya juara di nomor individu.

Bukan cuma satu, tapi dua medali emas saya raih. Rekor Olimpiade juga sempat saya pecahkan.

Rasanya begitu spesial dan saya bersyukur bisa mencatatkan prestasi itu.

Perenang Belanda, Ranomi Kromowidjojo meraih medali emas Olimpiade 2012

Ada trik khusus yang bisa Anda bagikan kepada perenang Indonesia agar bisa sukses?

Intinya, percaya diri. Yakin dengan kemampuan Anda. Percaya pada mimpi Anda.

Kekuatan mimpi begitu besar. Tapi, imbangi dengan kerja keras, dedikasi, dan semangat juang yang tinggi.

Talenta penting. Tapi, percayalah. Tanpa adanya usaha dan kerja keras, Anda tak bisa meraih prestasi maksimal. Talenta saja tak cukup.

Seperti juga perenang Indonesia punya potensi. Saya yakin mereka bisa berprestasi. Kejar mimpi Anda, jangan menyerah untuk meraihnya. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya