Wukuf, Kepedulian Sosial dan Perdamaian

Suasana di Mina menjelang Wukuf di Arafah
Sumber :
  • REUTERS/Zohra Bensemra

VIVA – Sekitar tiga juta jemaah haji dari seluruh dunia berkumpul di Arafah, Senin 20 Agustus 2018 yang di Arab Saudi bertepatan dengan tanggal 9 Dzulhijah 1439 Hijriyah. Mereka melakukan wukuf sebagai salah satu rukun haji. Dalam momen itu, jutaan jemaah memohon ampun dan memanjatkan doa kepada Sang Khaliq.

Menag Dorong Layanan Haji Ramah Lansia hingga Umrah Backpacker

Wukuf juga menjadi kesempatan bagi 221 ribu jemaah haji asal Indonesia untuk berserah diri di Padang Arafah. Mereka bermunajat, memohon ampunan, berdoa dan berharap ridho Allah.

Menteri Agama Lukman Hakim Saefudin menyebut, wukuf adalah momen terbaik untuk memanjatkan doa. "Kita harus menjaga diri agar peluang emas itu bisa kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya agar kita tidak melewatkan momen terbaik," ujarnya.

7 Amalan di Bulan Ramadhan dengan Pahala Setara Haji

Menag juga mengingatkan, bahwa Allah membanggakan umat-Nya yang bersusah payah hadir dari berbagai penjuru dunia untuk memohon ampunan-Nya. “Oleh karenanya, Allah kemudian mendekat kepada hamba-Nya di Hari Arafah, dengan menurunkan rahmat, kemuliaan dan maghfirah-Nya,” ujarnya menambahkan.

Selain itu, saat wukuf jemaah berada pada dimensi ruang dan waktu yang sangat istimewa. Karenanya, Menag meminta untuk mendoakan bangsa dan negara Indonesia agar selalu mendapat perlindungan dari Allah SWT.

Keinginan Habib Hasan Bin Jafar Assegaf Sebelum Wafat, Berencana Naik Haji Lagi Tahun Ini

“Semoga kita juga dihindarkan dari cobaan dan bencana, perselisihan dan permusuhan serta ditingkatkan rasa persaudaraan demi terpeliharanya keutuhan NKRI.”

Amirul Haj juga meminta agar jemaah mendoakan warga Lombok yang tengah mendapat musibah gempa bumi.

Jemaah haji Indonesia sudah berada di Arafah untuk persiapan Wukuf

Syarat Jadi Mabrur

Mendapat predikat mabrur adalah impian jemaah haji yang tengah menjalankan rukun Islam kelima di Tanah Suci. Mereka akan mengejar puncak ibadah, yakni wukuf dan amalan-amalan lainnya yang sesuai dengan tuntunan haji.

Namun, melakukan ibadah wajib dan sunah dalam rangkaian haji saja tidak cukup. Jemaah haji, tak terkecuali Jemaah asal Indonesia harus memiliki rasa sosial tinggi atau habluminannas kepada sesama.

"Semua yang berada di sini berkepentingan untuk mendapatkan haji mabrur. Ketika ditanya tanda-tanda haji mabrur, Rasulullah SAW menjawabnya dengan dua hal yakni memberi makan orang miskin dan menebar salam. Memberi makan fakir miskin adalah simbol kepedulian, dan menebar salam adalah simbol kedamaian," ujar Menag dalam sambutannya sebelum wukuf.

Menag meminta, sepulangnya dari Tanah suci,  jemaah haji bisa berbuat lebih baik di Tanah Air. "Karena itu, bila ingin mendapat haji mabrur dengan balasan surga, maka wujudkan kepedulian sosial, dan tebarkan kedamaian di tengah masyarakat setelah kembali ke Tanah Air," ujarnya berharap.

Di akhir sambutan Menteri Lukman mengajak jemaah haji untuk memanfaatkan keberadaan di Tanah Suci dengan memperbanyak amal ibadah yang dapat memperkuat keimanan dan ketakwaan.

"Semoga Allah menerima segala amal ibadah kita, mengabulkan segala permohonan hamba-Nya dan menjadikan haji kita mabrur. Kita berdoa semoga seluruh jemaah haji Indonesia dapat kembali ke Tanah Air dalam keadaan sehat walafiat, meraih rahmat dan maghfirah dari Allah SWT." 

Posko Kesehatan 

Fase Armina menjadi puncak haji bagi seluruh jemaah haji. Begitu pula halnya dengan kesehatan. Ini menjadi momen paling penting yang perlu disiapkan. Tim kesehatan telah menyusun strategi khusus untuk kesehatan jemaah dalam fase Arafah Muzdalifah dan Mina (Armina).

Koordinator Tim Gerak Cepat dr. Jerry N. Pattimura mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah pos kesehatan di masing-masing tempat. “Kami menyiapkan satu pos kesehatan besar di Arafah dan enam pos kesehatan satelit yang tersebar di beberapa maktab yang ada di Arafah,” kata Jerry.

Pos kesehatan satelit ini berfungsi agar jemaah dapat lebih dekat untuk meminta bantuan kesehatan terutama apabila ada kondisi kegawatdaruratan atau membutuhkan reaksi yang lebih cepat.

“Di sepanjang jalur Muzdalifah disiapkan 11 pos kesehatan. Sementara di Mina sudah disiapkan dua pos kesehatan besar di depan pintu terowongan Mina (terowongan Muaisim)  dan di Mina Jadid,” katanya menambahkan.

Posko klinik kesehatan haji di Arafah, Mekah

Di pos kesehatan besar ini dapat dilakukan rawat observasi. Kemenkes RI telah menyiapkan alat kesehatan yang cukup lengkap. Namun Apabila ada penyakit yang tidak bisa ditanggulangi maka jemaah yang sakit akan segera dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi terdekat.

Sementara, di sepanjang jalur Jamarat juga disiapkan 10 pos mobile. Jerry menjelaskan, pengendalian kesehatan di Armina ini sudah disiapkan jauh-jauh hari. Tim Gerak Cepat dibantu Tim Promotif Preventif telah melakukan edukasi kepada jemaah. Karena, pencegahan lebih penting dibanding mengobati.

"TPP telah memberikan alat pelindung diri (APD) yang akan mencegah banyak sekali masalah-masalah kesehatan. Karena masalah kesehatan yang timbul sebenarnya dari faktor risiko yang ada seperti kelelahan ataupun cuaca. Ini bisa kita minimalkan bila jemaah patuh menggunakan APD dan mengikuti saran TKHI (Tenaga Kesehatan Haji Indonesia)- nya."

Menteri Agama menyempatkan memantau posko kesehatan yang berada di maktab 20 di Arafah. Berdiri tegak dengan tenda besar, posko Klinik Kesehatan Haji Indonesia mampu menampung ratusan jemaah haji Indonesia.

"Saya melihat pos kesehatan kita Alhamdulillah kondisinya lebih baik dari tahun lalu karena lantainya saat ini sudah tertutup oleh triplek dan dilapisi plastik kapasitasnya 60 bed di sana. Alhamdulillah memadai," ujarnya.

Logistik tak kalah penting dari kesehatan. Untuk itu, Menag menyempatkan diri singgah di dapur pembuatan katering bagi jemaah haji asal Indonesia. "Saya juga sempat melihat dapur dan tempat mengemas makanan yang ada jemaah haji ya Alhamdulillah itu sudah pada tahap akhir dari dari proses packing pengemasan itu ya makan setiap waktu makan pagi siang malam Alhamdulillah langsung didistribusikan," ujarnya menjelaskan.

Pelayanan yang Memuaskan

Penyelenggaraan haji tahun ini terbilang mendapat acungan jempol dari jemaah haji Indonesia. Mulai dari persiapan di embarkasi masing-masing, juga saat di bandara dan menuju hotel hingga pelayanan katering atau konsumsi yang memuaskan. Kateringnya seratus persen menu asli Nusantara.

Ribuan jemaah haji Indonesia merasa puas dengan inovasi terbaru yang diterapkan oleh Kementerian Agama RI kepada jemaah haji Indonesia. "Alhamdulillah makanan enak, pelayanan hotelnya bagus dan bus salawatnya tepat waktu," ujar Kosasih, jemaah asal Samarinda kepada VIVA.

Jemaah haji tahun ini seperti dimanja dengan fasilitas yang diberikan Pemerintah Indonesia. Hal itu dilakukan demi kelancaran pelaksanaan haji.

Menteri Agama juga memantau langsung hal tersebut saat berjumpa dengan jemaah haji di sejumlah hotel di Mekah. "Alhamdulillah sejauh ini dari pemantauan yang kita lakukan, jemaah merasa puas dengan pelayanan hotel, kondisi kamar dan katering serta bus salawat. Ini tentu sesuatu yang patut kita syukuri,” kata Menag.

Menurut Menag, pihaknya membutuhkan masukan hal ihwal terkait dengan pelayanan ibadah haji. “Saya bersyukur petugas melayani dengan ramah dan banyak senyum kepada jemaah.”  (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya