Kontroversi Lagu Anak Berlirik Vulgar

Video klip lagu Enak Susunya.
Sumber :
  • dok Youtube

VIVA – Bukan rahasia lagi bahwa Indonesia tengah mengalami krisis lagu anak, karena minimnya jumlah lagu yang tayang setiap tahun. Dunia musik anak-anak bisa dibilang telah lama mati suri karena sejak tahun 2000-an lalu.

Cerita Dominique Regina untuk Lagu Rindu Ayah

Satu, dua penyanyi cilik belakangan muncul dengan lagu anak berkualitas, seperti Naura, putri Nola Be3, dan Abbey serta Zoe, anak Baim dan Artika Sari Devi. Ya, masih dalam hitungan jari. Para penyanyi cilk saat ini masih dinilai belum bisa membangkitkan kembali musik anak yang dulu pernah berjaya di era 1970 hingga 1990-an.

Meski begitu, setiap tahun selalu ada lagu-lagu anak yang membuat heboh jagad dunia maya. Beberapa tahun lalu, muncul lagu Cari Pokemon gara-gara heboh game Pokemon Go. Yang terbaru adalah yang dirilis di YouTube pada 16 Juli 2018, berjudul Enak Susunya.

Lagu Ibu Pintu Surgaku Pimpin EP Jenaka Mahila di Hari Ibu

Meski baru dirilis empat bulan lalu, namun video klipnya sudah disaksikan lebih dari 4,7 juta kali dan disukai 38 ribu pengguna YouTube.

Enak Susunya dinyanyikan oleh penyanyi cilik Faiha yang baru berusia delapan tahun. Lagu ciptaan Tjahjadi Djajanata/Ishak itu diproduksi oleh Sani Music Collection sebagai record label-nya.

Bekasi Kumpulkan 150 Guru Paud Buat Bikin Lagu Anak

Sang pencipta lagu anak berirama dangdut tersebut juga diketahui merupakan pencipta lagu hits Sakitnya Tuh Disini yang dinyanyikan pedangdut Cita Citata.

Sebelum lagu Enak Susunya, Faiha juga mencuri perhatian lewat lagu Cari Pokemon.

Yang membuat lagu baru Faiha berjudul Enak Susunya menggemparkan dunia maya adalah banyak warganet yang menilai bahwa judul dan liriknya mengandung konotasi negatif. Mereka pun menganggap lagu itu tidak pantas dinyanyikan dan didengarkan oleh anak-anak.

Selain itu, lagu Enak Susunya juga tengah viral di platform video Tik Tok. Banyak content creator Tik Tok yang memanfaatkan lagu ini dengan penampilan yang seksi.

Meski begitu, tak semua masyarakat berpendapat sama. Ada juga yang mengatakan bahwa lagu ini mudah dicerna telinga dengan lirik yang sederhana dan irama yang mudah diingat, meski banyak pula yang mengatakan bahwa iramanya sangat mirip dengan lagu Right Now (Na Na Na) milik Akon.

Namun, tak sedikit yang berpendapat bahwa lagu Enak Susunya terkesan porno bagi orang-orang yang berpikiran kotor.

"Bukan masalah negatif thinking atau lagu anak-anak. Lah emang liriknya punya pesan tersembunyi yang hanya orang mesum aja yang ngerti. Akui aja jangan sok berpikir positif. Btw lagunya enak kok, mirip lagu tetangga," kata seorang warganet.

"Think positif guys. This song ndak maksud yang kotor. Kalau memang otaknya sekejap berpikir negatif, open minded sedikit jo," ucap warganet lain.

"Bagi gw yah yg pikirnya positif,dia tu kayak mau mengungkap kan bahwa dia lagi minum susu yg habis dibeli oleh mama nya, makanya dia bilang "enak susu nya mama mama"maksudnya susu yg habis dibeli oleh amaknya," tulis warganet.

Kontroversi

Pengamat Musik Indonesia, Bens Leo mengatakan masalah lirik sebenarnya tergantung pada penafsiran orang. Ia sendiri mengaku belum melihat video klip lagu Enak Susunya, sehingga ia belum bisa mengatakan apakah ada hal negatif yang diperlihatkan di dalamnya.

"Kalau susu mengarah ke susu kaleng enggak ada masalah. Tapi kadang orang suka salah tafsir. Biasanya kan ini kaitannya dengan videonya. Bisa dinilai negatif kalau mengarah kepada organ wanita," ucapnya saat dihubungi VIVA lewat sambungan telepon, Minggu, 18 November 2018.

Bens Leo

Ia pun menekankan bahwa sudah seharusnya seorang pencipta lagu memiliki self sensor atau sensitivitas dalam menciptakan karya. Jangan sampai lagu yang seharusnya diciptakan untuk menghibur justru membuat orang tidak nyaman. Dalam hal ini membuat tidak nyaman para orangtua yang khawatir lagu tersebut memberikan dampak negatif bagi buah hati mereka.

"Jangan sampai menjadi ke arah negatif. Sebenarnya semakin banyak dibicarakan, netizen makin banyak yang penasaran untuk menonton. Kalau negatif makin penasaran orang. Dan berhati-hati kalau ada yang mengarah negatif bisa diadukan ke lembaga pengaduan masyarakat," katanya.

Jangankan lagu anak yang mengandung lirik yang rancu, lagu anak yang tidak sesuai dengan usianya juga bisa berdampak pada psikologis mereka. Kita tahu bahwa saat ini banyak sekali orangtua yang membiarkan anak-anak mereka mendengarkan dan menyanyikan lagu-lagu orang dewasa.

"Sebagai contoh, acara TV yang mempertontonkan perlombaan menyanyi anak-anak. Mereka banyak yang membawakan lagu orang dewasa. Bukan lagu anak, tapi lagu-lagu hits band populer. Itu yang terjadi saat ini. Contoh, waktu itu ada peserta yang membawa lagu milik band Matta tentang perselingkuhan. Karya itu dibawakan di TV dan itu enggak pantas," ujar Bens

Pilah-pilih Lagu Anak

Di era digital di mana segala informasi sangat mudah untuk diakses, sudah seharusnya orangtua mengawasi segala hal yang dilihat dan didengar anak. Baik itu melalui buku, majalan, televisi dan gadget. Apalagi anak-anak sering diibaratkan sebagai spons yang mampu menyerap segala informasi yang mereka lihat dan dengar. Dalam hal ini, tentu saja orangtua harus menjadi filter agar mereka tidak mencontoh hal-hal negatif.

Dilansir dari pbs.org, Minggu, 18 November 2018, musik memang punya manfaat yang baik bagi perkembangan anak. Namun, orangtua wajib memutuskan apa, kapan dan bagaimana anak-anak mendengar musik. Para pengajar musik pun memperingatkan orangtua untuk selalu memilah-milah musik dan lagu yang ramah anak untuk diperdengarkan dan diajarkan pada buah hati mereka.

"Lagu-lagu yang ada saat ini cenderung tidak sehat untuk didengar anak-anak. Lagu-lagu itu seringkali diproduksi dengan buruk, dinyanyikan oleh anak-anak yang bernyanyi seolah-olah mereka adalah orang dewasa di kunci-kunci nada tertentu. Jadi ikuti aturan ini: Jika Anda berpikir itu buruk, mungkin itu benar-benar buruk," ujar Eric Rasmussen, Chair of Early Childhood Music di Peabody Institute di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat.

Ia juga mengingatkan bahwa lagu dengan konten lirik yang tidak pantas harus selalu dihindari.

Ilustrasi ibu ajari anak.

Sementara itu, Peggy Durbin, Music Educator di Kindermusik di Columbia menambahkan, orangtua wajib menemani anak saat mereka sedang memegang gadget dan menonton TV. Sampai Anda yakin anak bisa memilih lagu yang sesuai dengan usia mereka, ia merekomendasikan Anda untuk selalu men-supervisi lagu dan musik yang mereka dengarkan.

Seiring usia anak bertambah, bimbing mereka agar bisa lebih independent dalam menyeleksi pilihan musik mereka. Di mobil, beri mereka pilihan CD atau stasiun radio yang ingin mereka dengarkan.

Bens Leo juga mengatakan bahwa memilih lagu anak tentu saja punya pakemnya sendiri. Kuncinya adalah selalu pilih yang sesuai dengan usia mereka.

"Kalau usia 7-8 tahun, arah lagu anak yang ke edukasi, seperti sekolah, pertemanan, persahabatan. Seperti zaman Sherina yang muncul kala itu, dengan lagu yang nyanyiannya mengajak untuk menyayangi keluarga dan teman-teman," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya