Ribuan Siswa Jakarta Gagal Ujian Nasional

Menteri Pendidikan M Nuh inspeksi penyimpanan soal ujian nasional
Sumber :
  • Antara/ M Risyal Hidayat

VIVAnews - Sejak Senin 18 April 2011 kemarin, jutaan anak sekolah menengah atas dan sederajat mengikuti Ujian Nasional. Di Jakarta, dari lebih 100 ribu yang ikut ujian, 5.814 siswa di antaranya dipastikan gagal karena tak mengikuti ujian di hari pertama itu.

Sesuai dengan keputusan Pemerintah DKI, seluruh siswa yang absen tanpa keterangan tidak diberikan toleransi untuk mengikuti ujian susulan. Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Agus Suradika, mengatakan ujian susulan hanya diberikan bagi siswa yang memberikan informasi sebelum ujian berlangsung.

"Ada 224 siswa diperbolehkan ikuti ujian susulan. Siswa yang tidak memberi keterangan resmi tidak bisa ikut ujian susulan," ujar Agus di Jakarta, Selasa 19 April 2011.

Menurut data Dinas Pendidikan DKI Jakarta, jumlah peserta yang mengikuti UN tingkat SMA berjumlah 122.497 siswa. Sebanyak 116.459 siswa mengikuti ujian atau sebanyak 99,81 persen, sementara siswa yang tidak hadir sakit atau ada keperluan mendadak sebanyak 224 atau 0,19 persen.

Siswa yang diberi kelonggaran untuk mengikuti UN susulan, akan dilaksanakan pada 25-28 April 2011. "Kami sudah siapkan soalnya dan kami harapkan tidak terjadi kebocoran. Mudah-mudahan semuanya tetap aman," katanya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto, menegaskan bahwa apabila terjadi kejadian yang tidak diinginkan seperti kebocoran soal, maka ujian tersebut akan dianulir. "Kalau ujian bocor maka akan dianulir dan tidak akan ada ujian ulang," katanya.

Taufik mengatakan, masalah ini sudah diantisipasi sejak awal, saat naskah diberikan ke penerbit untuk dicetak dan distribusikan ke rayon sampai dibagikan kepada siswa.

Ujian Dipantau CCTV

Bukan hanya distribusi, pelaksanaan Ujian Nasional (UN) juga diawasi dengan ketat. Di sejumlah sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf International (RSBI) di Bogor, ujian dipantau pula dengan Closed Circuit Television (CCTV). Ketiga SMA Negeri RSBI di Kota Bogor yang memasang CCTV adalah SMAN 3, SMAN 2, dan SMAN 1.

Kepala Sekolah SMAN 1 Bogor, Agus Suherman, menjelaskan, CCTV dipasang di 27 ruang kelas yang digunakan sebagai ruang ujian. CCTV tersebut, ditempelkan di eternit yang berada di dekat pintu masuk kelas. Sehingga, kamera CCTV dapat mengambil seluruh sudut ruangan dengan jelas.

Selain ruang ujian, ruang penyimpanan soal di ruang pusat pembelajaran di lantai dua SMAN 1 (yang menjadi rayon) juga diawasi oleh CCTV. Begitu pula pintu gerbang masuk, tak luput dari pantauan CCTV.

Sementara itu, Agus menambahkan, tiga unit televisi penayang CCTV itu dijejerkan di sebuah meja panjang di ruang rapat sebagai ruang tim independen dan tamu yang hendak mengawasi pelaksanaan UN tersebut.

Menurut Agus, CCTV yang dipasang sekolahnya itu salah satu gunanya mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Terutama, peserta UN dan pengawas yang hendak melakukan kecurangan.

Selain terdapat CCTV, lanjut dia, ada empat pengawas dari institusi yang berbeda, yakni dari Universitas Pakuan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Universitas Pendidikan Indonesia, dan Direktorat Jenderal Pendidikan.

Hasil Ujian Dipantau Kampus


Belum cukup dengan distribusi dan pelaksanaan ujian yang ketat, Pemerintah DKI Jakarta bahkan menyerahkan pemeriksaan hasil ujian kepada Universitas Negeri Jakarta. Koordinasi ujian tak lagi dilakukan Dinas Pendidikan DKI Jakarta, tapi dilakukan perguruan tinggi, agar pengawasan ujian lebih terbuka.

"Scanning hasil ujian akan dilakukan UNJ. Ini sistem lebih transparan, memungkinkan pengawasan lebih terbuka," ujar Gubernur Jakarta Fauzi Bowo.

Mengenai kebocoran soal, juga sudah dilakukan antisipasi bersama dengan UNJ. "Kalau ada isu bocoran soal beredar bisa dilacak dari kode, kalau tidak ada kode berarti ada yang mengacau," kata Kepala Pengawas Ujian Nasional DKI Jakarta, Supriyanto.

Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta menyediakan akses hotline pengaduan Ujian Nasional melalui telepon genggam dengan layanan pesan singkat. Nomor hotline yang disediakan adalah 083812112112. Caranya ketik DISDIK*isi pesan. Tersedianya layanan ini diharapkan permasalahan yang terjadi selama penyelenggaraan UN segera dapat diketahui dan ditindaklanjuti.

Karena itu, Fauzi Bowo pun sesumbar. "Zaman Ente (Anda) sekolah itu masih bisa nyontek. Sekarang sudah enggak bisa nyontek karena dalam kelas itu ada lima set soal dan satu cadangan. Jadi depan, belakang, kiri, kanan itu soalnya beda. Kami jamin tidak ada soal ujian yang bocor," katanya.

Tom Lembong Pilih Setia di Gerakan Perubahan: Saya Satu Paket dengan Anies Baswedan

Laporan Ayatullah Humaeni | Bogor

PM Israel Benyamin Netanyahu bersama Batalion khusus Netzah Yehuda

Sepak Terjang Netzah Yehuda, Batalion Tempur Israel yang 'Digebuk' AS

Netzah Yehuda merupakan salah satu empat batalion yang membentuk brigade infanteri Kfir. Batalyon tersebut sebagian besar beroperasi di Tepi Barat yang dikirim berperang.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024