Ribuan Buruh Menuntut, Ini Repons SBY

Aksi Buruh di Istana Ricuh
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Lebih dari 10.000 buruh menyemut di "Jantung Jakarta", Bundaran Hotel Indonesia, Minggu siang 1 Mei 2011. Arus lalu lintas dari dan menuju kawasan kompleks Istana Kepresidenan macet total.

Simone Inzaghi Kangkangi Jose Mourinho Usai Inter Milan Juara Liga Italia

Kemacetan terjadi sebelum Bundaran HI, Jalan MH Thamrin dan ruas Jalan Sudirman. Demo buruh memakan seluruh ruas jalan. Kemacetan terjadi karena puluhan ribu buruh yang sedang memperingati Hari Buruh Internasional, atau May Day, melakukan aksi long march menuju Istana.

Mobil pribadi, angkutan umum, dan sepeda motor hanya dapat bergerak sangat lambat di belakang massa. Bahkan, bus Transjakarta yang memiliki jalur khusus praktis lumpuh karena jalurnya juga dipadati para buruh. Puluhan bus yang dikelola Pemerintah Provinsi Jakarta ini antre.

Massa buruh yang berasal dari Jabodetabek itu terus bergerak perlahan. Mereka membawa berbagai spanduk, poster, sampai keranda mayat tiruan. Mereka juga membawa sound system di atas kendaraan. Massa berasal dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Kelompok Pekerja Jakarta (KPJ), Komite Aksi Jaminan Sosial (KAJS), Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Federasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia, Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), dan Front Perjuangan Rakyat (FPR).

Saat massa tiba di Jalan Medan Merdeka Barat, tepatnya di depan Kantor Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, sempat terjadi aksi kericuhan.

Jegal Ford Ranger dan Toyota Hilux, BYD Ikut Persiapkan Pikap Listrik Berbasis Hybrid

Ratusan polisi membentuk pagar hidup. Mereka menghadang massa demonstran mendekat ke kawasan Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara. Petugas menghadang massa, yang sebagian besar mengenakan ikat kepala merah. Aksi dorong tidak terhindarkan.

Bahkan, baku pukul terjadi. Kericuhan pecah. Ada seorang yang dibawa petugas. Beruntung, kejadian itu hanya berlangsung cepat dan singkat. Petugas yang menghadang akhirnya membiarkan massa demonstran yang mengular panjang untuk masuk ke Jalan Medan Merdeka Utara. Massa bergerak tepat di ruas jalan seberang Istana, ruas jalan arah Gambir menuju Harmoni. Di depan istana, pasukan Polisi Militer, Brigade Mobil, TNI bersenjata laras panjang dan polisi bertameng menjaga di depan pagar Istana.

Pasukan berjajar di ruas jalan, persis berseberangan dengan demonstran. Tidak hanya itu, pagar kawat berduri sudah melingkar di belakang ratusan petugas. Dua mobil water cannon atau meriam air bersiaga. Tiga unit mobil Barracuda berlapis baja juga berjaga.

Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan 6 Raperda Sumsel di Depan DPRD, Apa Saja?

Aksi demonstran kembali memanas setelah massa mulai menyulut api. Keranda mayat tiruan, ban bekas, spanduk, dan poster-poster yang dibawa dikumpul di satu titik di depan Istana Presiden. Api disulut. Kobaran api mulai meninggi. Petugas mencoba memadamkan api, tapi dihalau massa. Sempat terjadi aksi saling dorong. Api semakin membumbung tinggi. Asap hitam pekat menebal dan menjalar ke udara. Akhirnya, petugas berhasil menuju pusat api. Bara berhasil dipadamkan.

Serentak

Demo di Bandara Soekarno-Hatta juga sempat panas. Pengelola Bandara Soekarno-Hatta, Minggu, 1 Mei 2011, meningkatkan keamanan di pintu-pintu masuk bandara internasional yang terletak di Cengkareng, Tangerang, Banten.

Petugas keamanan internal, pengelola Bandara Soekarno-Hatta juga meminta bantuan Polri. Sebanyak 2.000 hingga 3.000 anggota polisi dikerahkan untuk menjaga bandara. Aksi saling dorong sempat terjadi. Nyaris bentrok. Ketegangan berhasil diredakan.

Hal yang sama terjadi di Makassar. Ribuan buruh berusaha menguasai bandara internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.

Dari pantauan VIVAnews.com, ribuan buruh yang berasal dari Front Oposisi Rakyat Indonesia dan Perhimpunan Rakyat Pekerja Komite Makassar ini menutup akses dan pintu masuk utama menuju bandara, yang hanya berjarak 2 kilometer dari terminal penumpang.

Dengan menggunakan ratusan sepeda motor dan berjalan kaki, buruh menguasai Jalan Tol Reformasi hingga arah yang menuju bandara. Mereka terus bergerak dan berusaha menguasai bandara Sultan Hasanuddin.

Namun, ratusan polisi menghadang konvoi buruh di depan pintu utama. Sempat terjadi aksi dorong antara polisi dan demonstran. Untuk membantu pengamanan, polisi juga menurunkan dua mobil meriam air. Aksi buruh yang menutup pintu utama bandara menyebabkan calon penumpang kesulitan. Untuk menuju bandara, mereka terpaksa mencari jalur lain di samping bandara. Mereka melalui jalan yang lebih sempit.

Di Jawa Timur puluhan ribu buruh juga masuk ke Kota Surabaya. Konsentasi massa berpusat di Bundaran Waru. Persis di bawah jalan layang perbatasan Surabaya-Sidoarjo, jumlah massa terus bertambah. Massa yang terlibat antara lain berasal dari elemen Serikat Pekerja Carrefour Indonesia, Koalisi Aksi Jaminan Sosial (KAJS), Serikat Pekerja Nasional, dan Kelompok Migrant Institute.

Sekitar 10.000 orang yang tergabung kelompok-kelompok terus merangsek menuju kota dan jumlahnya pun terus bertambah. Mereka menggelar aksinya di sejumlah lokasi, di antaranya di kantor Gubernur Jalan Pahlawan, depan Grahadi Jalan Gubernur Suryo, dan depan kantor DPRD Jatim Jalan Indrapura, Surabaya.

Sejumlah obyek vital menjadi prioritas pengamanan. Polisi dikerahkan untuk menjaga di sejumlah lokasi, termasuk kantor Gubernur Jatim di Jalan Pahlawan, Gedung DPRD Jatim di Jalan Indrapura. "Sebanyak 900 orang personel polisi disiagakan," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Rahmat Mulyana kepada VIVAnews.com, Minggu, 1 Mei 2011.

Gelombang unjuk rasa juga terjadi di Bandung, Jawa Barat. Dalam aksinya, para demonstran melakukan aksi teatrikal bentuk perlawanan terhadap penguasa dan memainkan alat musik tradisional. Aksi teatrikal ini mendapatkan perhatian dari warga Bandung yang sedang mengunjungi lapangan Gasibu.

Tiga Tuntutan

Dari ratusan ribu buruh yang berdemo secara serempak di seluruh penjuru Tanah Air, ada tiga tuntutan utama yang diusung. Pertama, massa menuntut pemerintah dan DPR segera mengesahkan Undang-Undang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS). Jika BPJS disahkan, akan ada peluang untuk memperbaiki kesejahteraan buruh.

Kedua, meminta kepada pemerintah agar melakukan pengawasan lebih ketat terhadap perusahaan outsourcing dan menghilangkan tenaga kerja kontrak.

Ketiga, menuntut pembatalan perjanjian perdagangan bebas dengan China yang masuk dalam kerangka perjanjian ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA). Alasannya, "karena telah melumpuhkan ekonomi rakyat dalam seluruh sektor ekonomi," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Nasional (DPP SPN). Bambang Wirahyoso, dalam aksi buruh di depan gedung MPR/DPR, Jakarta, Minggu, 1 Mei 2011.

Benang merah dari semua tuntutan adalah soal peningkatan kesejahteraan buruh yang belum tercapai. Namun, nada pesimistis datang dari buruh di Bogor.

"Peringatan Hari Buruh sedunia ini tidak akan mengubah nasib menjadi seorang buruh. Percuma saja mengadu kepada pemerintah dan wakil rakyat, nasib kami tidak diperhatikan. Oleh karena itu, kami nikmati saja hari buruh ini dengan hiburan-hiburan," ujar Firman, 45, salah seorang buruh yang bekerja di sebuah perusahaan di Kota Bogor, Minggu, 1 Mei 2011.

Seperti lima tahun sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak berada di Istana, saat demo buruh berlangsung. Presiden mengunjungi sejumlah pabrik di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Ia menyambangi buruh PT Industri Keramik Kemenangan Jaya, Jalan Cikuda 152, Desa Wanaherang, Kecamatan Gunung Putri. SBY kemudian meneruskan kunjungan ke PT Tirta Investama yang terletak di Jalan Mercedez Benz, Kecamatan Cileungsi, Jawa Barat.

SBY punya alasan kuat mengapa ke luar Jakarta saat demo buruh berlangsung. "Untuk memastikan ada hubungan yang baik pimpinan dan pekerja," kata SBY di PT Keramik Kemenangan Jaya.

Dalam kesempatan itu, SBY berpesan agar pengusaha dalam negeri tidak perlu takut bersaing dengan perusahaan asing. "Ibarat truk, bapak punya truk kecil, orang punya truk besar. Tapi, truk besar tidak bisa masuk jalan-jalan kecil. Truk kecil dengan ikhtiar bisa."

SBY meminta agar perusahaan tidak mudah melakukan penghentian hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan. Sebab, PHK hanya akan menambah jumlah pekerja yang menganggur. Pengangguran membuat pemerintah perlu memikirkan langkah untuk mengantisipasinya. "Secara umum, pemerintah mengusahkan kesejahteraan, perusahaan juga memikirkan kesejahteraan pekerjanya."

Presiden juga memerintahkan Menteri Keuangan dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengkaji batasan pengenaan pajak bagi para wajib pajak, khususnya kaum buruh. "Hanya penghasilan tertentu yang dikenai pajak dengan jumlah yang patut pula," katanya di sela kunjungan kerja ke pabrik keramik PT Kemenangan Jaya, Gunung Putri, Bogor, Minggu, 1 Mei 2011.

Pernyataan SBY menanggapi keluhan sejumlah pekerja yang mempermasalahkan penghasilannya yang berkurang karena dibebani potongan pajak yang terlampau besar. Pemerintah akan mengatur batasan pajak yang dikenakan kepada setiap warga negara. Batasan pajak itu akan dibuat berdasarkan prinsip keadilan, sehingga obyek pajak yang dikenakan benar-benar sesuai dengan kemampuan dan pendapatannya.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, menyatakan tiga hal yang menjadi sorotan pemerintah pada peringatan Hari Buruh. Pertama, soal jaminan sosial tenaga kerja yang selama ini terbatas pada hal-hal spesifik.
"Sekarang, yang tidak di-cover Jamsostek akan di-cover," kata Muhaimin saat mendampingi SBY di Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat.

Kedua, pemerintah akan memperketat aturan outsourcing, sehingga tidak merajalela. "Bahkan dibatasi, kalau bisa dihilangkan," kata menteri yang akrab disapa Cak Imin ini.

Ketiiga, pemerintah mendorong polisi dan kejaksaan untuk mengawasi jalannya pemberangusan serikat pekerja.

Laporan: Ayatullah Humaeni, Bogor; Tudji Martuji, Surabaya

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya