Cuaca Ekstrim di Sejumlah Kota, Apa Sebabnya

Foto satelit cuaca
Sumber :
  • AP/Weather Underground

VIVAnews - Indonesia mendadak panas. Bukan karena politik yang belakangan terus mendidih. Tapi  karena anomali cuaca. Ihwal penting yang kerap absen dipikirkan politisi kita. Negeri ini lazimnya disiram 30 derajat celcius. Sepekan belakangan di atas bilangan itu.

Cuaca Ekstrem Diprediksi Terjadi Selama Mudik Lebaran 2024, BMKG Minta Warga Waspada

Lihatlah yang terjadi di dua kota ini. Medan dan Pekanbaru. Keduanya di Sumatera. Pulau yang terbilang masih berlebat hutannya. Di dua kota itu, suhu mencapai 35 derajat celcius.

Sejumlah kota lain di Sumatera juga dihantam cuaca panas. Meski tidak setinggi dua kota tadi, suhu di Palembang juga kini bikin gerah. Hawa panas itu pula yang dikeluhkan sejumlah pemain sepak bola yang dalam pekan ini berlaga di sana.

5 Ramalan Populer Jayabaya yang Diyakini Telah Terjadi Di Indonesia

Rabu, 11 Mei mendatang, misalnya, kota Pempek itu menjadi tuan rumah laga seru Liga Champions Asia. Tuan rumah Sriwijaya FC akan menjamu Pegasus, kesebelasan tangguh dari Hongkong.  Tim tamu sudah siap bertanding. Mereka ngotot menang.

Tapi sebelum berlaga mereka sudah cemas. Ya, cemas dengan hawa menikam itu. “ Cuaca di sini lebih panas dan itu mencemaskan para pemain, “ keluh Chan Hiu Min, kreator Pegasus.

Mengapa cuaca di sejumlah kota itu berganti ekstrim? Banyak sebabnya.  Pergerakan suhu matahari adalah salah satunya. Sejumlah ahli menuturkan bahwa suhu matahari kini bergerak ke utara. Ke arah jarak yang paling dekat dengan bumi. Karena dekat, panaslah bumi.

Gerhana Bulan Penumbra Siap Menyapa Malam Ini, Catat Jam dan Lokasinya

Pergerakan suhu matahari itu juga menandai pergantian musim.  "Karena ada masa transisi ke musim kemarau. Memang saat ini ada kalanya hujan, ada kalanya panas," kata Kukuh Ribudiyanto, Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Cuaca Ekstrem BMKG.

Kian memburuklah cuaca itu, sebab ada hembusan angin pada lapisan atas. Pola angin itu cenderung menyebar. Mengacak-acak sejumlah zat. Jadilah awan pun susah sekali terbentuk. Lantaran awan tak ada, sinar matahari langsung memanggang bumi.

Berapa lama cuaca panas itu mendera. Belum ada jawaban pasti. Yang bisa dilakukan adalah menghitung pola angin dan memperkirakan kapan kemungkinan terbentuknya awan. Dengan hitung-hitungan itu,  lamanya cuaca panas bisa diperkirakan, walau belum tentu tepat juga.

Berdasarkan analisa BMKG Polonia Medan, cuaca ekstrem akan berlangsung hingga satu pekan mendatang. "Kami perkirakan potensi suhu dengan kisaran diatas 35 akan terjadi satu pekan lagi," jelas Hartanto, Kasi Data dan Informasi BMKG Polonia Medan.

Cuaca panas sepekan belakangan, kata Hartanto, adalah  siklus tahunan. Cuma kali ini suhunya bergeser, mencapai 36,3 derajat Celcius. "Karena biasanya suhu maksimun berkisar 34,1 hingga 35,8 derajar Celcius.”

Suhu wilayah lain di Indonesia juga meningkat. Cuma tidak sepanas sejumlah kota di Sumatera itu. Rata-rata berkisar antara 32 hingga 33 derajat celcius.

Hingga 57 Derajat Celcius

United Nations World Meteorological Organization (UNWMO), lembaga khusus PBB yang bertugas memantau cuaca dan iklim melaporkan bahwa pada pekan ini, suhu terpanas di Bumi sempat mencapai 46 derajat Celcius. Suhu terdingin mencapai minus 69,1 derajat.
Lembaga UNWMO itu membuat standardisasi pemantauan cuaca. Sekurangnya ada 10 ribu stasiun pengamat di seluruh dunia. Lembaga itu menyediakan jaringan telekomunikasi global untuk mengumpulkan dan mendistribusikan data seluruh stasiun itu.

Dikutip dari Earth Week, temperatur tertinggi pekan ini yang mencapai 114,8 derajat Fahrenheit atau 46 derajat Celcius. Suhu sepanas itu menikam Birni-N’Konni, sebuah kawasan di Nigeria.  Sedang suhu terdingin minus 92,4 derajat Fahrenheit atau minus 69,1 derajat Celcius. Hawan sedingin itu membekap Amundsen-Scott.

Meski suhu di kedua tempat tersebut tercatat cukup ekstrem, suhu terpanas dan terdingin tersebut belum memecahkan rekor temperatur sebelumnya.

Menurut data yang dirilis oleh World Meteorological Organization dan dirangkum oleh Arizona State University, suhu terpanas yang pernah yang terjadi di Bumi adalah pada 13 September 1922 di El Azizia, Libya. Ketika itu suhu di kawasan yang berada pada ketinggain 112 meter di atas permukaan laut itu tercatat mencapai 136 derajat fahrenheit atau 57,8 derajat celcius.

Suhu terdingin yang pernah melanda kawasan di Bumi sendiri terjadi pada 21 Juli 1983 di kawasan Vostok, Antartika. Suhu kawasan yang berada di ketinggian 3420 meter di atas permukaan laut itu sempat terjun ke bilangan minus 128,5 derajat Fahrenheit. Minus 89,2 derajat Celcius.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya