Pelaku Penembakan Diburu di Hutan Poso

Polisi berjaga di Bank BCA Palu tempat dua polisi tewas ditembak 25 Mei 2011
Sumber :
  • Antara/ Zainuddin

VIVAnews – Dua pelaku penembakan brutal di Palu, Sulawesi Tengah, telah ditangkap. Mereka adalah R alias F (23) dan A alias J (27). Keduanya dibekuk di perbatasan Kabupaten Sigi dan Poso, Rabu, 25 Mei 2011 malam. Kepada polisi mereka mengaku eksekutor penembakan di depan Bank Central Asia, Jalan Emi Saelan Palu, Rabu siang.

Cerita Herjunot Ali yang Sudah 20 Tahun Jadi DJ

Selain menangkap dua pelaku, juga disita senjata jenis M16, Jungle, dan P2 beserta sejumlah amunisi. Juga sepeda motor yang diduga kuat hasil curian.

Kini polisi sedang memburu dua pelaku lainnya. “Sisanya masih diburu, di hutan-hutan di sekitar Poso,” kata Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Brigadir Jenderal Dewa Made Parsana saat dihubungi Kamis 26 Mei 2011 malam.

TikToker Galih Loss Resmi Ditahan, Terancam Hukuman Penjara 6 Tahun

Sesaat setelah menembak membabi buta, komplotan penembak memisahkan diri ke dua arah, selatan dan utara Kota Palu. Dijelaskan Kapolda, pihaknya tak tinggal diam, mereka langsung mengadakan razia di semua wilayah Palu.

Dua orang tertangkap saat itu. “Sementara yang menuju Poso, lolos, mereka lari ke perkampungan,” kata Dewa Made Parsana. Itulah yang menyulitkan polisi. “Kami jadi tidak menembak, apalagi saat itu sore hari, sudah gelap,“ tambah dia.

Airlangga Dapat Dukungan Satkar Ulama jadi Ketum Golkar Lagi, Didoakan Menang Aklamasi

Masyarakat diminta waspada terhadap dua pelaku yang masih kabur. Sebab, ditengarai mereka membawa senjata laras panjang.

Lalu, apa motif penembakan ini. Apakah terkait kasus terorisme? Untuk hal ini, Kapolda tak menjawab. “Kami akan menjelaskan lengkap nanti pada waktunya,” kata dia.

Dari hasil pemeriksaan dua pelaku, Dewa Made Parsana mengaku pihaknya sudah mendapat sejumlah keterangan, arah, dan tujuan penembakan. Namun, itu belum lengkap.

Sementara, Kepala Kepolisian RI, Jenderal Timur Pradopo mengatakan, sampai saat ini polisi masih mengembangkan penyelidikan untuk menentukan motif penyerangan. “Yang jelas dekat dengan bank, dan ada petugas," kata Kapolri di Istana Kepresidenan, Kamis, 26 Mei 2011.

Namun, meski tempat kejadian perkara berada dekat bank, tak ada sepeser uang pun yang dirampok. Menurut Timur, mereka sekonyong-konyong menembak ke arah polisi yang berjaga di pos.

Bripda Januar Yudhistira dan Bripda Andi Irbar Prawiro Bhayangkara tewas seketika akibat berondongan senjata empat pria yang berkedok helm dan cadar. Satu anggota lainnya, Bripda Dedy Edwar, terluka parah.

Kapolri menjelaskan, senjata yang dipakai menembak adalah senjata laras pendek. Setelah itu, mereka merampas senjata milik para polisi. "Tapi sudah berhasil direbut kembali dengan penangkapan 2 tersangka tadi," kata mantan Kapolda Metro Jaya ini.

Polisi, tambah dia, juga masih menyelidiki asal senjata yang digunakan pelaku. "Tentunya sekali lagi ini masih awal. Tentu petugas akan lakukan langkah-langkah penyelidikan," kata dia

Naik pangkat Briptu Anumerta

Ada kesamaan dari dua polisi yang tewas: berasal dari Makassar dan sama-sama anak polisi. Jasad mereka dipulangkan untuk akhirnya dimakamkan di kampung halamannya.

Jasad Januar Yudhistira dibawa ke rumah duka di Asrama Brimob Pa Baeng 2 No 36, Makassar. Paman korban menyayangkan betapa singkat karir polisi yang dijalani sang keponakan. Januar baru lulus dari pendidikan polisi tahun 2010. "Dia baru bertugas enam bulan, setelah lulus langsung tugas di Palu," kata dia di rumah duka, Kamis 26 Mei 2011.

Januar adalah putra sulung pasangan polisi, Ajun Komisaris M Ali Lantara dan Ajun Komisaris Sri Bulan. Kepergian penggemar berat sepak bola itu sungguh mengagetkan keluarga.

Sementara, jenazah Bripda Andi Irbar Prawiro Bhayangkara dibawa ke Asrama Polisi Tallo Lama Blok C No 5. Andi Irbar adalah putra Ajun Komisaris Basri Jafar dengan Nurhayanah.

Kamis sore, mereka dimakamkan bersamaan di Taman Bahagia Siri Na Pacce, Sudiang, Makassar, diiringi tangis sedih keluarga yang ditinggalkan. Melihat jasad keluarga sontak menangis histeris. Bahkan Rina, adik Andi Ibrar pingsan. Ia terpaksa dibopong oleh keluarga lainnya agar tidak terjatuh.

Dalam sambutan terakhirnya, Kasat Polisi Jalan Raya, AKBP Hidayat yang memimpin prosesi pemakaman menyampaikan, bahwa kematian akan dihadapi oleh siapa saja, baik anggota polisi maupun masyarakat biasa. Namun, khusus untuk polisi, ia minta lebih berhati-hati saat bertugas."Kehati-hatian dan kewaspadaan harus diutamakan ketika menjalankan tugas sebagai anggota polisi," kata dia, Kamis 26 Mei 2011.

Sebagai bentuk penghargaan pada dua polisi yang gugur saat tugas, Kepolisian Republik Indonesia menaikkan pangkat satu tingkat -- dari Bripda menjadi Briptu Anumerta.

Polisi makin waspada

Aksi penembakan terhadap polisi menimbulkan keprihatinan mendalam. Apalagi, insiden itu tak lama setelah ledakan bom bunuh diri di Masjid Adz Dzikra di kompleks Mapolresta Cirebon, Jawa Barat, 15 April 2011 – yang nota bene mengincar polisi.

“Kami ingatkan supaya tidak terjadi lagi kejahatan yang memakan korban polisi, khususnya pasca peristiwa bom di Cirebon,” ujar Wakil Ketua Komisi III Azis Syamsuddin kepada VIVAnews.

Menurutnya, tindak kejahatan terhadap polisi tidak bisa langsung diartikan sebagai cermin kegagalan polisi. “Bisa juga karena gejolak tertentu yang sedang ada di masyarakat,” tutur Azis tanpa merinci lebih jauh.

Politisi Golkar itu pun meminta Polri untuk segera mengambil tindakan preventif agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali.

Belajar dari kasus Cirebon, lalu Palu, Kepolisian Polda Metro Jaya dan jajarannya meningkatkan kewaspadaan. Razia makin digalakkan. "Ini dilakukan pada beberapa titik obyek vital," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Baharudin Djafar, Kamis 26 Mei 2011 di Jakarta.

"Contoh sasaran razianya seperti senjata api. Maka petugas akan memeriksa kendaraan untuk mencari senjata," ujar Baharudin. Ia menyatakan selama ini, kegiatan razia cukup efektif untuk mengantisipasi tindak kejahatan.

Menurut Baharudin, Polda Metro Jaya juga meningkatkan kewaspadaan pengamanan terhadap pejabat penting atau "very very important person" (VVIP) dan lokasi pelayanan umum, seperti bank.

Antisipasi juga dilakukan Polda Jawa Barat. "Saya telah memerintahkan kepada seluruh Kapolres se-Jawa Barat untuk lebih meningkatkan pengamanan dan kewaspadaan internal, yakni lingkungan Mapolres dan Polsek. Kewaspadaan keselamatan kepada seluruh personil di pospol dan yang bertugas di jalan," ujar Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Putut Eko Bayu Seno saat meninjau masjid Adz Dzikra Mapolresta Cirebon, 26 Mei 2011.

Kapolda juga mengatakan, personil polisi yang bertugas menjaga obyek vital seperti perbankan harus dilengkapi peralatan pertahanan. "Khusus anggota yang menjaga kantor perbankan atau yang melakukan pengawalan pengiriman uang, wajib dilengkapi dan menggunakan rompi anti peluru," imbuhnya. (sj)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya