Mandat Istana untuk Jenderal Edhie

SBY dan Ani Yudhoyono saat pelantikan Letjen Pramono Edhie Wibowo sebagai KSAD
Sumber :
  • Rumgapres/Abror Rizki

VIVAnews - Letnan Jenderal Pramono Edhie Wibowo resmi menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Darat. Pelantikan Jenderal Edhie dipimpin langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis 30 Juni 2011. Pelantikan adik kandung Ibu Negara Ani Yudhoyono ini bertabur menteri. Hampir semua petinggi negara hadir. Mereka yang hadir yakni tiga Menteri Koordinator dan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi.

Semua menteri dari Partai Demokrat hadir. Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi EE Mangindaan, serta Menteri Koperasi dan UKM Syariefuddin Hasan. Begitu juga menteri dari partai lain, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa, Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar, serta Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan.

Tak ketinggalan, Menteri Pendidikan M Nuh, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad, Kepala BIN Sutanto, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, Ketua MPR Taufiq Kiemas, Wakil Ketua MPR Melani Leimena Suharli, Ketua DPR Marzuki Alie, para anggota DPR, serta jajaran petinggi Markas Besar TNI.

Rekam jejak Pramono Edhie sudah banyak terendus publik. Siapa sebenarnya Pramono Edhie? Ibunda Pramono Edhie, Sunarti Sri Hadiyah, melahirkan lima orang anak. Berturut-turut yakni, Wijiasih Cahyasasi, Wrahasti Cendrawasih, Kristiani Herrawati (Ani Yudhoyono), Mastuti Rahayu, dan Pramono Edhie Wibowo. Ibarat peribahasa, buah jatuh memang tak jauh dari pohonnya. Begitulah hubungan antara Pramono Edhie dengan sang ayah, Panglima RPKAD atau Kopassus Letnan Jenderal Purnawirawan TNI Sarwo Edhie Wibowo.

Putra bungsu Sarwo Edhie ini merupakan lulusan terbaik Akabri tahun 1980. Saat masih berpangkat kolonel, Pramono Edhie Wibowo pernah menjadi salah satu ajudan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri. Sejak itu karirnya melesat. Jenderal kelahiran Magelang, Jawa Tengah, 5 Mei 1955 itu beberapa kali menduduki kursi penting di TNI Angkatan Darat.

Pemain MU yang Tak Diinginkan Jose Mourinho Masih Ada Sampai Sekarang

Karirnya sedikit mengikuti jejak sang ayah. Pramono Edhie dipercaya menjabat Komandan Jenderal Kopassus pada 1 Juli 2008 sampai 4 Desember 2009. Setelah menjadi pucuk pimpinan Kopassus, pada 2009 sampai 2010, Pramono Edhie didaulat menjadi Panglima Kodam Siliwangi. Setelah masa jabatan Pangdam usai, Pramono Edhie menjabat Pangkostrad pada November 2010 menggantikan Letjen Burhanuddin Amin.

Usai pelantikan, Jenderal yang akan pensiun dua tahun lagi ini mengaku tidak terbebani dengan posisinya sebagai KSAD dan adik ipar Presiden. Bahkan, meski namanya disebut-sebut akan meramaikan bursa calon presiden 2014, Pramono tidak tergiur. Dia malah meminta dukungan. "Jangan menjadikan itu beban. Harus lebih baik lagi," kata Pramono di Istana Negara, Jakarta, Kamis 30 Juni 2011.

Terkait tudingan sebagian pihak yang menyebut pengangkatan dirinya sebagai KSAD adalah nepotisme, Pramono menyerahkan hal itu sepenuhnya kepada George Toisutta sebagai  KSAD sebelumnya. Karena proses menuju kursi ini melalui seleksi ketat. Pramono menekankan, pemilihan dirinya sebagai KSAD telah melalui mekanisme tersendiri. Selanjutnya, sebagai KSAD baru, Pramono akan melanjutkan pekerjaan KSAD sebelumnya. "Memang saya adiknya Ibu Ani sejak lahir. Salahnya kan begitu," ujar Jenderal Edhie seperti menjawab kritik publik.

Banjir pujian

Terpilihnya adik ipar Presiden SBY ini tidak mengejutkan. Mantan ajudan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri itu memang sejak awal diperkirakan menjadi KSAD. Banyak kalangan tidak meragukan kemampuannya dengan melihat rekam jejak dan prestasi Jenderal Edhie di militer. 

Apa kata orang-orang dekat Megawati tentang Pramono Edhie? Mantan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan yang juga Wakil Ketua DPR RI, Pramono Anung menilai ditunjuknya Jenderal Edhie tidak mengagetkan. Pramono sendiri mengaku cukup mengenal ipar presiden itu ketika menjadi ajudan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri.

Bukan Cuma Rancang Busana, IFPC Lahirkan Pengusaha Mode Muda Indonesia

Pramono berpandangan, terpilihnya Edhie bukan karena punya kedekatan dengan presiden. Tapi, terpilihnya Edhie karena memang yang paling tepat. Bagi Pramono, keraguan publik atas isu nepotisme itu menjadi tantangan sendiri bagi Jenderal Edhie. Jenderal Edhie harus bisa menjawab keraguan publik bahwa dia ditunjuk bukan karena ipar SBY tapi karena prestasi.

"Orang bisa melihat dalam perspektif berbeda-beda. Saya postif saja, wajar kalau kakak punya kedekatan dengan adik. Kalau ada dua orang yang sama prestasinya, akan memilih secara emosional yang lebih dekat," kata Pramono Anung.

Pujian juga datang dari orang dekat Megawati lainnya. Wakil Ketua Komisi I DPR Bidang Pertahanan, TB Hasanuddin yang juga Sekretaris Militer era Megawati mengatakan, ditilik dari rekam jejaknya, Jenderal Edhie merupakan pilihan yang paling tepat. Hasanuddin merupakan orang yang menseleksi Pramono Edhie untuk menjadi ajudan Megawati. Lolos-tidaknya Pramono Edhie menjadi salah satu ajudan Presiden Megawati, ada di tangan Hasanuddin.

TNI AL Bekuk Penyelundup Kristal Haram dari Malaysia Senilai 19 Miliar di Pulau Siondo

Kemampuan apa yang menonjol dari Pramono Edhie? "Pertama, dia itu mantan Danjen Kopasuss, itu tidak bisa sembarang orang. Prajurit TNI belum tentu bisa menjabat posisi itu. Itu kursi yg sangat strategis," kata dia saat dihubungi VIVAnews.com. Pramono Edhie memiliki persyaratan administrasi yang baik. Dia juga mumpuni dalam fungsi-fungsi pengamanan. "Dia dari pasukan khusus, pasti paham. Skill soal pengamanan sudah sangat terasah," kata TB Hasanuddin. "Dia punya kemampuan itu, security minded."

Mantan KSAD Jenderal George Toisutta mengungkapkan alasan mengapa akhirnya pilihan jatuh kepada Jenderal Edhie. Padahal, Toisutta punya tiga calon Letnan Jenderal. Calon pertama gugur karena faktor usia. Tinggal dua kandidat kuat, yakni Wakil KSAD Letnan Jenderal Budiman dan Panglima Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat Letjen TNI Pramono Edhie Wibowo. Dari sisi penugasan, George mengakui keduanya cukup berkompeten. Tapi, "Dia (Pramono) yang terbaik di Angkatan Darat. Dari sisi penugasan dia yang terbaik," kata Toisutta.

Menurut Toisutta, Pramono memiliki banyak tugas setelah dilantik menjadi KSAD. "Saya nggak bisa menyelesaikan semua," kata dia lagi. Hanya saja, Toisutta enggan menyebut apa saja tugas penting yang menanti Pramono. "Banyak deh. Nanti dia sendiri yang akan nyari, pusing," ungkapnya.

PR KSAD Baru

Bagi TB Hasanuddin, ada empat pekerjaan rumah yang menanti Pramono Edhie.

Pertama, melanjutkan terwujudnya minimum essensial force atau pasukan minimum dalam rangka program TNI ke depan. Sebuah satuan yang harus terbentuk dengan baik.

Kedua, harus mampu meningkatkan profesionalisme prajurit TNI Angkatan Darat. Tujuannya, agar TNI AD menjadi tentara yang profesional, tidak berpolitik, tidak berbisnis, sesuai dengan Undang-Undang TNI. "Kalau ikut ramai-ramai soal PSSI itu bukan tugas pokoknya," kata Hasanuddin menyindir Toisutta.

Tugas ketiga, meningkatkan disiplin dan pengetahuan HAM agar kasus-kasus perkelahian, pelanggaran HAM tidak terjadi lagi.

Tugas keempat, menyelesaikan masalah-masalah sengketa tanah, sengketa tanah TNI dengan masyarakat dan juga purnawirawan. Dengan menumpuknya pekerjaan rumah itu, Hasanuddin yakin, Pramono Edhie mampu menuntaskannya.

"Tentu dalam masa dua tahun belum selesai. Tapi dia itu bisa dibantu oleh para bawahannya," kata Hasanuddin. "Selamat memegang amanah dari masyarakat dan negara. Agar dijalankan dengan baik." (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya