Muktamar PPP

Upaya Suryadharma Agar Aklamasi Kandas Sudah

Ahmad Yani dan Akhmad Muqowam (PPP)
Sumber :
  • Antara/ Andika Wahyu

VIVAnews - Muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sempat ricuh. Kericuhan itu terjadi saat pandangan umum menanggapi laporan pertanggungjawaban Ketua Umum Suryadharma, Senin 4 Juli 2011. Sekretaris Panitia Muktamar, M Romahurmuziy, menuturkan bahwa kericuhan bermula ketika sejumlah pengurus cabang ngotot meminta kesempatan berbicara dalam pandangan umum itu.

Bukan Hanya Palestina, Ini 9 Negara yang Belum Diakui Keanggotannya oleh PBB

Permintaan pengurus cabang itu, "Menimbulkan tanggapan yang bersahutan," kata Romahurmizy.  Permintaan itu ditolak lantaran menurut tata tertib muktamar, sebagaimana muktamar-muktamar sebelumnya, yang menyampaikan pandangan umum adalah pengurus wilayah. Lantaran sempat ricuh itu, Suryadharma yang juga Menteri Agama itu sempat dievakuasi.

Anggota Majelis Pertimbangan Pusat PPP, Zainuddin Isman, membenarkan evakuasi Suryadharma Ali itu.  Menurut Zainuddin, hal itu perlu dilakukan demi keamanan. "Wajar saja Pak Surya dievakuasi. Itu demi keamanan beliau," ujarnya. Untung saja kericuhan itu bisa diatasi dan muktamar dilanjutkan dalam keadaan tenang.

2.000 Hewan Ternak Dilakukan Vaksinasi Antisipasi Wabah PMK Secara Gratis

Dari perkembangan di arena muktamar, tampaknya upaya Suryadharma Ali kembali menjadi ketua umum tidak bakal mulus.  Dalam pandangan umum atas laporan pertanggungjawabannya sebagai ketua umum, beberapa Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) tidak memberikan dukungan kepadanya untuk kembali memimpin Partai Kabah itu.

Lantaran cukup banyak yang tidak mendukung Suryadharma itu, Ketua Panitia Muktamar,  Emron Pangkapi, memastikan bahwa pemilihan ketua umum tidak akan  bisa ditempuh dengan cara aklamasi.

"Sampai saat ini, sudah ada tiga DPW yang tidak menyebut mendukung Suryadharma sebagai Ketua Umum yakni Jawa Tengah, Bangka Belitung, dan Kalimantan Tengah," kata Emron. "Sedangkan Kalimantan Selatan menyebut tiga nama untuk dipilih di antara Suryadharma Ali, Akhmad Muqowam, dan Ahmad Yani," kata Emron Pangkapi dalam jumpa pers, di hotel Panghegar, Bandung, Jawa Barat, Senin 4 Juli 2011.

Emron menjelaskan, sampai saat ini, sudah ada 17 DPW PPP yang memberikan tanggapan atas Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum PPP.

Pada putaran pertama yang menyampaikan pemandangan umum itu antara lain Aceh, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, Papua Barat, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Timur. Pada putaran pertama ini sembilan DPW menyatakan menerima laporan pertanggungjawaban Ketua Umum.

"Jawa Tengah tidak menolak atau menerima LPJ. Tapi abstain. Mereka meminta audit keuangan partai dan transparansi keuangan. Mereka juga menilai pembinaan belum maksimal, dan mengritik suara partai yang menurun," ujar Emron.

Ketua DPP PPP bidang Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi itu mengemukakan bahwa Jawa Tengah memastikan diri untuk tidak mendukung SDA dan memilih mendukung Akhmad Muqowam sebagai ketua umum.

Kemudian, lanjutnya, pada sidang lanjutan giliran propinsi Maluku, Bangka Belitung, Banten, Sulteng, Papua yang memberikan pemandangan umum.  Mereka menerima LPJ dan mendukung SDA. Sedangkan, Kalsel bersikap lebih netral dengan menerima LPJ namun mempersilahkan tiga kandidat terbaik untuk dipilih sebagai Ketua umum PPP. Sementara itu,DPW Bali yang juga menerima LPJ  tapi sama sekali tidak menyebut mendukung siapapun.

Senin malam, Suryadharma akan memberi jawaban atas pandangan-pandangan DPW. Kemudian setelah itu, forum mengambil keputusan apakah menerima atau menolak pertanggungjawaban Suryadharma.

Emron memperkirakan pemilihan Ketua Umum PPP baru pada Selasa 5 Juli 2011 malam. Sebelum pemilihan, tata tertib pemilihan Ketua Umum akan diselesaikan terlebih dahulu. Menurutnya, dalam fase inilah, tingkat suhu politik akan memanas.

"Kalau dalam naskah yang disiapkan oleh DPP PPP, direncanakan siapapun yang memeroleh suara terbanyak akan ditetapkan sebagai Ketua Umum merangkap ketua formatur," ujarnya. Pemilihan ketua umum sendiri, lanjutnya, akan dilaksanakan secara tertutup. Sebanyak 1.110 suara akan diperebutkan oleh kandidat.

Bersekutu Lawan Suryadharma


Sementara itu, Minggu malam, Muchdi Purwoprandjono yang sebelumnya memproklamirkan diri sebagai calon Ketua Umum PPP mengumumkan pembatalan diri maju dalam pertarungan. Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya ini sadar tak memenuhi syarat sebagai Ketua Umum dan memilih memberikan dukungan pada Akhmad Muqowam.

"Saya menyampaikan pada pendukung saya, yang menjalin hubungan dengan saya, agar bergabung dengan Akhmad Muqowam. Saya punya visi dan misi yang sama dengan beliau," ujar Muchdi saat menggelar jumpa pers bersama Muqowam di Hotel Santika, Bandung, Jawa Barat, Minggu 3 Juli 2011.

Akhmad Muqowam yang turut hadir dalam jumpa pers itu mengapresiasi dukungan dari Muchdi. Menurut dia, hal ini adalah bagian dari upaya mereka untuk secara bersama-sama membesarkan partai.

"Kami berencana melakukan upaya konsolidasi dalam rangka memenangi muktamar. Karena itu, untuk mencapai target kemenangan harus ditempuh langkah positif dan strategis," kata Muqowam.

"Saya tidak bisa sendirian. Ketua Umum tanpa tim adalah seseorang yang tidak mempunyai pikiran proporsional. Saya dan Pak Muchdi adalah dua orang sahabat yang secara personal melakukan komunikasi, ini bisa menyatu," katanya.

Muqowam menyampakain bahwa dirinya, Muchdi dan Ahmad Yani adalah lawan serius dari calon incumbent Suryadharma Ali. "Saya, Pak Muchdi, Ahmad Yani, kami adalah antitesis. Itu adalah objektivitas. Tiga-tiganya adalah antitesis kepemimpinan hari ini, kami menginginkan perubahan," katanya.

Ahmad Yani sampai Senin siang menyatakan masih bertekad maju dalam pemilihan Ketua Umum. "Sekali layar terkembang, berpantang kita surut," kata Yani.

Politisi muda PPP itu bahkan mengklaim, dukungan terhadap dirinya semakin meningkat mendekati angka 55 persen. “Apapun mekanisme yang ditawarkan formatur, apakah satu putaran atau dua putaran, saya siap,” ujar Yani.

Soal bersekutu dengan Muqowam, Yani menyatakan siap. "Tetapi kondisinya, tunggu Muqowam gabung ke saya," katanya.

Yani menuturkan pada saat-saat terakhir itu, dia akan mengumpulkan seluruh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang semula mendukungnya dan menanyakan apakah mereka masih mendukungnya atau tidak.

"Ribuan pesan singkat datang kepada saya dan menginginkan adanya ketegasan. Apa betul AY telah mundur dan beri dukungan kepada kandidat lain? Saya menyatakan tidak pernah mundur dan terus maju dalam rangka (membesarkan) PPP," ujar Yani.

Ternyata Buah Delima Punya Manfaat untuk Sembuhkan Kanker, Benarkah?
Calon anggota Paskibra Kabupaten Sukabumi dinyatakan meninggal dunia.

Kronologi Siswi SMAN 1 Cisaat Meninggal Dunia saat Jalani Seleksi Paskibra

Seorang siswi SMA Negeri 1 Cisaat meninggal dunia saat mengikuti seleksi pasukan pengibar bendera (paskibra) tingkat Kabupaten Sukabumi 2024 di Kecamatan Palabuhanratu,

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024