Razia, Upaya Polisi Cegah Konflik Ambon

Sejumlah mobil dibakar saat kericuhan yang terjadi di Kota Ambon, Minggu (11/9)
Sumber :
  • ANTARA/Izaac Mulyawan

VIVAnews – Korban tewas akibat bentrok massa di Ambon, Maluku, yang meletup sejak Minggu 11 September 2011 tercatat bertambah menjadi tujuh orang. Meski demikian, Mabes Polri yang mengecek jumlah korban sampai Selasa kemarin, mengatakan situasi Ambon kini membaik.

AstraZeneca Tarik Vaksin COVID-19 di Seluruh Dunia, Ada Apa?

"Korban meninggal bertambah. Kalau kemarin tiga orang, sekarang jadi tujuh orang," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa 13 September 2011.

Korban luka akibat bentrok massa itu tercatat sekitar 64 orang. Dua orang di antaranya adalah anggota Polri, sedangkan lainnya warga sipil.  Korban tewas dan luka, menurut Anton, disebabkan oleh banyak hal. "Ada yang kena luka tembak, kekerasan, lempar batu dan sebagainya," ujar mantan Kapolda Jawa Timur ini.

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Tanya Kondisi Korban Saat Pemeriksaan Kejiwaan

Situasi Ambon, menurut Mabes Polri, kini membaik. "Alhamdulillah kondusif. Masyarakat sudah bisa melakukan kegiatan mencari ekonomi, berdagang dan sebagainya," kata Anton.

Di Ambon, dilaporkan kerusuhan yang sempat mencekam seluruh Ambon itu,  juga membuat sejumlah warga mengungsi. "Berdasarkan data yang masuk, pengungsi kota Ambon mencapai 2000 jiwa," ujar Sekda Provinsi Maluku, Ros Far-Far, Selasa 13 September 2011.

Venue Final Four Proliga 2024 Pindah ke Surabaya dan Semarang

Para pengungsi berasal dari daerah Mardika, Batu Gantung, Tanah Lapang Kecil (Talake) dan Waringin. Gelombang pengungsian juga terjadi di desa Rumahtiga, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon. Warga mengungsi karena rumah dan harta benda hangus dibakar saat bentrok terjadi, dan juga dibayangi trauma sebagai korban konflik 1999 lalu.

Dinas Sosial Kota Ambon telah menyalurkan bantuan kepada para pengungsi berupa beras dan mie instan di sejumlah titik lokasi pengungsian. Pengungsi asal desa Rumahtiga, M. Latuny, 61 tahun, berharap masyarakat Kota Ambon belajar dari pengalaman sebelumnya. “Permusuhan hanya timbulkan penderitaan yang berkepanjangan," ujarnya.

13 penyidik

Mabes Polri juga mengirim tim penyidik pada Senin kemarin untuk menelusuri asal muasal konflik, serta pihak yang bertanggungjawab atas bentrok antar warga di Ambon.  "Tim penyidik Polri sudah dikirim ke Polda Ambon, 13 orang," ujar Anton Bachrul Alam, Selasa, di Mabes Polri.

Tim penyidik itu dipimpin petugas setingkat Kombes, dan kini sudah bekerja. Tugas mereka, kata Anton,  "Tentu dalam rangka penegakan hukum. Semua yang terjadi disana akan dilidik, disidik untuk diproses secara hukum," katanya.

Anton mengatakan, pihaknya bekerja keras menelusuri SMS bernada provokatif yang diduga menjadi pemicu bentrokan. Selain itu, seluruh masyarakat Ambon diimbau tidak terhasut oleh ajakan langsung, maupun lewat SMS. "Apabila terima SMS provokasi segera laporkan ke polisi. Atau minimal tidak disebarluaskan," tuturnya.

Bentrok di Ambon itu kian memanas akibat menyebarnya pesan singkat atau SMS provokatif. Padahal, penyulut bentrokan itu diduga kuat karena tewasnya seorang tukang ojek bernama Darfin Saimen. Polisi menegaskan, Darfin tewas bukan karena dibunuh. Melainkan kecelakaan murni.

Meski begitu, untuk menghindari banyak tafsir tentang kematian Darfin, Dewan Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Maluku meminta Mabes Polri menurunkan tim forensik mengautopsi mayat tukang ojek itu. "Agar tak ada lagi praduga terkait kematian almarhum, forensik Polri harus mengautopsi ulang mayat korban," kata pimpinan GP Ansor Maluku, GP Ansor Maluku Bisri Assidiq Latuconsina kepada VIVAnews.com di Ambon, Selasa 13 September 2011.

Menurut Bisri, hingga hari ke dua pascabentrok, kondisi Ambon berangsur membaik. Tak ada lagi terdengar bunyi tembakan. Namun, kata Bisri, yang penting dicatat oleh Polri adalah kematian tukang ojek itu hingga saat ini masih menjadi isu provokatif di kalangan masyarakat.

"Meski Mabes Polri telah mengatakan almarhum meninggal karena murni kecelakaan tapi hingga kini masih ada isu bahwa ia dibunuh,” ujar Latuconsina.  GP Ansor Maluku juga mengimbau kepada seluruh warga Maluku agar tak terhasut berbagai isu provokatif itu.

Razia

Mencegah konflik berlanjut, Polri melakukan razia atau sweeping bagi warga yang akan masuk ke Ambon. "Polri minta maaf pada masyarakat karena akan dilakukan razia. Khususnya bagi masyarakat yang bepergian ke Ambon," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa 13 September 2011.

Razia akan dilakukan di sejumlah titik masuk ke Ambon. "Baik itu di pelabuhan legal maupun ilegal," kata mantan Kapolda Jawa Timur ini.  Polisi akan memperdalam pemeriksaan dari razia bila ditemukan orang-orang mencurigakan. Bila orang itu dicurigai kasus dugaan teroris, maka pemeriksaan akan berlangsung tujuh hari. Tetapi kalau kasus pidana, pemeriksaan hanya satu hari.

Di Jawa Timur, misalnya, petugas keamanan baik Polri maupun TNI melakukan sweeping di Dermaga Gapura Surabaya. Kapolda Jatim Inspektur Jenderal Hadiatmoko bersama jajarannya, dibantu TNI dan petugas Pelabuhan Tanjung Perak turun melakukan sweeping di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Menurut Hadiatmoko, banyak SMS beredar ditujukan pada warga Ambon di Jawa Timur. Isinya,  ujar Kapolda, mengajak 'berjihad' ke Ambon. "Terkait itu kita mengingatkan warga Jawa tidak mudah terprovokasi”.

Bersama Pangdam V Brawijaya Mayjen Gatot Nurmantyo yang juga turun ke lokasi, Kapolda berbincang dengan kerumunan calon penumpang kapal laut dengan tujuan Ambon.  "Pulang ke Ambon? Tapi bukan untuk urusan yang tidak benar kan?" sapa Kapolda kepada sejumlah penumpang. Sejumlah penumpang menjelaskan tujuan mereka ke Ambon adalah pulang dari berlebaran bersama keluarga besarnya di Surabaya.

Kerusuhan itu memang mencemaskan warga korban konflik di Ambon 1999 lalu, yang kini menyebar ke luar Maluku. Di Bali, misalnya, Ikatan Keluarga Maluku-Maluku Utara (Ikemal) Bali mengaku prihatin atas konflik yang telah merenggut tujuh nyawa di Ambon. "Kami prihatin situasi di Ambon,” ujar Ketua Umum Ikemal Bali, Samuel HJ Uruilal.

Samuel menuturkan, ketika konflik itu pecah, ia menelepon keluarga di Ambon agar tak terhasut lebih jauh dalam konflik yang akarnya masih simpang siur. "Kami tidak ingin konflik tahun 1999 terulang kembali," Samuel menegaskan.

Penasehat Ikemal Bali, Muhammad Arif Lontor sangat berharap agar Ambon kembali normal, dan damai terpelihara. "Harapan kami agar keluarga yang ada di Ambon jangan dipecah belah. Semua untuk masa depan anak-anak kami," ujarnya. Ikemal Bali memiliki anggota sebanyak 1.250 KK di Bali.

Laporan Abu Karim, Diyanthi|Ambon, dan Tudji Murtuji|Surabaya

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya