Indonesia, Negara Terbaik untuk Bisnis?

Pembangunan Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu - Tanah Abang (Casablanca)
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAnews -Majalah Forbes menempatkan Kanada sebagai negara terbaik untuk bisnis mengalahkan Amerika Serikat yang lumpuh oleh kekuatan resesi double dip, dan Eropa yang tengah berjuang mengatasi masalah utang.

PDB Kanada tercatat US$1,6 triliun, terbesar kesembilan di dunia. Ekonomi ini tumbuh 3,1 persen pada tahun lalu, dan tahun ini diperkirakan masih tumbuh 2,4 persen.

Forbes, edisi Senin 3 Oktober 2011, melaporkan Kanada berhasil tumbuh di tengah krisis perbankan yang melanda AS dan Eropa. Royal Bank of Canada, Bank of Nova Scotia dan Bank of Montreal tak butuh dana talangan. Bank itu malah untung selama krisis pada 2007. Resepnya, tetap setia pada praktik konservatif pinjaman mereka.

Kanada bergerak naik dari peringkat keempat tahun lalu berkat memperbaiki standing pajak. Struktur kredit pajak direformasi dengan melaraskan Pajak Penjualan di Ontario dan British Columbia pada 2010. Tujuannya membuat bisnis di Kanada lebih kompetitif. Status pajak Kanada juga meningkat, karena tarif pajak perusahaan dan karyawan diturunkan.

Kanada sesungguhnya bersandar pada ekonomi Amerika Serikat. Negara itu pemasok minyak terbesar untuk AS, dengan tiga-perempat tujuan ekspor. Meski pengangguran AS telah berada di atas 9 persen, di Kanada hanya 7,3 persen. Tingkat pengangguran ini juga lebih kecil dibandingkan zona euro, 10 persen.

Selain masalah pajak, Forbes juga mempertimbangkan faktor lain di 134 negara. Antara lain, soal hak milik, inovasi, teknologi, korupsi, kebebasan (pribadi, perdagangan, dan moneter), perlindungan investor, dan kinerja pasar saham.

Asia Tenggara

Di Asia Tenggara, Singapura rupanya tak tergoyahkan. Negeri itu adalah terbaik di kawasan. Pada 2010 lalu, Negeri Singa itu tumbuh 14,5 persen, dan memiliki pendapatan per kapita US$62.600. Secara keseluruhan, Singapura menempati posisi ke enam setelah Kanada, Selandia Baru, Hong Kong, Irlandia, dan Denmark.

Singapura memiliki ekonomi pasar bebas sangat maju dan sukses. "Ia sangat terbuka dan bebas korupsi, harga stabil, dan PDB per kapita lebih tinggi dari sebagian besar negara maju," tulis laporan Forbes.

Ekonomi Singapura sangat tergantung pada ekspor, terutama barang elektronik, produk-produk teknologi informasi, dan farmasi. Sektor jasa keuangan juga tumbuh cepat. Pertumbuhan PDB riil rata-rata 7,1 persen antara 2004 hingga 2007. Pertumbuhan ekonomi 2009 hanya 1,3 persen sebagai akibat krisis keuangan global, namun rebound hampir 14,7 persen pada 2010.

"Singapura telah menarik investasi besar dalam produksi farmasi, dan teknologi medis. Mereka akan melanjutkan upaya mendirikan Singapura sebagai pusat keuangan Asia Tenggara dan teknologi tinggi."

Pencapaian itu tampaknya akan disusul oleh Malaysia, negara tetangga yang bertengger di peringkat ke 34. Pertumbuhan ekonomi Malaysia 7,2 persen, dan pendapatan per kapita US$14.700. Negara berpenghasilan menengah ini telah mengubah dirinya sejak 1970 dari produsen bahan mentah menjadi ekonomi multi sektor.

Di bawah Perdana Menteri Najib saat ini, Malaysia ingin mencapai status berpenghasilan tinggi pada 2020. Negeri itu juga terus bergerak dengan memberi nilai tambah yang menarik investasi di bidang keuangan Islam, industri teknologi tinggi, bioteknologi, dan jasa.

Pemerintahan Najib juga melanjutkan upaya meningkatkan permintaan domestik, dan mengurangi ketergantungan ekonomi pada ekspor. Namun demikian, ekspor --khususnya elektronik, minyak dan gas, kelapa sawit, dan karet-- tetap menjadi penggerak signifikan pada perekonomian.

Pengamat sebut Hadirnya Anies dan Muhaimin di KPU Beri Legitimasi Hasil Pemilu

Sebagai pengekspor minyak dan gas, Malaysia memiliki keuntungan dari harga energi dunia lebih tinggi. Meski demikian, meningkatnya biaya bensin dan solar dalam negeri memaksa pemerintah memotong subsidi bahan bakar.

"Pemerintah juga berusaha mengurangi ketergantungan pada produsen minyak negara Petronas, yang memasok lebih dari 40 persen dari pendapatan pemerintah," tulis keterangan itu.

Thailand menempati posisi ke 66. Dengan infrastruktur dikembangkan, perekonomian bebas, kebijakan pro-investasi, dan industri ekspor yang kuat, Thailand menikmati pertumbuhan solid 2000-2007, rata-rata lebih 4 persen per tahun, sejak pulih dari krisis keuangan Asia 1997-1998.

Ekspor Thailand sebagian besar mesin dan komponen elektronik, komoditas pertanian, dan perhiasan, terus mendorong perekonomian. Krisis keuangan global 2008-2009 sangat mengurangi ekspor Thailand. Pada 2009, perekonomian mengalami kontraksi 2,2 persen. Pada 2010, ekonomi Thailand tumbuh 7,6 persen, laju tercepat sejak 1995, karena ekspor rebound dari tingkat depresi 2009.

Protes antipemerintah selama Maret-Mei berdampak sementara pada kepercayaan bisnis. Sektor pariwisata terpukul keras selama protes berlangsung. Namun, pemulihan cepat membantu meningkatkan kepercayaan. Pasar saham Thailand tumbuh hampir 5 persen selama periode tiga-bulan pertama tahun ini. "Perekonomian Thailand mungkin akan terus tumbuh dengan baik pada 2011."

Bagaimana Indonesia?
Indonesia menduduki peringkat ke 75 dari 134 negara tujuan bisnis terbaik. Indonesia berhasil lolos dari krisis keuangan global karena ketergantungan pada konsumsi domestik sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi. Investasi yang meningkat, baik oleh investor lokal maupun asing, juga mendukung pertumbuhan solid ekonomi Indonesia.

Pada 2009, pertumbuhan ekonomi RI hanya 4,5 persen, jauh lebih rendah dari rata-rata 6 persen sejak krisis 2008. Tapi pada 2010 pertumbuhan kembali ke tingkat 6 persen.

Kata Shin Tae-yong Usai Heerenveen Izinkan Nathan Tjoe-A-On Kembali ke Timnas Indonesia U-23

Selama resesi, Indonesia mampu melewati para tetangga di kawasan Asia Tenggara. Pemerintahan Yudhoyono membuat kemajuan ekonomi dengan memperkenalkan reformasi signifikan di sektor keuangan, termasuk pajak, bea cukai, dan penggunaan superivisi pada lembaga keuangan dan pasar modal.

Rasio utang atas PDB dalam beberapa tahun terakhir terus menurun. Pertumbuhan PDB kian kuat, juga adanya penata layanan fiskal yang sehat. KondisiĀ  ini membuat dua dari tiga lembaga kredit terkemuka meng-upgrade peringkat kredit utang Indonesia satu level di bawah investment grade.

"Sayangnya Indonesia masih berjuang dengan kemiskinan dan pengangguran, korupsi, infrastruktur, peraturan lingkungan yang kompleks, serta distribusi sumber daya yang tidak merata," tulis Forbes.

Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti menyatakan, jatuhnya peringkat ini banyak disebabkan faktor-faktor non-ekonomi, seperti pemberantasan korupsi, infrastruktur, sumber daya manusia, dan soal perizinan. Padahal bila melihat kondisi perekonomian Indonesia, justru sangat baik. "Inflasi terjaga, pertumbuhan ekonomi baik, dan pendapatan perkapita juga naik," kata Destry.

Itu sebabnya, kata Destry, tak perlu risau soal peringkat ini. "Memang harus dipikirkan jalan keluarnya. Tetapi jangan membuat kita minder", ujarnya. "Kalau Malaysia bisa, kenapa kita tidak?"(np)

Prabowo-Gibran di Penetapan Presiden-Wapres Terpilih di KPU

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Temui Presiden Jokowi di Istana

Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto, dan Gibran Rakabuming Raka, menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu malam, 24 April.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024