Wawancara Ayah TKW Tuti Tursilawati:

"Pak, Saya Mau Kabur"

Tuty Tursilawati
Sumber :
  • Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI)

VIVAnews - Tuti Tursilawati menunggu mati. Lahir di Majalengka 6 Juni 1984, janda satu anak ini akan menyambut ajal di Arab Saudi. Negeri yang diimpinkan Tuti bisa mengubah hidup susah  di Majalengka jadi bahagia. Ia terancam dipenggal sesudah Lebaran Haji ini.

Prabowo Sowan ke PKB, Disambut Pakai Karpet Merah

Derita Tuti bermula dari 11 Mei 2011.  Sudah berulangkali majikan memperkosanya. Ia sudah muak dan jengkel alang kepalang.  Hari itu, ketika sang majikan berusaha memperkosa lagi, ia memukul dengan kayu.  Sang majikan terjatuh.

Sesudah sang majikan tidak berdaya, ia kabur sejadi-jadinya. Tuti juga membawa uang gaji senilai 31.500 real Saudi. Juga membawa sebuah jam tangan dari rumah keluarga sang majikan. Tuti berlari menuju Mekkah. Di tengah jalan bertemu seorang pria. Lari dari kengerian, Tuti gembira. Apalagi pria itu memberi pertolongan. Memberi tumpangan mobil.

Jokowi Bersyukur Angka Stunting Turun dari 37 Persen Menjadi 21 Persen

Luput dari mulut harimau, masuk mulut singa. Seperti itulah nasib Tuti di hari nahas itu. Pria itu malah membawanya ke sebuah rumah kosong. Menyekapnya di sana. Dan astaga!  Laki-laki ini mengundang 9 kawan. Mereka memperskosa Tuti beramai-ramai.  Sesudah itu mereka melepas Tuti  di Mekkah. Para berandalan bejat itu membawa lari tasnya.

Tuti kemudian ditangkap polisi. Di sidang. Divonis pancung. Kini ia menunggu pancung di penjara Kota Thaif, Arab Saudi. Keluarga di Majalengka terperanjat mendengar kabar itu.

Warjuki, sang ayah yang juga pernah merantau ke Arab Saudi, berusaha keras membebaskan sang anak. Ia datang ke Jakarta. Bertemu sejumlah kalangan. Datang ke Kementerian Luar Negeri.

Prabowo Berkelakar Singgung Senyuman Berat, Anies: Kan Beliau yang Alami, Kita Biasa Aja

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah mengirim surat kepada Raja Arab Saudi. Meminta bantuan raja mendekati  keluarga korban yang masih menolak menerima diyat atau 'uang darah' dan mendesak Tuti segera dipancung. Maaf dari keluarga itu bisa membebaskan Tuti.

“Tolong bebaskan anak saya,” kata Warjuki. Berikut petikan wawancara VIVANews.com dengan ayah Tuti Tursilawati itu. Wawancara berlangsung, Kamis malam 21 Oktober 2011.

Boleh cerita sedikit tentang Tuti?

Tuti itu umurnya sekitar 27 tahun. Sudah bersuami dan punya satu anak. Dulu dia sekolah sampai tamat SMP. Lalu ia ambil sekolah khusus jadi baby sitter satu tahun. Setelah sekolah baby sitter setahun itu selesai, dia berangkat ke Saudi. Jadi  TKW di sana.

Kapan dia berangkat ke Saudi?
Lupa saya. Dia masih gadis kok waktu itu. Selama dua  tahun dia kerja di sana. Setelah dua tahun itu saya suruh pulang untuk menikah. Setelah menikah dia tinggal di kampung. Tidak pergi menjadi TKW lagi.
Tapi karena kehidupannya susah, usaha suaminya bangkrut, banyak hutang, mungkin dia stres. Lalu dia mau kerja lagi dan berangkat ke Saudi. Tapi minta diceraikan dulu oleh suaminya. Setelah diceraikan, dia berangkat lagi kerja ke Saudi. Anaknya ditinggal.

Setelah cerai, Tuti ke Saudi?
Iya, ia berangkat lagi. Itu sekitar tahun 2009.

Jadi sebelum nikah Tuti sudah jadi TKW?
Iya, di Saudi juga, sekitar dua tahun. Setelah nikah dan bercerai, Tuti menjadi TKW lagi sampai sekarang ini.

Bagaimana komunikasi dengan Tuti selama ini?
Saya sangat sedih dan terpukul saat dapat kabar bahwa dia ada masalah hukum. Saya terkejut dan kaget. Sebab dia tidak pernah bilang apa-apa. Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) datang ke rumah mengabarkan Tuti sedang bermasalah di sana dan sudah divonis pancung. Saya kaget.

Masih sering berkomunikasi dengan Tuti?
Tidak. Dua bulan setelah dia sampai di sana, dia telepon saya.  Dia bilang, “Pak, saya sudah dapat kerja di sini.” Tapi setelah itu, enam bulan kemudian dia kasih tahu, "Pak saya mau kabur." Saya tanya, kenapa? "Orang tua itu susah banget ngurusnya," katanya. "Capek saya, nggak kuat saya," kata dia lagi.

Saya bilang, "Kamu jangan kabur. Mending berhenti kerja dan minta pulang." Supaya lebih enak urusannya. Jadi saya sarankan saja sama dia supaya minta berhenti dan pulang.

Tuti dituduh bunuh majikan dan kemudian  vonis pancung. Bagaimana reaksi keluarga?
Iya. Itu juga saya kaget. Dia melakukan itu karena terpaksa, terpojok dan sudah marah sekali. Jadi sampai nggak tahan lagi barangkali dia dorong sampai kencang sekali orang itu . Saya cuma kira begitu, saya juga dengar cerita soal kasus dia dari SBMI.

Kapan terakhir komunikasi?
Selasa 18 Oktober 2011 kemarin. Itu dibantu sama Pak Tatang, orang Deplu yang berangkat ke sana menemui Tuti. Terus dia bantu saya komunikasi dengan Tuti.

Tuti cerita soal kasusnya?
Kalau bilang dia dipenjara sih, iya. Dia bilang lagi di penjara. "Ini lagi ada tamu, makanya bisa ngomong sama Bapak." Tamu itu maksudnya Pak Tatang itu. Tapi dia bilang dia tenang-tenang saja, nggak ada keluhan. Tapi ibunya yang nangis terus. Dia malah bingung kenapa ibunya nangis terus.

Bagaimana upaya selanjutnya bagaimana?
Ya saya terus berdoa. Mohon kepada Allah agar diberi keajaiban Tuti bisa dibebaskan. Saya berdoa semoga pemerintah yang mengurus permohonan maaf dari pihak keluarga sana. Dan agar urusannya dimudahkan dan kerjanya diringankan. Saya mengharap mukjizat, semoga ada keajaiban, keluarga sana memaafkan dan Tuti bebas.

Pernah dihubungi pemerintah?
Iya, itu Pak Tatang dari Deplu, dia mengabarkan soal kasus ini juga. Saya minta waktu itu supaya bisa ketemu sama Tuti. Dia bilang bahwa dia akan usahakan. Tapi ternyata dia bilang tidak bisa. Akhirnya dia berangkat ke sana, ketemu sama Tuti terus saya dikasih ngomong lewat telepon.

Setiap bulan Tuti kirim uang berapa ke rumah?
Belum pernah ngirim. Sejak 2009 tidak pernah kirim uang.

Apa Tuti tidak digaji?
Mungkin digaji. Tapi saya nggak tahu juga.

Tidak pernah kirim uang, tidak curiga?
Saya mengiranya mungkin dia belum diberi gaji saja. Kan bisa begitu. Saya juga dulu pernah kerja di Saudi, jadi tahu ada juga yang begitu. Jadi gajinya nanti belakangan saja gitu.

Bapak pernah jadi TKI juga di Saudi?
Iya.

Kapan?
Tahun 1991. Waktu itu Irak-Iran lagi perang.

Sampai kapan jadi TKI di Saudi itu?
Saya enam tahun di sana, jadi sampai 1997.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya