Pembunuhan Khadafi, Kejahatan atau Bukan?

Pemimpin Libya Moammar Khadafi
Sumber :
  • REUTERS/ Huseyin Dogan

VIVAnews - "Apa yang sudah kuperbuat terhadap kalian?" 42 tahun menguasai Libya dengan sepatu militernya, kata-kata terakhir yang diucapkan oleh sang kolonel begitu mengentalkan hilangnya kewibawaan. Ironi di ujung hidup seorang despot. Menghadapi maut yang begitu niscaya beberapa hari lalu, Muammar Khadafi memohon kepada para serdadu pemberontak yang menangkapnya untuk membiarkannya tetap hidup. 

Tapi moncong bedil berbicara lain. Tak lama setelah ia dipapah dalam darah, diseret begitu rupa, dan dicaci-maki tanpa henti, hidupnya direnggut tanpa ampun. Dan dunia menyaksikannya dengan segera melalui video yang menyebar pada pagi 20 Oktober 2011.

"Si anjing gila dari Timur Tengah," demikian julukan yang dulu disematkan oleh Presiden AS Ronald Reagan kepada Khadafi, mati seperti binatang yang diasosiasikan kepadanya itu: dilucuti pakaiannya, diseret, diinjak-injak. Melalui debu yang meliputi wajah piasnya, dunia menyaksikan sang tiran yang dulu begitu digdaya kini dipermalukan hingga tuntas. Mayatnya dionggokkan di ruang berpendingin sebuah toko daging di Misurata.  

Maka di tengah-tengah perayaan, yang mungkin digelar di ibu kota negara-negara Barat atas kematiannya, sebuah suara meminta perhatian dari sekutunya di Utara. Perdana Menteri Rusia, Sergei Lavrov, menyatakan bahwa pembunuhan Khadafi telah melanggar Konvensi Jenewa.

"Kita tentu saja harus bersandar pada hukum internasional. Sebagaimana termaktub, seseorang yang ditahan akibat konflik bersenjata mesti diperlakukan dengan cara tertentu. Dengan alasan apa pun, nyawa seorang tawanan perang tak seharusnya dihabisi," tegasnya. 

Rusia bersikap kritis terhadap aksi militer NATO di Libya. Menurut dia, tindakan yang mereka ambil membahayakan keselamatan masyarakat umum.

Bagi Moskow, kini masalahnya adalah apakah pemerintahan Libya yang baru bisa menghormati kontrak yang telah ditandatangani oleh Khadafi. Sebab, selain kontrak minyak dan perdagangan senjata, perusahaan kereta api Rusia telah menyetujui perjanjian untuk membangun rel kereta api antara Sirte dan Benghazi senilai Rp28,2 triliun.

Tak hanya pejabat Moskow yang bereaksi terhadap cara Khadafi menemui ajalnya, istri sang kolonel, Safiya, pun menunjukkan protesnya. Ia meminta agar Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyelidiki kematian Khadafi serta anaknya, Mutassim.

Rentetan Kejahatan

Di luar perlakuan atas Khadafi menjelang sekaratnya yang dianggap tak pantas, diktator Libya itu tercatat memiliki sederet catatan kejahatan. Salah satu contohnya adalah pembunuhan massal tahanan di penjara Abu Salim yang terletak di ibu kota Libya, Tripoli.

Pembantaian terjadi pada tanggal 28 Juni 1996, yang dipicu oleh penyanderaan sipir oleh para tahanan. Pemantik tindakan itu adalah ketidakpuasan para tahanan akan perlakuan yang mereka terima. Mereka menuntut agar otoritas penjara membolehkan keluarga para tahanan untuk datang menengok. Selain itu, mereka menginginkan kondisi lingkungan sel yang lebih baik.

Pada saat itu, penjara Abu Salim memuat sekitar 1.600 hingga 1.700 narapidana. Pasca pembantaian - penembakan serta peledakan dengan granat - laman Human Rights Watch (HRW) mencatat bahwa 1.200 tahanan tewas. Satu-satunya laporan yang beredar dikeluarkan oleh National Front for the Salvation of Libya.

Tak hanya itu, Khadafi dianggap bertanggung jawab atas tindakan para juru medis di rumah sakit anak El-Fatih, Beghazi, Libya, yang dengan sengaja menginfeksi sekitar 400 pasien dengan HIV.

Akibat dari kebrutalan itu, tragedi El-Fatih dikategorikan sebagai wabah HIV terdahsyat di dunia yang terjadi di sebuah rumah sakit. 

Khadafi juga dipercaya menjadi otak di balik hilangnya ulama Syiah berpengaruh dan filsuf karismatik asal Libanon, Moussa al-Sadr. Tak hanya Moussa, dua pendampingnya, Syeh Muhammad Yakub, dan jurnalis Abbas Badreddine, tak lagi pernah terdengar keberadaannya. 

Ada beberapa spekulasi tentang nasib mereka. Pertama, ada yang percaya bahwa mereka masih berada di penjara Libya. Ada pula yang yakin bahwa mereka telah dieksekusi. Banyak dari para pengikut Moussa yakin bahwa ketiganya dibunuh akibat sengketa upah para milisi Libanon yang belum dibayarkan Libya.

Pihak Libya sendiri mengklaim bahwa Moussa, Muhammad Yakub, dan Abbas telah bertolak ke Roma, Italia.

Tim Pengawal Anies Pamitan usai Pilpres 2024 Berakhir

Mungkin, tragedi Lockerbie adalah satu di antara kejahatan Khadafi yang paling dalam terbenam dalam ingatan. Pada tahun 1988, tepatnya 21 Desember, pesawat Pan Am dengan nomor penerbangan 103, meledak di langit Lockerbie, Skotlandia. 259 awak dan penumpang tewas. 

Selain meninggalkan jejak darah di udara, tragedi Lockerbie menewaskan 11 penduduk setempat yang rumahnya terkena puing-puing pesawat. Salah satu puing, yakni bagian sayap pesawat, membuat ceruk di darat sepanjang 47 meter. 

Para penyelidik mencurigai dua pelaku bernama Abdelbaset Ali Mohmed al-Megrahi dan Al Amin Khalifa Fhimah, yang saat itu diketahui berada di Libya. Amerika Serikat dan Inggris ingin agar kedua tersangka dibawa meja pengadilan AS atau Inggris. Namun, Khadafi menolak.

Kini, ada sedikit hal negatif yang mesti ditanggung para keluarga yang ditinggalkan pasca kematian Khadafi: mereka takkan mungkin mendengar kesaksian Khadafi tentang kejahatan yang dituduhkan kepadanya dari kursi Mahkamah Internasional.

--

The Guardian | The Independent | The Sunday Times

Perasaan Shin Tae-yong Usai Timnas Indonesia U-23 Singkirkan Korea Selatan
Film Badarawuhi di Desa Penari

Film Badarawuhi di Desa Penari Bakal Tayang di 28 Negara Bagian AS

Kabar membanggakan datang dari dunia perfilman Tanah Air. Film produksi MD Pictures berjudul Badarawuhi di Desa Penari akan segera tayang di Amerika Serikat.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024