Banjir Mulai Menyebar di Indonesia

Banjir di Pesisir Selatan , Sumatra Barat
Sumber :
  • ANTARA/ Junisman

VIVAnews - Banjir mulai melanda berbagai derah di Indonesia. Data Terbaru adalah banjir bandang yang menerjang Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Enam orang dilaporkan tewas. Satu jenazah berhasil dievakuasi, lima lainnya masih hilang.

Sekitar 52.123 orang mengungsi akibat banjir ini. Selain memakan korban jiwa, air bah juga menghancurkan 51 unit rumah warga. Sebanyak 21 unit rumah rusak parah, 73 unit rusak sedang, dan 201 lainnya hanya rusak ringan. Fasilitas lain juga banyak yang rusak dihajar air bah.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan menaksir kerugian mencapai Rp630 miliar. "Ini baru data awal, lengkapnya tentu bisa kita dapatkan setelah meninjau langsung ke lokasi saat banjir surut," ujar Kepala BPBD Pesisir Selatan, Nasriadi pada VIVAnews.com, Jumat 4 November 2011.

Banjir itu disebabkan hujan lebat yang tercurah dalam semalam pada Rabu 2 November 2011, malam. Sungai-sungai meluap. Delapan kecamatan dan 50 nagari (desa) disapu air bah.

Sebelumnya, di daerah lain lain banjir telah melanda Pondok Labu, Jakarta Selatan sudah menjadi korbannya. Air setinggi 1,5 meter menggenangi rumah-rumah warga di RT 11, Pondok Labu. Sebanyak 47 kepala keluarga diungsikan.

Hujan yang melanda di Jakarta dan sekitarnya diperparah dengan penyempitan Kali Krukut. Marinir dan warga sama-sama menciutkan kali itu dengan bangunan di samping kanan dan kirinya.

Tak hanya itu, sampah-sampah yang dibuang ke kali menyumbat laju air di Kali Krukut. Hasilnya, banjir itulah yang diterima warga.

Banjir juga melanda Pontianak, Kalimantan Barat. Transportasi di kota khatulistiwa ini nyaris lumpuh karena banjir. Sejumlah ruas jalan dalam kota tenggelam. Akibatnya, jalur transportasi yang menghubungkan Pontianak dengan daerah-daerah lain terputus. Transportasi nyaris lumpuh. Ribuan kendaraan, baik roda dua maupun empat, mengantre di jalanan.

Banjir di Pontianak ini disebabkan hujan lebat yang terjadi selama lima jam pada Selasa 1 November 2011. Sebelum itu, hujan sudah tercurah secara terus menerus. Kondisi itu diperparah dengan air laut yang sedang pasang. Alhasil, banjir di Pontianak kian meluas.

Sementara itu, di lereng Gunung Merapi, banjir juga sudah mengamuk. Bahkan, air yang meluncur dari pundak Merapi itu bercampur material hasil erupsi Gunung Merapi tahun lalu.

Bahkan, Kota Magelang, Jawa Tengah yeng terletak di lereng sebelah barat Merapi statusnya telah ditingkatkan menjadi siaga satu. Banjir lahar dingin telah menyapu sebagian kawasan ini.

Akibatnya, jalur lalu lintas Yogyakarta-Magelang terputus. Jembatan-jembatan darurat di sepanjang Kali Putih Magelang hanyut diterjang lahar dingin Merapi.

“Ada sekitar 700 kepala keluarga yang diungsikan ke titik aman. Berhubung banjir belum terlalu berbahaya, banyak warga yang masih kembali ke rumah masing-masing,” kata Kepala Desa Jumoyo, Magelang, Sungkono kepada VIVAnews.com.

Ancaman banjir lahar dingin di lereng Merapi ini dikhawatirkan masih akan menimpa warga di tahun-tahun berikutnya. Tak hanya Magelang, melainkan juga daerah di sekeliling Merapi lainnya, seperti Yogyakarta.

Diperkirakan material Merapi baru akan habis dalam tiga hingga lima musim penghujan. "Dari 140 juta meter kubik hasil erupsi Merapi, diperkirakan masih ada 90 juta meter kubik material piroklastik di lereng Merapi," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, Selasa 1 November 2011.

Masih awal

Sejatinya, banjir-banjir itu terjadi saat peralihan musim, dari kemarau ke penghujan. Saat ini, curah hujan masih belum tinggi intensitasnya. Curah hujan, masih tergolong normal.

"Memang hujannya belum merata dan masih cenderung hujan yang turun malam hari," kata Kukuh Ribudiyanto, Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Cuaca Ekstrim BMKG kepada VIVAnews.com.

Menurut Kukuh, saat ini memang sudah ada beberapa daerah yang intensitasnya cukup tinggi. Namun, belum merata. "Saat ini yang sudah tinggi itu di wilayah Sumatera dan Kalimantan, sekitar Khatulistiwa," ujar Kukuh.

Kukuh memastikan, intensitas hujan akan semakin meningkat setelah musim hujan benar-benar tiba. "Puncaknya akan terjadi pada Januari atau Februari tahun depan. Itu secara umum," katanya. Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa hingga Nusa Tenggara akan mengalami puncak musim hujan itu.

Kukuh sendiri mengaku belum bisa memprediksi apakah puncak musim hujan itu akan menimbulkan banjir yang lebih besar dari saat ini. "Kita masih terlalu jauh untuk membuat perkiraan itu. Perkiraan kita saat ini masih sampai Desember," katanya. "Dan itu masih normal."

Dia berharap curah hujan di Indonesia tetap normal meski memasuki puncaknya pada Januari hingga Februari 2012. "Karena kondisi global tidak ada yang mempengaruhi, lanina normal sampai Januari nanti," kata dia.

Curah hujan, tambah dia, bukan satu-satunya penyebab banjir. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya banjir di daerah. "Tergantung daerahnya masing-masing, tergantung lingkungannya," kata dia.

Antisipasi

Cuaca ekstrem yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia membuat pemerintah waspada. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersiap menghadapi kemungkinan bencana saat musim hujan ini.

"Kita meminta semua daerah bersiaga memasuki musim hujan. Saat ini saja di beberapa daerah telah terjadi banjir," kata Sutopo Purwo Nugroho.

Di Sukabumi, Jawa Barat, BPBD setempat sudah memberikan peringatan kepada warga untuk siaga. “Saat ini cuaca wilayah Kabupaten Sukabumi ekstrim. Sebanyak 33 kecamatan dari 47 kecamatan dipastikan harus siaga bencana,” ungkap Usman Susilo Kepala Bidang Penaggulangan Bencana (BPP) BPBD Kabupaten Sukabumi, kepada VIVAnews.com.

Wilayah ini merupakan 90 persen dari luas wilayah kabupaten yang total luasnya mencapai 419.970 hektar ini. Kontur tanah dan letak geografis menjadikan Sukabumi rawan terhadap banyak bencana. Longsor dan banjir setiap saat bisa saja terjadi.

Dari data BPBD Kabupaten Sukabumi, hingga bulan Oktober 2011 telah terjadi 85 kejadian bencana alam yang menimbulkan kerugian miliaran rupiah dan belasan korban jiwa. Di antaranya adalah adalah, 36 longsor dan  5 banjir.

Verrell Bramasta Pamer Momen Liburan ke Jepang, Boyong Ibunda Usai Lebaran

Saat peralihan musim ini, kata Usman, semua orang diminta waspada, terutama pada pergerakan tanah dan longsor. Jumlah kejadian bencana ini seringkali muncul dan longsor merupakan bencana terbanyak sepanjang tahun ini. Apalagi memasuki musim hujan.

“Kontur tanah dan kondisi geografis yang cendrung bergelombang menjadikan potensi bencana ini tinggi. Hal ini ditambah dengan kebiasaan masyarakat yang membuat rumah di bukit-bukit dan bantaran sungai," ucapnya.

Di Pontianak, BMKG setempat juga sudah memperingatkan warga tentang potensi cuaca ekstrem. Cuaca ekstrem ini berpotensi menimbulkan gelombang besar 2 sampai 3 meter di perairan Selat Karimata, Laut Natuna, dan Laut China Selatan.

Menurut Kasi Observasi BMKG Supadio Pontianak, Giri Darmoko, cuaca buruk dengan intensitas hujan tinggi, juga akan berbahaya bagi warga yang tinggal di pesisir pantai. Demi menjaga keselamatan nelayan diminta tidak melaut. "Cuaca sekarang di Kalbar  sangat  ekstrem," kata Giri.

Pantauan satelit NOAA, kata Giri, gumpalan awan hitam terus berkumpul di perairan dan menuju daratan Kabupaten Kubu Raya, puncak musim hujan lebat akan terjadi pada bulan November dan Desember.

BMKG juga menyatakan, curah hujan akan sangat tinggi, yakni 300-400 mm, terjadi selama 15-20 hari dalam sebulan. "Berpotensi menyebabkan banjir musiman di wilayah yang berada di dataran rendah," kata Giri.

Laporan: Erinaldi l Padang, Erick Tanjung, Juna Sanbawa l Yogyakarta, Aceng Mukaram l Pontianak, Eka Permadhi l Sukabumi

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman

TKN Prabowo-Gibran Yakin MK Tolak Permohonan Anies dan Ganjar

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Habiburokhman meyakini Mahkamah Konstitusi (MK) bakal menolak permohonan perkara perselisihan hasil pemilu (PHPU)

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024