Indonesia Menunggu Penobatan Jawara SEA Games

Winning Moment SEA Games XXVI
Sumber :
  • ANTARA/Andika Wahyu

VIVAnews - SEA Games 2011 masih menyisakan 2 hari lagi. Namun, tuan rumah Indonesia dipastikan menjadi juara umum. Kontingen Merah Putih tinggal menunggu penobatan menjadi juara umum pada upacara penutupan di Gelora Bumi Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, Selasa 22 November 2011.

Dengan raihan 150 medali emas, 125 perak dan 116 perunggu atau total 391 medali sampai Minggu malam, 20 November 2011, Indonesia sudah tak terkejar oleh kontingen lainnya. Indonesia telah melebihi target meraih 25 persen dari total 545 emas yang diperebutkan di SEA Games ke-26 ini.

Resmi, PSSI Perpanjang Kontrak Shin Tae-yong Hingga 2024

Biasanya, juara umum Pesta Olahraga Bangsa-bangsa Asia Tenggara ini memang menyapu minimal 25 persen dari total medali emas. Sedangkan rekor tertinggi juara umum meraih 43 persen.

Rona-rona sumringah mulai terlihat di wajah para pejabat Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia/Komite Olahraga Nasional Indonesia dan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga. Padahal, mereka sempat dilanda ketegangan tingkat tinggi jelang penyelenggaraan SEA Games ke-26 ini akibat dirundung berbagai masalah.

"Alhamdulillah, Insya Allah kita bisa juara umum. Karena tadinya kami menargetkan 136 medali emas dan sekarang sudah lewat target itu. Kita menuju ke arah juara umum," kata Ketua Umum KONI/KOI, Rita Subowo dalam perbincangan dengan VIVAnews.

Emas penentu Indonesia sebagai juara umum datang dari berbagai cabang. Termasuk beberapa cabang yang melampaui target seperti Sepatu Roda yang melakukan sapu bersih emas, Atletik, Karate, Panjat Dinding, Dayung, Wushu dan Bulutangkis.

"Ini berkat kerja sama dari semua pihak. Dari kesiapan atlet-atlet kita secara fisik atau pun mental. Akhirnya, mereka bisa meraih ini semua dengan semua keterbatasan yang ada," tambah wanita ramah senyum ini.

"Dari awal memang kita sudah terbayang (jumlah perolehan medali). Karena kita sudah memprogramkan beberapa rencana bersama Prima (Program Indonesia Emas). Minimal kita mendapat 136 medali, itu sekitar 27 persen dari 545 medali emas yang diperebutkan," kata Rita lagi.

PKS Komitmen Bangun Indonesia bersama NasDem dan PKB hingga Sakaratul Maut

"Yang membahagiakan buat saya karena banyak atlet kita ini yang masih sangat muda. Sekarang kita akan fokus pada kesejahteraan mereka."

Menpora Andi Mallarangeng tak kalah optimistis. Menpora menyebut peluang Indonesia menjadi juara umum telah mencapai 99 persen.

"Jadi rasanya sudah tidak terkejar lagi untuk juara umum. Tapi, atlet harus fokus berjuang merebut emas sebanyak-banyaknya," ujar Andi ketika dihubungi VIVAnews, Minggu 20 November 2011.

Menurutnya, dengan perolehan medali emas ini, Indonesia sudah aman menjadi juara umum. Thailand bisa menyodok asalkan Indonesia hampir tak meraih satu pun emas di sisa pertandingan yang ada.

"Kalau kita tidak dapat apa-apa, menang Thailand. Tapi, masa Indonesia tidak dapat apa-apa? Jadi untuk sekarang hitung-hitungannya 99 persen sudah aman menjadi juara umum. Tapi, masih ada 1 persen untuk itu dan tidak boleh takabur," tambahnya.

Lebih lanjut, Menpora memperkirakan Indonesia akan mampu meraih 170 medali emas di SEA Games XXVI. Target ini sebenarnya tak aneh karena dari laporan tiap induk cabang olahraga sebelum SEAG 2011 digelar, target maksimal bisa mencapai 175 emas.

Suku Bunga BI Naik Diproyeksi Topang Penguatan IHSG, Cek Saham-saham Berpotensi Cuan

"Dari semua cabang yang ada cukup merata, dari emas tersisa kita bisa dapat 25 emas. Maka kita bisa dapat 160-170 medali emas di SEA Games kali ini," ujarnya.

Penantian 14 Tahun

Indonesia harus menunggu selama 14 tahun untuk berjaya kembali. Kontingen Merah Putih tak pernah menjadi Raja di kawasan Asia Tenggara pada 6 SEA Games terakhir. Kali terakhir, Indonesia berjaya di kawasan ASEAN saat menjadi tuan rumah SEA Games 1997.

Tanda-tanda munculnya rival berat bagi kontingen Merah Putih sebenarnya sudah terlihat setelah Thailand menjadi juara umum saat menjadi tuan rumah SEAG 1995 di Chiang Mai.

Indonesia kembali merebutnya saat menjadi tuan rumah SEAG 1997 di Jakarta. Tapi, Thailand kembali menjadi Raja ASEAN pada 1999 di Brunei Darussalam.

Rivalitas Indonesia dan Thailand semakin panas. Dua negara ini saling mengklaim sebagai kekuatan olahraga terbesar di Asia Tenggara. Indonesia dan Thailand juga saling beradu jumlah raihan medali jika tampil di Asian Games maupun Olimpiade.

Setelah 1999, juara umum SEA Games seperti menjadi piala bergilir yang diberikan kepada tuan rumah. Karena secara mengejutkan tuan rumah mampu menjadi juara umum yakni Malaysia pada 2001, Vietnam 2003, Filipina 2005 dan kembali Thailand 2007.

Malaysia, Vietnam dan Filipina bukanlah kekuatan besar di kawasan ASEAN. Tapi, kemampuan Vietnam menjadi juara umum SEA Games 2003 menjadi tonggak kebangkitan olahraga Negeri Paman Ho itu. Vietnam kini mampu menjadi kekuatan baru rival bagi Indonesia dan Thailand.

Ini dibuktikan Vietnam di SEAG 2009 Laos. Mereka berada di posisi 2 di bawah Thailand yang kembali menjadi juara umum. Sedangkan Indonesia hanya berada di posisi 3 peraih emas terbanyak.

Kini, Indonesia kembali menjadi Raja di kawasan ASEAN. Euforia boleh melanda Tanah Air. Tapi, sebenarnya tantangan ke depan semakin berat.  Seperti ungkapan, "mempertahankan lebih sulit daripada merebut."

Apalagi, Indonesia berjaya bukan di cabang-cabang Olimpik alias yang dipertandingkan di tingkat Asia (Asian Games) maupun dunia (Olimpiade).

Komandan Satlak Prima, Tono Suratman sebelum SEA Games digelar mengakui bahwa tambang emas Indonesia berasal dari cabang-cabang non-Olimpik. Beruntung, prediksi itu sedikit tertutupi dengan sukses Atletik, meski untuk bersaing di kawasan Asia dan dunia sungguh sangat berat.

"Setelah ini kita akan mulai dengan program yang baru. Prediksi yang baru untuk 2 dua tahun dengan memberi kesempatan yang sama, baik cabang olympic sports atau non-olympic sports. Memang pembinaan terus berjalan, tentang skala prioritas tetap ada, mana yang menuju kepada prestasi, mana yang pembinaan menuju prestasi," kata Tono kepada VIVAnews.

"Kita berharap Pemerintah tetap memberi alokasi dana latihan, termasuk juga untuk titik-titik yang lain. Termasuk untuk pelatih asing yang memang punya sertifikat lebih. Artinya sertifikat pelatih itu yang pernah menjadikan atlet juara. Karena memang untuk SEA Games, negara-negara yang menjadi pesaing hanya itu-itu saja, beda Asian Games atau Olimpiade."

Pembinaan sangat serius di cabang-cabang Olimpik memang sangat diperlukan. Ini agar Indonesia juga tak ikut-ikutan mendapatkan 'piala bergilir'  yang hanya mampu menjadi juara umum kala menjadi tuan rumah.

"Jadi setelah ini tetap latihan-latihan dengan program jangka panjang. Yang sekarang akan kita evaluasi adalah cabang-cabang unggulan Olimpiade. Itu menjadi prioritas," tutur Tono.

Ditutup Emas Sepakbola

Seperti biasa, prestasi sebagai juara umum SEA Games 2011 yang diraih Indonesia kurang lengkap bila tak ditutup dengan medali emas Sepakbola. Meski hanya memberikan satu emas, tapi medali Sepakbola bernilai prestise sangat tinggi. Apalagi, Indonesia sudah 20 tahun tak menjuarai sepakbola SEA Games.

"Kita ingin menjadi juara umum dan meraih medali emas untuk sepakbola," ujar Menpora Andi Mallarangeng saat dihubungi VIVAnews, 20 November 2011.

Menurutnya, kemenangan Indonesia di ajang Pesta Olahraga se-Asia Tenggara itu seperti kue yang manis. Namun, kemenangan di cabang Sepakbola seperti buah cherry yang mempermanis kue itu.

Andi mengatakan, jika bisa mempertahankan permainan seperti melawan Vietnam, maka Timnas Indonesia bisa menaklukkan Malaysia di final di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin malam, 21 November 2011.

Menpora juga berpesan kepada masyarakat agar terus mendukung Timnas dengan semangat dan tertib. Ia juga menghimbau kepada masyarakat yang ingin mendukung secara langsung di Gelora Bung Karno agar mewaspadai tiket palsu. (sj)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya