Pesawat Latih TNI AU Berjatuhan, Apa Sebabnya

Pesawat Cessna mengalami kecelakaan di Cirebon
Sumber :
  • Beni/Cirebon

VIVAnews - Pesawat itu jatuh di sawah. Milik Angkatan Udara, itu pesawat latih jenis Charlie. Ia jatuh pukul 10 pagi Jumat 6 Januari 2012, di Dusun Jetis, Kedungsari, Magelang, Jawa Tengah. Warga di sana terkejut ketika melihat pesawat menikam tanah.

Dikira Tewas oleh Israel, Komandan Al Quds Abu Shujaa Tiba-tiba Muncul di Pemakaman

Komandan SAR Kabupaten Magelang, Heri Prawoto, kepada VIVAnews mengatakan, " Pesawat itu jatuh di persawahan di pinggir kali Progo." Kondisi pesawat itu sudah tidak utuh lagi. Sempat terpental, badan pesawat tercecer pada enam lokasi. Sejumlah informasi menyebutkan bahwa sebelum jatuh pesawat itu menabrak pohon. (Lihat Video pesawat itu setelah jatuh di sini)

Heri Prawoto menambahkan bahwa ada satu korban tewas dalam musibah ini. Korban yang tewas itu adalah instuktur pesawat latih itu. "Biasanya penumpangnya dua orang, kami baru menemukan jenazah instruktur," kata Heri. Jenasah korban kemudian dibawa ke rumah sakit tentara di Magelang. Diotopsi di sana.

KPK Ungkap Background Pejabat Pemilik Aset Kripto Miliaran

Salah satu anggota Tim SAR dari Magelang, Ahmad Muslim,  kemudian memastikan bahwa hanya satu orang penumpang pesawat itu. Yaitu pilotnya sendiri yang bernama Ali Mustofa. Ia meninggal dengan muka lebam. "Korban tewas dalam kondisi lebam di bagian muka," kata Ahmad.

Warga di sekitar persawahan itu, kisah Ahmad, sempat melihat pesawat itu oleng di langit. Lalu tiba-tiba jatuh dan sesaat berselang terdengar ledakan keras. Ahmad melanjutkan bahwa lantaran penumpang pesawat itu sudah dipastikan cuma satu orang, operasi pencarian korban sudah dihentikan.

Kejuaraan Golf Internasional, Pj Gubernur Sumut Optimis Jadi Ajang Pembinaan Atlet

Mengapa pesawat latih itu tiba-tiba tersungkur dari langit, kini sedang diteliti. Tapi Ahmad memastikan bahwa saat pesawat itu jatuh cuaca di awang Magelang sedang cerah. "Setelah pesawat jatuh, baru gerimis turun," katanya.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, langsung meminta jajaran TNI Angkatan Udara menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat itu. "Kami belum tahu persis. Apa penyebab jatuhnya pesawat itu. Apakah karena unsur manusia, apakah karena unsur pesawat atau unsur lain. Jadi biarlah mereka sekarang memastikan, kecelakaan itu terjadi karena apa," kata Purnomo di Kantor Presiden, Jumat 6 Januari 2012.

Purnomo menambahkan bahwa tidak bisa serta dinilai bahwa cuaca adalah penyebab jatuhnya pesawat latih itu. Dan hingga Jumat sore Purnomo mengaku belum mendapat laporan deteil soal jatuhnya pesawat itu. "Mungkin masih di TNI AU," ujarnya. (Penyataan Purnomo selengkapnya baca di sini)

Kepala Penerangan dan Perpustakaan Angkatan Udara Adisucipto Yogyakarta, Mayor Yuto Nugroho, menjelaskan bahwa pesawat nahas itu buatan Amerika Serikat tahun 1976. "Pesawat itu buatan Beech Craft Corporation USA tahun 1976," kata Mayor Yuto Nugroho, dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Jumat 6 Januari 2012.

Pesawat latih TNI-AU, lanjutnya, jatuh dalam misi terbang latihan profeciency rutin. "Itu dalam rangka latihan profeciency instruktur," ujarnya.

Daftar Pesawat Latih Nahas

Peristiwa jatuhnya pesawat latih Angkatan Udara bukan sekali ini saja terjadi. Pada Kamis 24 Juni 2010, pesawat latih milik Angkatan Udara  juga jatuh di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Pesawat yang jatuh di sana jenisnya KT-1B Wong Bee.

Pesawat dengan nomor ekor LD-0102 ini diterbangkan oleh Letkol Pnb. Ramot CP Sinaga dengan satu penumpang yaitu Pangdam Udayana IX Mayjen TNI Rahmat Budianto. Pesawat itu terbang bersama tiga pesawat lain dalam misi  joy flight mengitari wilayah lagi Bali.

Sebelum jatuh, pesawat tersebut adalah pesawat keempat dalam urutan landing. Ketiga pesawat lainnya telah mendarat dengan selamat terlebih dahulu. Kecelakaan terjadi ketika pesawat hendak mendarat di ujung run way 27.

Menurut Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara, Letkol Pnb. Dedy Ghazy Elsyaf, penerbang Letkol Penerbang Ramot Sinaga dan Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Rahmat Budiyanto selamat karena melakukan eject (bail out) dari pesawat.

Pesawat buatan pabrik KAI Korea Selatan ini diterima dan dioperasikan oleh TNI AU pada tahun 2003 dan dalam kondisi layak terbang. "Seperti diketahui, sejak diterima di TNI AU pesawat LD-0102 sampai saat ini baru mencapai 2.308,45 jam terbang," ujarnya kepada VIVAnews.com. (Baca, Terlempar ke Atas Pangdam Udayana Selamat)

Pada 28 April 2011, sebuah pesawat latih jatuh di lahan milik TNI AU di Sleman, Yogyakarta. Dua pilot, Sertu Ninang dan Sersan Karbol Habibun Rahman tewas dalam kecelakaan pesawat dengan kode penerbangan G-611 itu.

"Lokasi pesawat jatuh di area lahan milik TNI AU yang saat ini tengah ditanami tebu. Pesawat jatuh di kawasan Berbah, Sleman, sekitar pukul 15.45 WIB," kata Gubernur Akademi Angkatan Udara (AAU) Marsda IB Putu Dunia saat dihubungi VIVAnews.com.

Dia menjelaskan, pesawat nahas itu merupakan pesawat terbang layang yang ditarik pesawat bermesin atau jenis capung. Dua jenazah itu kemudian dievakuasi ke RS AU Harjo Lukito, Yogyakarta. Sebelum dimakamkan, kedua korban disemayamkan di Squadron Pendidikan (SKADIK) 101 pangkalan AAU Adi Sucipto. Jajaran TNI AU melakukan penyelidikan perihal penyebab jatuhnya pesawat. (Baca, Saksi: Pesawat Jatuh Karena Sayap Patah)

Kemudian pada 8 Juni 2011, sebuah pesawat latih tempur milik TNI Angkatan Udara tergelincir dan keluar dari jalur aspal di Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau. Pesawat ini keluar dari jalur penerbangan hingga menyusup ke bagian rumput bandara.

Laporan: Erick Tanjung, Fajar Sodiq

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya