Teror Cuaca Dingin dan Krisis Energi Eropa

Penduduk Eropa di tengah cuaca dingin ekstrem
Sumber :
  • REUTERS/Christian Hartmann

VIVAnews - Kebekuan dan tebalnya salju masih belum enyah dari jalan-jalan kota di negara-negara Eropa. Dalam hitungan minggu, ratusan orang tewas akibat suhu yang mencapai puluhan derajat di bawah nol. Hal ini diperburuk dengan berkurangnya ketersediaan energi listrik dan gas yang jadi sumber utama kehangatan.

Laman The Telegraph, Kamis kemarin melaporkan korban tewas telah menembus angka lebih dari 650 orang di seluruh Eropa akibat dingin. Korban terbanyak dilaporkan terdapat di Rusia dengan 205 orang. Akibat suhu yang dapat mencapai  minus 20 derajat celcius, 5.000 orang di kota ini mengalami hypothermia atau radang dingin

Sementara itu di Ukraina, sebanyak 135 orang tewas, 107 tewas di Polandia, 86 tewas di Rumania, dan 23 lain tewas di Lithuania. Korban tewas juga dilaporkan di Bulgaria, Estonia, Latvia, Serbia, Kroasia, Montenegro, dan Slovenia. Di beberapa negara, dingin kali ini adalah yang terparah selama lebih dari 60 tahun. Di Bulgaria, suhu bahkan bisa mencapai minus 35 derajat celcius.

Sebagian besar korban tewas adalah para tunawisma yang tidak mendapatkan perlindungan apapun dari dingin. Dengan hanya pakaian yang melekat di badan, mereka harus menyerah dicengkeram dingin ekstrem. Dingin juga memakan banyak korban dari orang lanjut usia dan anak-anak.

Lain lagi di Ukraina. Pemerintahnya menyalahkan penggunaan alkohol berlebihan sebagai penyebab utama banyaknya orang tewas di negara tersebut. Viktor Baloga, Menteri urusan Darurat Ukraina, mengatakan sembilan dari 10 orang yang tewas ada sangkut pautnya dengan penyalahgunaan alkohol. Pada banyak kasus, para tunawisma yang meminum banyak alkohol tertidur di jalan dan mati beku.

Jokowi Minta AHY Selesaikan 2.086 Hektar Lahan Bermasalah di IKN Tanpa Ada Korban

Salju tebal mengakibatkan 23 ribu penduduk di 225 wilayah di Rumania terisolir lebih dari sepekan. Kekurangan makanan dan obat-obatan, penduduk juga harus berjuang menyingkirkan salju tebal di atas rumah mereka, mencegah ambruk. Penduduk di negara ini bahkan menyelamatkan ternak babi mereka ke dalam rumah, agar tidak mati kedinginan.

Di Hungaria, untuk mencari kehangatan, Bank Sentral terpaksa membakar catatan-catatan keuangan usang yang jumlahnya miliaran lembar untuk dijadikan bahan bakar.

Di Ceko, sebanyak 100 mobil mogok di tengah jalan, membuat jalan utama yang menghubungkan Praha dengan Ceko timur dan Slovakia terblokir. Badai salju di negara ini juga mengakibatkan 40 mobil bertabrakan dan menyebabkan dua orang terluka di Timur Praha. Kecelakaan lain di Tenggara Praha yang melibatkan puluhan kendaraan termasuk sebuah bus, melukai lima orang. Kecelakaan diduga akibat jalanan yang membeku dan licin.

Akibat cuaca dingin juga, berbagai moda transportasi lumpuh. Jalan beku membuatnya sulit dilalui, membuat transportasi darat rentan kecelakaan. Sungai Danube di Eropa tengah yang membeku hingga ratusan mil, dari Australia hingga ke Laut Hitam, mematikan transportasi air. Puluhan penerbangan, salah satu di antaranya di bandara Ataturk, Istanbul, Turki, ditunda atau dibatalkan karena landasan penuh salju.

Di Roma, salju untuk pertama kalinya turun sejak 26 tahun lalu menyelimuti Colosseum, objek wisata utama kota. Akibatnya, tempat ini harus ditutup. Kabar terakhir, dingin dan salju mulai menyebabkan kerusakan pada dinding-dinding Colosseum.

Krisis Energi

Cuaca dingin yang parah akan semakin mematikan terutama karena berkurangnya sumber energi utama untuk penghangat. Beberapa negara juga mulai mengurangi ekspor energi mereka, jaga-jaga jika wilayah mereka kekurangan bahan bakar.

Sebut saja Rumania dan Bulgaria, yang memutuskan menghentikan sementara ekspor listrik dan mengurangi aliran ke beberapa lokasi industri. Perdana Menteri Rumania, Mihai Razvan Ungureanu, mengatakan langkah ini diperlukan untuk menjaga cadangan energi negara jika cuaca semakin mendingin.

Cadangan listrik di Hungaria memang telah menurun, bahkan defisit, akibat kekeringan tahun lalu yang mengurangi produksi pembangkit listrik tenaga air hingga setengahnya. Penggunaan gas yang berlebihan selama musim dingin juga menyebabkan negara mengalami kekurangan bahan bakar.

Selain mengganggu pasokan listrik tenaga air, kekeringan tahun lalu juga merusak pola produksi listrik tenaga nuklir dan batu bara. Akibatnya, ekspor energi Eropa 2011 menurun 19 persen.

Hal ini jugalah yang membuat eksportir gas terbesar Eropa, Gazprom milik Rusia, menurunkan jumlah ekspor mereka ke beberapa negara. Di beberapa kasus, Rusia menurunkan ekspor hingga 30 persen. Langkah ini dilakukan untuk menjaga keberlangsungan pasokan.

Langkah Rusia ini dinilai dilakukan di waktu yang tidak tepat, di saat Eropa membutuhkan lebih banyak gas untuk penghangat. Saat ini, konsumsi gas di Eropa mencapai 180 miliar kubik meter, sebelumnya pada 2011, hanya 150 kubik meter.

Selain itu, Rusia juga sempat terlibat ketegangan dengan Ukraina terkait pengiriman gas. Menurut Rusia, Ukraina telah menyedot banyak gas dari pipa gas Rusia, lebih dari jumlah yang seharusnya mereka terima.

Pipa gas dari Rusia menuju negara-negara lain di Eropa kebanyakan melalui Ukraina untuk transit terlebih dulu. Rusia menuduh, akibat tindakan Ukraina, Eropa terancam kekurangan pasokan gas.

Mutia Ayu Cerita Kedekatan Sang Putri dengan Marthino Lio Pemeran Glenn Fredly

Rusia melakukan tindakan tegas dengan menghentikan sementara pasokan ke Ukraina, tidak peduli dalih apapun dari pemerintah setempat. Bisa diduga, seteru ini akan membuat ancaman semakin banyak korban tewas akibat dingin akan semakin besar.

Reuters menuliskan, Rusia bahkan mencari akal agar pengiriman gas mereka ke Ceko tidak perlu melalui pipa di Ukraina. Perusahaan pipa Rusia, Transneft, berencana mengambil akses melalui Jerman untuk menuju Ceko. Dari Jerman, pipa sepanjang 300 km akan membawa gas menuju Ceko.

Untuk menghindari kekurangan energi di Eropa, Gazprom akan menginvestasikan dana antara 200-300 juta euro untuk membangun tempat penyimpanan bawah tanah untuk menjaga pasokan, menghadapi kemungkinan musim dingin yang memburuk. Pada 2015 mendatang, penyimpanan bawah tanah Rusia akan mampu menampung hingga lima miliar kubik meter gas. (eh)

Timnas Indonesia

Legenda Manchester United Ikut Buka Suara Soal Timnas Indonesia, Shin Tae-yong Disebut Sukses

Salah satu yang turut buka suara soal Shin Tae-yong dan Timnas Indonesia adalah legenda Manchester United, Park Ji Sung.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024