Sumbawa Membara Lagi, Daya Deteksi Aparat Lemah?

Kerusuhan di Sumbawa
Sumber :
  • Edi Gustan| Mataram

VIVAnews - Situasi Kota Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Rabu 23 Januari 2013 mulai kondusif usai kerusuhan yang terjadi Selasa. Meski demikian, pasukan bersenjata lengkap dari kepolisian dan TNI masih disiagakan di sejumlah kawasan bisnis dan pasar untuk mengantisipasi penjarahan.

Pengamanan dilakukan di supermarket Dinasti dan Hotel Tambora yang hangus dibakar massa. Hingga pagi tadi, kepulan asap masih terlihat. Dua bangunan ini hampir tak tersisa akibat terbakar.

Kapolda NTB Brigjen M. Irawan menjamin bahwa situasi sudah dapat diatasi dan dalam keadaan kondusif. Penjagaan masih dilakukan di kawasan rawan seperti pasar dan pertokoan. Pengamanan akan dilakukan sampai situasi benar-benar pulih.

Kerusuhan yang terjadi bertepatan dengan hari ulang tahun Kabupaten Sumbawa ke-54 ini berawal dari aksi ratusan mahasiswa yang menuntut polisi mengungkap kematian seorang wanita, yang tidak lain adalah rekan mereka.

Dugaan penyebab kematian korban menyebar ke masyarakat dalam berbagai versi. Tapi, informasi kematian korban karena perkosaan dan pembunuhan yang dilakukan oknum polisi di Sumbawa, membuat masyarakat emosi.

"Informasi sementara adalah kasus kecelakaan. Ada anggota berboncengan dengan kekasihnya mengalami kecelakaan. Pacarnya dibawa ke rumah sakit dan meninggal dunia pada Sabtu malam," kata Kebid Humas Polda NTB Ajun Komisaris Besar Sukarman Husein kepada VIVAnews. Kejadian itu kemudian berkembang menjadi isu perkosaan.

Massa yang tersulut emosinya melempari sejumlah falisitas umum di kawasan itu. Pada sore hari keributan meluas. Ratusan orang melakukan pelemparan ke arah salah satu kampung yang masih menjadi tetangga mereka.

Dalam kerusuhan itu, tercatat 35 rumah dibakar, satu tempat ibadah, Hotel Tambora, Pasar Seketeng, dua toko, dua swalayan, serta sejumlah kendaraan roda dua, dan roda empat.

Tak hanya itu, minimarket dan ruko-ruko juga dijarah. “Penjarahan di tiga titik di kota Sumbawa. Pasar juga ludes terbakar,” kata Sukarman, Rabu.

Saat ini, Brimob Polda NTB dan Polda Jawa Timur sudah disiagakan di Sumbawa untuk mengantisipasi kerusuhan susulan. Sebanyak 1.666 personel aparat keamanan dari kepolisian dibantu TNI berjaga-jaga di berbagai lokasi Sumbawa. Sementara personel Brimob Polda Jawa Timur yang didatangkan ke Sumbawa untuk membantu pengamanan berjumlah 141 personel.

Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengaku telah menangkap 90 orang yang diduga terlibat dalam kerusuhan itu. Mereka semua warga sipil. "Mereka yang sudah ditangkap itu sedang diperiksa," kata Timur di Istana Negara, Jakarta.

Dia juga menambahkan, kondisi daerah Sumbawa dan sekitarnya dipastikan sudah kondusif, sejak pagi tadi.

Rusuh lagi

Pemimpin Korut Kim Jong Un Debut Jadi 'Idol', Rilis Lagu Baru yang Isinya Puji Dirinya Sendiri

Setahun lalu, 26 Januari 2012, rusuh sudah terjadi di Pulau Sumbawa, tepatnya di Bima. Ribuan orang yang tergabung dalam Front Rakyat Anti Tambang Bima tak hanya membakar kantor bupati. Mereka juga membakar Kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Bima yang berdekatan dengan kantor bupati Bima di Jalan Soekarno Hatta.

Aksi pembakaran itu merupakan buntut kekesalan warga atas sikap Bupati Bima, Fery Zulkarnain, yang belum mencabut Surat Keputusan Nomor 188 tentang Izin Usaha Pertambangan. Selain itu, mereka juga menuntut pembebasan warga yang ditahan terkait blokade Pelabuhan Sape, Bima akhir Desember 2011.

Massa yang mengendarai motor lebih dulu tiba di depan kantor bupati. Mereka mengawali orasi. Dua tuntutan mereka suarakan, yakni pencabutan SK Tambang dan pembebasaan warga yang ditahan. Tuntutan itu menjadi harga mati. Suasana semakin panas dengan datangnya para demonstran yang berjalan kaki.

Massa tiba-tiba berubah menjadi beringas. Mereka kemudian meruntuhkan pagar kantor Fery. Aparat polisi yang berjaga tak bisa berbuat banyak. Mereka juga menjadi sasaran amuk massa, polisi kemudian mundur.

Letusan senjata api dari aparat tak dihiraukan lagi. Kawat berduri yang dijadikan penghalang tak menyurutkan nyali para demonstran. Kantor itu kemudian di hancurkan dan dibakar.

Asap api yang membakar kantor bupati menyebar. Api terus membesar dan merambat ke sejumlah perkantoran. Kantor KPUD Bima yang terletak di dekat kantor bupati tak luput dari si jago merah. Kantor KPUD itu pun ludes, selain dilalap api juga hancur akibat ulah massa yang marah.

Deteksi Lemah?

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI Marzuki Alie mengritik kinerja kepolisian yang dinilai lambat mengantisipasi kerusuhan ini. "Kepolisian seharusnya merespons cepat konflik-konflik yang selalu ada kerugian dan korban. Itu tanggung jawab kepolisian," kata Marzuki di Gedung DPR.

Selain itu, masih kata Marzuki, peran tokoh masyarakat dan agama sudah mulai tidak didengar masyarakat sehingga konflik seperti ini sering kali terjadi.

Hal sama disampaikan Ketua Komisi III Bidang Hukum DPR RI, Gede Pasek Swardika. Menurutnya, deteksi dini terhadap konflik sangat lemah. Tak hanya itu, aparat juga dinilainya tak tegas. Bahkan kata Pasek, aparat kepolisian kadang malah memilih menonton aksi kerusuhan daripada mengatasi kerusuhan.

Menurut Pasek, seharusnya SMS provokatif sudah terdeteksi sejak dini. Sebab, pesan singkat yang beredar itu memiliki modus dan struktur sama dengan pola provokasi kekerasan di berbagai wilayah di Indonesia.

Menurutnya, petugas di lapangan ragu-ragu bertindak karena takut dituduh melanggar HAM. Buntutnya, aparat kemudian hanya menonton pelanggaran HAM yang dilakoni kelompok mayoritas terhadap minoritas. (kd)

BPS Catat Ekspor Maret 2024 Naik 16,40 Persen Terdorong Logam Mulia hingga Perhiasan
Daun Sirih

Jarang Disadari, Ini 5 Manfaat Luar Biasa Daun Sirih untuk Kesehatan Tubuh

Daun sirih (Piper betle) adalah bagian penting dari warisan budaya di banyak negara Asia Tenggara, digunakan dalam tradisi medis, kecantikan, dan keagamaan.

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024