Tes Kesehatan Capres, Penting atau Sekadar Formalitas?

Joko Widodo dan Jusuf Kalla Jalani Tes Kesehatan
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews – Calon presiden dan calon wakil presiden RI 2014 mulai menjalani tes kesehatan Kamis, 22 Mei 2014. Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla mendapat giliran pertama diperiksa oleh sekitar 50 dokter dari 14 spesialisasi.

Gunung Ruang Erupsi, Pemkab Sitaro Tetapkan Tanggap Darurat Selama 14 Hari

Dokter-dokter ini berasal dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, selaku rumah sakit yang menjadi tempat pemeriksaan capres-cawapres.

Ada dua pasang capres-cawapres yang mengikuti pemeriksaan kesehatan. Mereka adalah Jokowi-JK dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Dari keempat calon itu, Jokowi tercatat paling muda dengan usia 52 tahun, sedangkan JK tertua dengan usia 72 tahun. Sedangkan Prabowo berumur 62 tahun dan Hatta 60 tahun. Dua nama terakhir akan diperiksa Jumat, 23 Mei 2014.

Ketua Umum IDI, Zaenal Abidin, menyatakan kesehatan presiden dan wakil presiden ikut menentukan keberhasilan mereka dalam memimpin negara. Itulah kenapa tes kesehatan capres dan cawapres-- mulai dari segi fisik, mental, spiritual, kejiwaan, dan sosial-- menjadi penting.

Tes kesehatan bagi calon pejabat negara pun telah diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pejabat Negara. "Kalau pejabat negara tidak memiliki kesehatan yang bagus, dikhawatirkan akan memengaruhi kinerjanya," kata Zaenal.

Apalagi, tambah Zaenal, salah satu tugas presiden adalah mengambil kebijakan penting terkait negara. "Maka akan merepotkan jika presiden yang kita pilih tidak sehat secara mental dan spiritual," ujarnya.

Ini bukan kali pertama, IDI terlibat dalam tes kesehatan capres-cawapres. Kerja sama antara IDI dan Komisi Pemilihan Umum sudah terjalin sejak Pemilihan Presiden 2004 dan 2009.

Dokter-dokter yang diturunkan untuk memeriksa para capres dan cawapres, antara lain terdiri dari spesialis paru, jantung, neurolog, obgin, patologi klinik, penyakit dalam, bedah, gigi, psikolog, dan psikiater.

IDI menjamin pemeriksaan para kandidat presiden dan wakil presiden 2014 berlangsung independen tanpa intervensi apa pun. "Dalam panduan teknis disebutkan, kriteria dokter yang dimintakan ke perhimpunan spesialis yakni independen dan imparsial," kata Zaenal.

Menurut Zaenal, tidak ada satu pun anggota tim pemeriksa yang berasal dari dokter kepresidenan. Tak ada pula, dokter pribadi dari masing-masing calon. "Dokter yang memeriksa tidak boleh anggota partai politik dan tidak boleh dokter pribadi dari calon yang diperiksa," ujarnya.

Ketua KPU Husni Kamil Manik, mengatakan bahwa tim pemeriksa terdiri dari para dokter profesional. "Tim ini sudah berpengalaman dalam Pilpres 2004 dan 2009, diisi oleh para dokter senior," kata dia.

Buang Kutukan 0 Trofi, Harry Kane Harus Bawa Bayern Munich Juara Liga Champions


Usia bukan ukuran
Dokter Danardi Sosrosumihardjo SpKJ(K), Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, yang menjadi anggota tim pemeriksaan capres-cawapres 2009, menyatakan tes kejiwaan membutuhkan waktu paling lama dari seluruh rangkaian tes kesehatan.

"Kondisi fisik sudah pasti ada gangguan, karena capres-cawapres telah berusia di atas 50 tahun. Tapi pertimbangan berikutnya, apakah di tengah keterbatasan fisik itu, yang bersangkutan memiliki kesehatan jiwa, otak, dan perilaku sehat sehingga mampu menjadi pemimpin negara," kata Danardi.

Sedangkan Ketum IDI Zaenal, mengatakan bahwa kandidat yang lolos tes kesehatan adalah yang dinyatakan sehat jasmani dan rohani, yakni jika tak ditemukan cacat jiwa dan jasmani dalam diri mereka. Dengan kata lain, faktor usia tak menjadi ukuran dalam pemeriksaan kesehatan ini.

"Bila ada calon yang tidak memenuhi syarat, kami kembalikan ke KPU selaku lembaga yang punya wewenang menentukan dan mengumumkan seorang calon memenuhi syarat atau tidak. Tim dokter hanya menyampaikan, ada atau tidaknya disabilitas dari tiap calon," ujar Zaenal.

Sementara itu, apabila ada hasil pemeriksaan capres atau cawapres yang tidak memuaskan, KPU telah mempersiapkan mekanisme lanjutan. Alternatif pertama dengan memperpanjang waktu pemeriksaan. "Kalau ada calon yang tetap tidak lolos tes kesehatan, kami beri kesempatan parpol untuk melakukan penggantian calon," kata Ketua KPU Husni Kamil Manik.

Calon pengganti, ujar Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay, harus diajukan dalam tiga hari, yakni 24-26 Mei 2014. Pada 24 Mei itu, KPU akan mengumumkan hasil pemeriksaan kesehatan capres-cawapres sehingga parpol dapat langsung menindaklanjutinya.

KPU menyatakan, tidak akan mengubah sedikit pun pemeriksaan dokter. Bila ada capres atau cawapres yang tak lolos dan harus diganti, penggantinya pun harus memenuhi syarat yang sama. Selanjutnya, pada 31 Mei, KPU akan menetapkan capres-cawapres secara resmi.

"Jangan remehkan tes kesehatan. Kesehatan adalah syarat utama bagi pemimpin," kata Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah.

Sementara itu, Jusuf Kalla, cawapres yang telah menjalani tes kesehatan, mengaku tak mempersiapkan diri secara khusus untuk diperiksa. Menurutnya, kesehatan tak bisa didapat secara instan. JK optimistis lolos tes kesehatan meski telah berusia lanjut, karena selama ini ia berolahraga teratur dan menerapkan pola hidup sehat. (asp)

Profil Putri Isnari, Pedangdut yang Dilamar Anak Pengusaha dengan Uang Panai Rp2 M
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dan Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara

Erick Imbau BUMN Beli Dolar AS Besar-besaran, Menko Perekonomian hingga Wamenkeu Bilang Gini 

BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri dalam dolar AS diminta untuk mengoptimalkan pembelian dolar AS dalam jumlah besar.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024