Meninggalnya Raja Progresif dan Masa Depan Saudi

Raja Abdullah bin Abdulaziz
Sumber :
  • REUTERS/Dylan Martinez/Files

VIVA.co.id - Sedikitnya, 60 perempuan Arab Saudi mengendarai mobil di tempat publik, November 2014 lalu. Fakta bahwa Arab Saudi merupakan satu-satunya negara yang melarang wanita mengendarai mobil sendiri, menjadikan berapa pun jumlahnya akan menjadi sensasi besar.

Arab Saudi memang masih memberlakukan berbagai peraturan ketat terhadap wanita. Sehingga, para wanita itu menjadikan aksi berkendara sebagai 'perlawanan' mereka. Lebih jauh, sebetulnya apa yang mereka lakukan, sekaligus memperlihatkan situasi Arab Saudi masa kini.

Kerajaan itu sudah jauh lebih terbuka, terutama dalam hal ekonomi. Terima kasih pada almarhum , karena usia lanjut dan penyakit pneumonia yang dideritanya pada Jumat 23 Januari 2015.

Raja keenam Saudi itu mendapatkan reputasi sebagai seorang reformis, tanpa mengubah struktur kekuasaan negaranya. Dia mengeluarkan miliaran dolar untuk modernisasi sistem pendidikan dan membuka lebar perekonomian.

Dia memerintahkan pembangunan universitas khusus wanita di Riyadh, sehingga wanita dapat mulai mengenyam pendidikan tinggi. Dibandingkan pendahulunya, Raja Fahd yang meninggal pada 2005, Abdullah dinilai sebagai figur yang lebih menyegarkan dalam hubungannya dengan media.

Progresif

Reputasinya sebagai raja yang progresif, didapat melalui pembentukan lembaga-lembaga baru yang ditujukan untuk memberdayakan masyarakat Saudi. Di antaranya, forum-forum seperti Dialog Nasional dan komisi hak asasi manusia.

Dewan Kota juga dipilih secara langsung oleh publik, membuka kesempatan bagi wanita, bukan hanya untuk memberikan suara, tetapi juga menjadi kandidat. Selama kepemimpinan Abdullah, Saudi menjadi sekutu penting bagi Amerika Serikat, dalam menangani masalah terorisme.

Washington Post
, Jumat, menyebut kebijakan Raja Abdullah yang membuatnya penting bagi dunia Barat, adalah rencana untuk perdamaian Arab dengan Israel, yang pertama kali dilontarkannya pada 2002. Rencana itu mengatur perdamaian penuh antara negara-negara Arab dengan Israel.

Abdullah yang memiliki gelar resmi sebagai Penjaga Dua Masjid Suci, meyakinkan semua negara-negara Liga Arab untuk menerima formulasinya tentang rencana perdamaian Arab dengan Israel. Membuat Arab menjadi sekutu penting bagi AS, yang merupakan pelindung Israel.

Abdullah yang memiliki gelar resmi sebagai Penjaga Dua Masjid Suci, meyakinkan semua negara-negara Liga Arab untuk menerima formulasinya tentang Rencana Perdamaian Arab dengan Israel. Membuat Arab menjadi sekutu penting bagi AS yang merupakan pelindung Israel.

Saat George W. Bush berakhir masa jabatannya sebagai Presiden AS, Januari 2009, seorang pejabat senior pemerintahannya mengatakan bahwa Saudi telah menjadi bagian dari solusi untuk ancaman global.

Dewan kerajaan

Untuk menghindari ketidakjelasan tentang garis suksesi kerajaan, dia menciptakan Dewan Kerajaan yang terdiri dari 35 pangeran senior, semua putra, atau cucu dari raja pertama yang bertemu secara rahasia setiap kali raja meninggal.

Mereka kemudian melakukan pemilihan. Sepintas terlihat, seperti bagaimana para kardinal di Gereja Katolik Roma memilih seorang Paus. Tetapi bahwa Dewan Kerajaan itu dibentuk sejak beberapa dekade lalu, Abdullah diragukan dapat menjadi seorang raja.

Sebab, dia diketahui tidak memiliki hubungan yang sepenuhnya harmonis dengan para pangeran lain yang dikenal sebagai 'Sudairi Seven," yaitu semua putra Abdul Aziz dari istri kesayangannya, Hassa binti Ahmed al-Sudairi.

Abdullah yang lahir pada 1924 di Riyadh, adalah putra ke-13 dari 45 anak lelaki Raja Pertama Saudi Abdul Aziz ibn Saud. Saat muda, dia menjabat sebagai Wali Kota Mekkah. Pada 1962, Abdullah menjadi komandan Garda Nasional, yang dilatih dan dipersenjatai oleh AS.

Saat Raja Faisal bin Abdulaziz dibunuh pada 1975, Khalid bin Abd al Aziz Al Su'udĀ  yang berkuasa, selanjutnya menunjuk Abdullah sebagai wakil kedua perdana menteri, setelah Fahd bin Abdul Aziz Al-Saud. Seorang raja secara otomatis menjadi perdana menteri di Saudi, sehingga wakilnya adalah seorang putra mahkota.

Untuk itu, tidak ada pilihan bagi Raja Fahd selain menunjuk Abdullah sebagai putra mahkota, saat dia naik tahta menggantikan Khalid pada 1982. Abdullah memiliki sedikitnya tujuh istri, 15 orang putri, dan empat putra termasuk Miteb, yang menggantikan posisinya sebagai Komandan Garda Nasional.

Raja Salman

Sesuai mekanisme baru yang dibuat Abdullah, Salman bin Abdulaziz Al Saud, yang merupakan pangeran paling senior yang dipilih Dewan Kerajaan sebagai penguasa selanjutnya.

Kemlu Belum Terima Laporan WNI Pelaku Bom di Arab Saudi

Namun, naiknya Salman yang saat ini berusia 79 tahun, tampaknya akan menjadi dilema bagi keluarga kerajaan dan Barat.

Transisi memang berjalan mulus, tetapi naiknya Salman memicu pertanyaan yang tertunda tentang kapan monarki Saudi akan berpindah pada para pangeran dari generasi selanjutnya. Salman mungkin tidak akan berkuasa cukup lama.

Dia dilaporkan memiliki kesehatan kurang baik, serta menderita dimensia. Namun, saat ini, adalah situasi kritis di Timur Tengah dan Arab Saudi adalah anggota kunci koalisi AS dalam perang melawan ISIS, serta sekutu utama AS dalam melindungi Israel.

"Walau begitu, banyak orang mengatakan ini bakal menjadi transisi yang mulus. Ada banyak alasan untuk meyakini bahwa Arab Saudi menuju masa-masa yang sulit," kata Simon Henderson, seorang pakar politik Saudi dari Institut Washington untuk Kebijakan Timur Dekat.

Henderson menegaskan, memiliki seorang raja yang menderita dimensia adalah hal terakhir yang dibutuhkan AS pada saat sulit sekarang ini. "Yaman runtuh, ISIS ada di gerbang pintu. Ini adalah situasi Timur Tengah yang berbahaya dari perspektif Saudi," ujarnya. (asp)

Baca juga:

Ini 10 Orang Terkaya dari Keluarga Kerajaan
Hong Kong.

10 Negara Ini Miliki Orang Kaya yang Dermawan

Mereka berasal dari bidang perbankan dan keuangan.

img_title
VIVA.co.id
12 Februari 2016