Jakarta Paling Tak Aman Sedunia

Bendera Merah Putih Raksasa di Monas
Sumber :
  • VIVAnews/Ahmad Rizaluddin

VIVA.co.id - Tingkat Kemanan Jakarta disorot dunia. Di antara 50 kota yang masuk dalam survei Safe Cities Index 2015 dalam laporan yang ditulis Economist Intelligence Unit (EIU), Ibu Kota Indonesia itu menempati urutan paling bungsu, dengan kondisi kemanan terendah.

4 Dari 7 Kasus Kejahatan di Jakarta Gunakan Senjata Api

Sepuluh kota dengan peringkat kemanan terendah adalah Istanbul, Delhi, Moskwa, Mumbai, Mexico City, Riyadh, Johannesburg, Ho Chi Minh City, Teheran, dan terakhir Jakarta. Sementara 10 kota yang kemanannya tertinggi yakni Tokyo, Singapura, Osaka, Stockholm, Amsterdam, Sydney, Zurich, Toronto, Melbourne dan New York.

Survei tersebut diketahui mengukur keamanan negara dan kota di seluruh dunia dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, di antaranya dari keamanan digital, kesehatan, keamanan infrastruktur, dan keamanan personal.

Selain itu juga, penilaiannya berdasarkan kebijakan masing-masing kota, tingkat belanja masyarakat, serta tingkat kecelakaan kendaraan. Untuk pemilihan kota-kotanya juga dilihat dari tingkat pengaruh di level regional serta ketersediaan data.

Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Martinus Sitompul, mengatakan, polisi sudah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan rasa aman bagi warga Jakarta.

Caranya dengan melakukan operasi rutin yang dilakukan setiap akhir pekan. "Selain sudah menjadi tugas pihak kepolisian, upaya digelarnya operasi khususnya preman sebagai salah satu upaya menekan tingkat kriminalitas. Langkah kita razia preman dan operasi cipta kondisi," ujar Martinus di Mapolda Metro Jaya, Kamis, 29 Januari 2015.

Menurut Martinus, langkah lain yang dilakukan ialah cepat tanggap dalam menangani ancaman di sekitar masyarakat, seperti sering terjadinya ancaman bom di beberapa wilayah Jakarta.

"Kalau ada ancaman terorisme kita cepat tanggapinya, jadi lihat bom di mana gugus paling depan Gegana selalu siap," katanya.

Sementara itu, Martinus mempertanyakan indokator dan penilaian apa yang menjadi dasar bahwa Jakarta merupakan kota dengan tingkat kemanan yang paling rendah.

Menurut Martinus, pemberian rasa aman oleh polisi yaitu dengan membebaskan masyarakat dari tindak kriminal, rasa takut, kekhawatiran dan terciptanya kedamaian di seluruh elemen lapisan masyarakat

"Meski begitu, kami sepakat dengan usulan Pak Gubernur CCTV di beberapa titik area rawan kejahatan. Ini agar para penjahat berpikir ulang melakukan kejahatan," katanya

Kriminalitas masih tinggi

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Heru Pranoto, menambahkan, tingkat kerawanan Jakarta semakin meningkat tiap tahunnya.

"Memang dari tanggal 31 Desember 2014  sampai 27 Januari 2015  itu kejahatan menggunakan senjata api dan tajam itu agak meningkat. Ada hampir 10 kejadian, kami telah ungkap 7 kejadian. Sisanya kita upayakan untuk ungkap," kata Heru.

Kondisi mengkhawatirkan ini juga sudah membayangi warga terutama yang tinggal di kawasan perbatasan antara Jakarta dengan kota lainnya. Seperti yang menimpa Rafkha Raditya Alhamid, salah satu warga yang tinggal di kawasan Cipayung, Jakarta Timur. Menurutnya, setiap sudut kota banyak ditemukan aksi kriminalitas.

"Seperti pemalakan, perampokan, pencurian, kekerasan, pelecehan seksual, penganiayaan dan narkoba," ujar Rafkha pada VIVA.co.id.

Rafkha mengaku pernah menjadi korban perampokan yang menyasar rumah miliknya. Para pelaku diketahui mengincar harta bendanya serta bahkan nyaris mau menyetubuhi adik kandungnya yang tengah tidur pulas.

Atas kejadian itu, dia langsung melaporkan ke kantor polisi. Namun, hingga kini pelakunya belum juga ditangkap. Untuk menjaga keamanan, dia meminta agar pemerintah dan aparat untuk mengaktifkan kembali sistem ronda yang ada di setiap lingkungan rumah.

"Dengan adanya binmas serta babinsa juga tak menjadi jaminan. Harusnya dilakukan patroli secara penuh dengan bantuan dari warga sekitar. Kemudian pendekatan pemerintah, polisi, TNI ke tengah masyarakat," jelas dia.

Dia menjelaskan, dari beberapa kasus yang terjadi ditemukan korban yang berada di daerah perbatasan. Misalnya antara kawasan Jakarta Timur dengan Depok.

Di wilayah seperti itulah yang menurutnya terjadi kelengahan petugas dalam mengamankan. "Justru wilayah perbatasan yang menjadi incaran pelaku karena lemah pengawasan," tambahnya.

Dia juga meminta polisi agar tak segan-segan menembak mati pelaku kriminal yang sudah meresahkan warga. Sebab, para pelaku juga tak segan-segan menghabisi nyawa korbannya.

Peringatan ke Pemerintah


Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mengatakan akan berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya untuk meningkatkan pengamanan bagi warga.

"Kami bersama Polda Metro Jaya terus berupaya," ujar Djarot di kantornya kemarin.

Menurut Djarot, upaya mewujudkan Jakarta sebagai kota yang aman harus di garap serius. Termasuk program Kota layak anak agar tidak hanya menjadi slogan semata. Faktanya, hingga saat ini masih minimnya ruang terbuka hijau untuk tempat bermain anak terutama di daerah yang padat penduduk.

Kapolda: Dibanding Sniper, Lebih Baik Optimalkan Pos Pantau
Ilustrasi pembegalan.

Senjata Jakarta Hapus Gelar Kota Tak Aman Sedunia

Ada 32 kelurahan sadar hukum di Jakarta

img_title
VIVA.co.id
25 Februari 2015