Aksi Begal Motor Meluas

Polisi berpakaian ala Densus dalam razia begal motor
Sumber :
  • VIVAnews/Zahrul Darmawan (Depok)

VIVA.co.id - Tindak kejahatan perampasan dan pembunuhan, atau begal sepeda motor kembali terjadi Jakarta dan sekitarnya. Peristiwa itu lebih masif terjadi pada tahun ini dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sepanjang Januari sampai Februari 2015 saja, sudah ada puluhan kasus.

Awalnya terjadi di Kota Depok, Jawa Barat, Jumat dini hari, 9 Januari 2015. Beberapa wilayah di kota yang berdekatan dengan Jakarta itu memang dikenal rawan begal motor. Namun, dalam kasus-kasus sebelumnya dilaporkan tak ada korban jiwa. Pelaku hanya merampas sepeda motor dan melukai korbannya.

Tetapi, peristiwa pada Jumat kedua Februari itu menyebabkan korban jiwa. Korbannya diketahui bernama Bambang Sarif Hidayatulloh (23 tahun), karyawan swasta asal Tasikmalaya, Jawa Barat. Dia ditemukan tewas bersimbah darah, dengan tiga luka tusuk di tempat kejadian perkara (TKP) di Jalan Juanda, dekat lokasi proyek Tol Cijago, seberang Pesantren Nurul Zahroh.

Menurut seorang saksi, korban yang mengendarai sepeda motor dipepet tiga pria bersepeda motor juga, lalu dihentikan. Ketiga pria itu, kemudian mengeroyok korban hingga tewas dan membawa kabur sepeda motornya.

Merembet

Insiden berdarah begal motor di Depok itu kemudian merembet ke kota-kota sekitar, mulai dari Bekasi, Tangerang, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Tangerang Selatan. Kota-kota itu mencakup tiga provinsi: Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten.

Peristiwa di Tangerang Selatan itu menyita perhatian masyarakat luas, tak hanya warga sekitar Jakarta. Sebab, seorang pelaku yang gagal kabur, setelah beraksi dihakimi massa. Dia dibakar hidup-hidup oleh warga di TKP, Jalan Baiturrahim, Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, pada Selasa dini hari, 24 Februari 2015.

Aplikasi Antibegal Bikinan Mahasiswa ITS

Kepala Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya), Inspektur Jenderal Unggung Cahyono, mengatakan bahwa Depok, Tangerang, dan Bekasi adalah daerah paling rawan terjadi tindak kejahatan begal motor. Tetapi, kasus yang terbanyak adalah di Depok dan Tangerang.

Polisi mencatat, 80 kasus tindak kejahatan begal motor sepanjang Januari-Februari 2015. Sebanyak 45 kasus, di antaranya sudah berhasil diungkap dan para pelakunya ditangkap. Tujuh pelaku ditembak mati.

Sebagian besar pelaku, kata Kapolda, masih remaja dan pelajar sekolah menengah atas (SMA). Mereka ada yang merupakan bagian dari komplotan lokal yang biasa beroperasi di wilayah Jakarta dan sekitar, ada juga yang bagian dari kelompok luar daerah.

Dia menyebut, kelompok luar daerah hanya berasal dari Lampung, yang sengaja datang ke Ibu Kota untuk melakukan aksi kejahatan. Tiga di antaranya sudah ditangkap dan sedang menjalani proses hukum.

Pernyataan Kepala Polda Metro Jaya tentang komplotan dari luar Jakarta itu selaras dengan kasus begal di sejumlah daerah, terutama di Sumatera. Di antaranya di Lampung Utara, Lampung, dan Deli Serdang, Sumatera Utara. Ada juga kasus serupa di Makassar, Sulawesi Selatan.

Kasus di Lampung Utara, seperti beberapa yang terjadi di Jakarta, pelakunya adalah remaja berusia 17 tahun sampai 18 tahun. Mereka ditangkap, usai beraksi pada Rabu 25 Februari 2015. Korbannya juga masih remaja berusia 16 tahun dan pelajar SMA Alhidayah di kabupaten itu.

Kawanan begal motor di Deli Serdang, lebih bengis ketimbang di Lampung. Empat pelaku yang juga remaja tak hanya merampas sepeda motor korban. Mereka juga memerkosa korban, seorang perempuan berusia 16 tahun. Dia disekap, matanya ditutup, tangannnya diikat, dimasukkan ke dalam mobil, kemudian disetubuhi oleh para pelaku.

Komplotan penjahat itu, meninggalkan korban dan temannya di sebuah ladang jagung di kawasan Kabupaten Deli Serdang. Mereka mengambil sepeda motor korban. Peristiwa itu sudah dilaporkan ke Kepolisian setempat, namun sejauh ini aparat belum berhasil menangkap pelaku.

Kota Makassar mengalami insiden serupa. Seorang pengendara sepeda motor, Rusdin Latif (26 tahun), tewas ditikam parang di Jalan Veteran, Makassar, Rabu dini hari, 11 Februari 2015.

Menurut saksi, pelakunya berjumlah tiga orang. Awalnya, memepet dan mencegat korban. Mereka berusaha merampas sepeda motor dan barang berharga korban, tetapi korban melawan. Kawanan itu, kemudian menyabetkan parang ke arah korban hingga dia terkapar di jalan itu.

Setelah mengetahui korban tewas dan banyak warga menyaksikan peristiwa itu, para pelaku kabur tanpa membawa sepeda motor maupun barang berharga korban. Aparat Kepolisian Resor Kota Besar Makassar masih memburu pelaku sejauh ini.

Modus Baru Begal, Pura-pura Tersenggol Motor Korban

Tak darurat

Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Komisaris Jenderal Polisi Badrodin Haiti, telah memerintahkan seluruh aparatnya waspada dan cermat menjaga keamanan masyarakat, berkaitan dengan banyak kasus begal motor.

Wakil Kepala Polri, yang diajukan sebagai calon Kapolri ini, bahkan sengaja melakukan video conference dengan pimpinan kepolisian daerah (polda) dan kepolisian resor (polres) se-Indonesia, untuk menekankan pentingnya peningkatan kewaspadaan. Dia juga meminta pimpinan Kepolisian di daerah, menjaga tempat-tempat tertentu yang dinilai rawan tindak kejahatan kekerasan.

Namun, Badrodin juga mengingatkan bahwa upaya Kepolisian harus didukung partisipasi masyarakat. Warga yang mengetahui terjadi tindak kejahatan, termasuk begal motor, diminta segera melapor ke Polisi.

"Supaya menggelorakan partisipasi masyarakat," tambah Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Inspektur Jenderal Polisi Ronny Franky Sompie, di Jakarta, Rabu 25 Februari 2015.
Ibu Rumah Tangga Jual Ribuan 'Pil Setan' ke Begal

Menurut Ronny, pada dasarnya, begal motor bukan tindak kejahatan baru. Kasus itu sudah lama terjadi dan Polisi telah melakukan berbagai upaya pencegahan, termasuk menindak tegas para pelakunya. Namun, kasus seperti itu jarang disorot media massa, kemudian tampak menghebohkan belakangan, terutama setelah beberapa rentetan kasus serupa di Jakarta dan sekitarnya.

Dia menjelaskan bahwa tindak kejahatan begal motor, termasuk dalam kategori pencurian dengan kekerasan, berdasarkan Kitab Undang-undang Hukup Pidana. “Tetapi, yang diungkap (Polisi selama ini) tidak menarik. Mungkin, kawan-kawan beritakan yang lain. Tetapi, upaya terus dilakukan mencegah itu," ujar Ronny.

Pernyataan serupa disampaikan Kepala Bagian Penerangan Umum Markas Besar Polri, Komisaris Besar Polisi Rikwanto. Menurutnya, kasus begal yang terjadi belakangan masih dalam tingkat belum mengkhawatirkan. “Jumlah kasusnya tidak banyak. Namun, cukup membuat masyarakat resah,” katanya dihubungi VIVA.co.id pada Kamis 26 Februari 2015.

Meski begitu, Polisi tak akan membiarkan peristiwa itu terjadi dan meluas ke banyak daerah di Indonesia. Mabes Polri telah menyiagakan sebanyak 300 personel yang ditempatkan di daerah-daerah tertentu yang dianggap rawan terjadi tindak kejahatan begal motor.

"Setiap hari, 300 personel kepolisian dari polda, polres, dan polsek ditempatkan di beberapa tempat yang rawan," katanya. Polisi terus berpatroli untuk menjaga keamanan dan ketertiban di setiap daerah, selain juga memburu pelaku pembegalan yang belum ditangkap.

Jika diperlukan, kata Rikwanto, aparat dari polda siap dikerahkan untuk membantu aparat polres atau polsek yang dinilai memiliki tingkat kerawanan cukup tinggi. "Polda akan mem-back up (mendukung personel) dengan menggelar patroli skala besar untuk membantu polres dan polsek," ujarnya.

Rikwanto menyangkal, jika jumlah 300 personel itu tak memadai dibandingkan potensi kerawanan tindak kejahatan begal motor di beberapa daerah, seperti Jakarta, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, Bekasi, Lampung, Medan, Deli Serdang, Makassar, dan lain-lain.

Pada dasarnya, kata mantan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya itu, efektivitas pengamanan bukan pada jumlah, melainkan fokus pada objek tertentu yang dianggap rentan. Begitu juga upaya pengamanan yang berkaitan dengan aksi begal motor. "Yang penting, penempatannya sesuai dengan daerah rawan begal."



Polda Metro Jaya menilai, kasus begal motor mengalami penurunan secara kuantitas tapi meningkat secara kualitas pada 2015, dibandingkan 2014. Peningkatan kualitas, karena aksi begal tahun ini lebih sadis daripada tahun sebelumnya.

“Tanpa basas-basi langsung bacok, langsung melukai korbannya," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Martinus Sitompul.

Dia membeberkan bahwa pada 2014, ada 932 kasus begal motor. Terdiri dari 297 kasus penodongan, 552 kasus perampasan, dan 83 kasus perampokan. Kasus yang terungkap, 226 kasus penodongan, 438 kasus perampasan, dan 41 kasus perampokan.

Modus operandi

Polisi mencatat ada beberapa modus operandi yang dilakukan para pelaku begal motor sebelum, atau saat melancarkan aksinya. Modus itu ada yang tergolong lama dan ada yang baru, berdasarkan kasus yang telah diungkap maupun yang sebatas dilaporkan. Berikut ini:

- Menyaru sebagai polisi. Dalam beberapa kasus ditemukan modus pelaku yang menyaru, atau berpura-pura sebagai Polisi. Mereka menghentikan calon korban di tengah jalan dan situasi sepi dengan berbagai alasan, misalnya menanyakan surat, atau dokumen sepeda motor maupun surat izin mengemudi.

Pelaku, kemudian mengancam, atau menodongkan senjata tajam kepada korban. Setelah korban terperdaya, pelaku membawa kabur sepeda motor dan barang berharga lainnya.

- Menabrakkan sepeda motor. Modus operandi dilaksanakan pelaku yang sengaja menabrakkan sepeda motor, atau mobil yang dikendarainya ke sepeda motor calon korban. Saat korban terjatuh setelah ditabrak, para pelaku merampas sepeda motor dan barang berharga lainnya.

- Memepet korban. Pelaku begal motor dengan modus seperti ini biasanya berjumlah lebih satu orang, kadang dua orang, tiga orang, atau lebih. Mula-mula mereka yang juga mengendarai sepeda motor membuntuti calon korban dan memepetnya, saat di tempat sepi dan gelap.

Setelah korban berhasil dihentikan, para pelaku mengancam, atau melukai korban. Mereka, kemudian membawa kabur sepeda motor dan benda-benda lain miliki korban yang bernilai jual.

- Menanyakan alamat palsu. Para pelaku pembegalan dengan modus ini biasanya mencari mangsa, atau calon korban yang diam dan tampak lengah di tempat yang tak terlalu ramai. Beberapa kasus, bahkan ditemukan korban sedang membeli nasi goreng di pinggir jalan.

Pelaku berpura-pura menanyakan satu alamat yang sesungguhnya tak pernah ada. Korban yang pasti tak mengetahui alamat itu, kemudian ditodong dengan senjata tajam, bahkan sampai dilukai. Setelah itu, para pelaku merampas sepeda motor dan barang berharga lainnya.

- Tali jaring. Menurut Polisi, modus operandi ini tergolong baru. Ditemukan di Depok belakangan ini. Para pelaku sengaja memasang tali jaring yang dikaitkan di pohon pada lokasi-lokasi tertentu, terutama yang sepi dan minim penerangan.

Tujuan tali jaring itu pada intinya adalah menjebak calon korban. Para pelaku mengawasi lokasi itu dari tempat yang tak terlalu jauh. Ketika ada korban yang terjerat, terjebak, atau terlilit jaring itu, para pelaku keluar dari persembunyiannya dan mengancam korban. Mereka segera merampas sepeda motor korban.

- Hipnotis. Pelaku pencurian sepeda motor dengan modus ini tak banyak orang. Pelaku biasanya seorang memiliki kemampuan menghipnotis. Mereka biasanya nekat melakukan aksinya di tengah keramaian. Dengan kemampuannya, pelaku menghipnotis calon korban.

Saat korban tak sadarkan diri akibat pengaruh gendam itu, pelaku membawa kabur sepeda motor korban dan barang berharga lainnya. (asp)


Baca berita lain:




Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya