- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Perbankan dalam negeri sedang 'berlomba-lomba' menggaet para pelanggannya untuk berburu kredit rumah dengan suku bunga rendah.
Hal ini jelas berpotensi besar terhadap bank terkait untuk kebanjiran permintaan dari masyarakat yang berhasrat untuk memiliki rumah.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuldjono, menyampaikan bahwa pemerintah mulai Maret 2015 memberlakukan suku bunga lima persen.
Menurut Basuki, kebijakan tersebut ditetapkan seiring dengan aksi pemerintah untuk memulai ground breaking proyek pembangunan satu juta rumah.
Atas hal tersebut, pihak bank pun menyambut positif terhadap sikap dari pemerintah. PT Bank Central Asia Tbk (berkode saham BBCA) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (berkode saham BBTN) merupakan dua bank yang telah memutuskan untuk memangkas (Kredit Pemilikan Rumah) ke level terendahnya sejak Februari 2015.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengatakan bahwa pihaknya berani mematok bunga KPR sebesar 8,88 persen untuk jangka waktu tiga tahun. Adapun masa penawaran bunga spesial itu akan berlangsung hingga Mei mendatang.
"Jadi, tiga tahun fixed (tetap) 8,88 persen dan dua tahun kemudian ditetapkan (cap) paling tinggi 9,99 persen," kata Jahja saat dihubungi VIVA.co.id, Rabu malam 25 Maret 2015.
Apa yang dilakukan BCA berbuah manis. Jahja mengungkapkan, dari penawaran suku bunga rendah BCA mampu menarik banyak peminat, bahkan aplikasi yang masuk dalam satu bulan saja sudah menembus sebesar Rp4,7 triliun.
"Dalam satu bulan, periode Februari saat bunga rendah kami luncurkan hingga awal Maret maka apilikasi yang masuk sudah senilai Rp4,7 triliun. Saat ini masih terus bertambah lagi," tuturnya.
Untuk diketahui, suku bunga dasar kredit bank swasta terbesar nasional tersebut, sebelumnya masih sebesar 10,5 persen dengan bunga fix & cap antara 9,25-11 persen dan fixed rate 9,25-12 persen.
Bagaimana dengan BTN?
Seakan tak mau kalah, Direktur Utama BTN, Maryono menegaskan bahwa pihaknya sudah menurunkan suku bunga KPR sejak awal Maret 2015. Dia menjelaskan, suku bunga KPR BTN turun antara 0,25-0,75 persen.
Menurutnya, langkah untuk menurunkan suku bunga KPR itu disesuaikan pada suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) sebesar 7,5 persen.
"Mulai Maret kemarin, kita sudah turunkan antara 0,25 -0,75 persen," ujar Maryono di Menara BTN, Jakarta, Selasa 24 Maret 2015.
Selain itu, lanjutnya, suku bunga KPR di BTN akan terus disesuaikan dengan keputusan pemerintah. Bila BI menetapkan suku bunga acuan 7,25 persen, seperti sekarang, otomatis KPR akan turun.
"Kalau pemerintah menurunkan, ya, kita turun. Kalau ada KPR lama yang bunganya masih tinggi, kita turunkan 100-200 basis poin," jelas Maryono.
Sedangkan untuk rumah subsidi non Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), dia menyebutkan, penurunan suku bunganya mencapai 200 basis poin atau berkisar dua persen.
Terkait dengan geliat perbankan yang memangkas suku bunganya, Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI), Eddy Hussy menilainya sebagai langkah yang positif bagi pihak bank yang bersangkutan.
"Kami lihat belakangan ini bank sudah mulai. Ada yang coba bagaimana menurunkan bunga banknya. Tentu ini hal yang baik karena kalau suku bunga itu pengaruhnya terhadap properti sangat tepat," ungkapnya belum lama ini.
Dia mengatakan, bunga KPR yang dipatok perbankan merupakan instrumen penting dalam bisnis ini. Hal tersebut merupakan salah satu instrumen pemikat bagi para calon konsumen yang memutuskan untuk membeli properti yang ditawarkan, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Berapa suku bunga terakhir?
Berdasarkan pantauan VIVA.co.id dari laman Bank Indonesia (BI), berikut tingkat suku bunga posisi akhir Januari 2015:
Bank KPR (%) Non KPR (%)
Bank Mandiri 11 12,5
Bank BCA 10,5 9,71
Bank BNI 11,1 13,25
Bank BTN 11,5 12
Bank CIMB Niaga 11,75 12,25
Bank Danamon 12,25 17,5
Bank BII 11,75 11,5
Bank Panin 12,46 12,46
Bank Permata 12,5 12,25
Bank Bukopin 13,25 13,25
![vivamore="Baca Juga :"]