Google I/O Antara Android M, Virtual Reality dan Android Pay

Kantor Google di Tel Aviv
Sumber :
  • fngmagazine.com

VIVA.co.id - Perusahaan raksasa digital dunia, Google menggelar konferensi developer untuk para pengembangnya. Di ajang ini, Google mempersilakan mitra pengembang untuk berkreasi dengan Android dan platform terbaru yang mereka miliki.

Kata Google Soal Hapus Palestina dari Maps

Selain sistem operasi Android M, Google juga memperkenalkan sistem pembayaran Android Pay, platform untuk rumah pintar dan Internet of Things, Android Wear, dan tempat penyimpanan foto yang lebih besar.

Yang paling menarik dari perkenalan teknologi canggih ini adalah langkah Google untuk terus mengeksplor platform baru di ranah realitas virtual (virtual reality). Perangkat yang diperkenalkan (lagi) adalah Cardboard. Ini bukan perangkat VR baru dari Google melainkan telah diperkenalkan tahun lalu. Dengan perangkat yang terbuat dari kardus ini bisa menampilkan tampilan virtual secara nyata, tentunya jika dihubungkan dengan aplikasi dan smartphone Google.

Brutal, Manajer Google Diperkosa Lalu Dibunuh

“Saat ini ada lebih dari satu juta pengguna Cardboard. Jika versi pertama membutuhkan 12 tahap untuk merakit, yang terbaru hanya butuh tiga tahap. Agar penggunanya lebih banyak, kami membuat Cardboard yang bisa kompatibel dengan iOS. Ada ratusan aplikasi ponsel pintar yang bisa digunakan dengan Cardboard,” ujar Clay Bavor, VP of Product Management, yang berdiri di atas panggung ditemani SVP Product Google, Sundar Pichai, seperti dikutip dari Cnet, Jumat 29 Mei 2015.

Menurut Bavor, VR telah menarik perhatian pengguna namun tidak mudah untuk membuat video berbasis VR karena dibutuhkan kamera 360 derajat yang tidak gampang ditemukan.  Itulah sebabnya Google membuat Jump, sebuah perangkat yang terdiri dari 16 kamera disatukan untuk bisa membuat tampilan video 360 derajat.

Riwayat Blunder Google, Hapus Palestina Sampai Area India

Skema ini akan tersedia untuk public dalam waktu dekat dan GoPro akan menjadi yang pertama menjual kamera Jump tahun ini. Ini akan membuat VR tidak hanya sekedar aplikasi untuk permainan. Bahkan Google sudah mempersiapkan layanan video YouTube sebagai tempat untuk video streaming VR, di mana para pengguna bisa melihat video berformat VR dengan menggunakan Cardboard, atau membuatnya dengan mengandalkan kamera Jump GoPro.

Perhatian dengan Negara Berkembang

Indonesia sebenarnya telah kebagian menjajal Cardboard. Perangkat ini dijual oleh Indocardboard.com dan telah dibuktikan kehandalannya lewat smartphone Android One X milik Evercoss.  Evercoss terbukti memang paling aktif dalam mengeksplorasi teknologi canggih yang bisa dimainkan di perangkat Android low-end. One X sendiri merupakan ponsel kerja sama Google dengan Evercoss untuk meraih pangsa pasar Android yang lebih besar.

"Orang tidak merasa, dengan smartphone harga satu jutaan, ternyata sudah ada yang siap VR. Suatu saat jika ada teknologi yang lebih canggih dari VR, smartphone ini (Android One X Evercoss) juga sudah siap. Mereka tidak tahu jika sebenarnya ada kelebihan-kelebihan yang bisa digunakan dalam One X ini, seperti terhubung dengan smart device, smart lock, bahkan smart watch,” ujar William T, Product Development Manager Evercoss.

Indonesia juga sempat disebut-sebut dalam konferensi ini sebagai negara berkembang dengan kebutuhan smartphone yang sangat tinggi. Indonesia bahkan diklaim sebagai salah satu dari beberapa negara yang mengadopsi Android One, seperti yang telah mereka jalin bersama Evercoss, dan vendor lokal lain seperti Nexian dan  Mito.

“Pertumbuhan smartphone telah terjadi di beberapa negara seperti Brasil, China, India, Meksiko, Rusia dan Indonesia. Lebih dari 1,2 miliar unit smartphone diperkirakan akan terjual di enam negara  itu dalam kurun dua tahun ke depan. Di sinilah peran Android One. Negara-negara berkembang tersebut akan mengadopsi smartphone sebagai komputer untuk pertama kali,” ujar Director of Engineering Google, Jen Fitzpatrick.

Hal yang sama akan dilakukan Google terhadap Chrome. Chromebook akan dibuat dengan baterai yang lebih lama dan harganya pun murah. Chromebook akan fokus pada distribusi di sekolah-sekolah di negara yang berkembang dengan cepat.

Untuk mempercepat adopsi Chromebook, Google pun memberikan beberapa pembaharuan seperti mengkompres dan mengoptimalkan ukuran halaman web yang diakses agar bisa loading dengan cepat di kondisi koneksi yang lemot. Ukuran halaman yang kecil membuat situs bisa diakses empat kali lebih cepat dan hanya mengonsumsi 80 persen bandwidth. Google mengklaim telah menguji coba metode ini di Indonesia dengan menggunakan situs mesin pencariannya.

Internet of Things dan Smartwatch

Google juga memperkenalkan platform untuk jam tangan canggih, Android Wear. Menurut mereka, ada 4.000 aplikasi yang dibuat untuk OS Android Wear, hampir sama dengan jumlah aplikasi Apple Watch.

Internet of Thing juga diantisipasi Google dengan menelurkan Brillo, sistem operasi untuk segalanya yang terkoneksi, berbasis Android juga tentunya. Brillo adalah OS yang bisa berfungsi sebagai jembatan komunikasi antarperangkat. Sistem komunikasi bernama Weave menawarkan standar pesan untuk perangkat yang bisa dikirim ke ponsel, tablet, bahkan melalui Cloud.

“Kata-kata untuk perintah di perangkat internet of things akan diseragamkan. Bisa menggunakan ‘lock’ dan ‘unlock’ atau ‘on’ dan ‘off’. Brillo dan Weave akan bekerja sama tapi juga bisa bekerja secara terpisah, pengguna bisa memilih. Brillo akan diluncurkan tidak dalam waktu dekat, tidak tahun ini atau tahun depan,” ujar Pichai.

Menurut Pichai, Google telah meminimalisir pendekatan mesin ke mesin dengan proses eror yang semakin rendah. Rata-rata eror dalam uji coba ini menurun dari 23 persen di tahun lalu menjadi hanya 8 persen saja. Untuk urusan perintah suara, Google Voice, Pichai mengaku memang belum sempurna namun ada sedikit peningkatan.

“Aplikasi Google, mulai dari Search, Youtube, Maps, Gmail, Android dan Chrome telah melayani miliaran penduduk di dunia. 8 dari 10 ponsel yang ada di dunia adalah Android. Ke depan akan ada 35 produsen otomotif yang telah berniat untuk mengimplementasikan Google Auto. Sedangkan Android TV akan melibatkan Sony. Untuk konsol akan bekerja sama dengan Razer dan Nvidia. HBO Now juga telah hadir di Google Play.

Storage, OS dan Android Pay

Google merilis inovasi baru dalam layanan penyimpanan video dan foto kepada para penggunanya. Google Photo menawarkan penyimpanan tak terbatas untuk semua foto hingga 16 MP dan video definisi tinggi 1080 piksel. Meski ada Google Photo, Google Plus tetap dipertahankan. Tools lain yang muncul dalam Google Photo yakni akan menciptakan slideshow dan album yang dirangkai dengan musik.

Yang ditunggu-tunggu penggemar Android pun muncul. Google berjanji untuk memungkinkan akses Google Maps tanpa bantuan internet. Google menyebutkan rilis layanan offline ini menyusul makin banyaknya pengguna Google Maps, yang mana tercatat saat ini telah menembus 1 miliar pengguna.

Laman Cnet menuliskan layanan offline Google Maps itu akan menjaga jarak dengan layanan sejenis dari kompetitor di antaranya Nokia Here, yang telah hadir di Android dan populer pada mobil. Nokia Here juga sudah mendukung opsi offline pada lebih dari 100 negara.

Meski belum mengungkap apa nama sistem operasi terbaru, Google tetap memperkenalkan Android M, yang diduga akan bernama Milkshake. Pada sistem operasi terbaru ini, pengguna bisa mudah untuk menyetujui atau menolak izin keamanan, misalnya pada akses kamera atau lokasi. Android M juga disebutkan mendukung USB Type-C yang mana memungkinkan pengisian daya menjadi lebih cepat dari bersi USB sebelumnya. Saat ini, Google hanya merilis Android M secara terbatas yaitu untuk kalangan pengembang, Android M Developer Preview.

Google memang telah mengirimkan sinyal untuk menantang sistem pembayaran Apple. Akhirnya mereka pun menelurkan Android Pay. Fitur ini digadang sebagai Google Wallet yang diperbaharui namun Google memastikan jika informasi perbankan yang dimasukkan dalam fitur ini aman dan bebas dari bobolan hacker.

Basis keamanan dan platform Near Field Communication (NFC) yang digunakannya, tidak membutuhkan proses gesek. Cukup dekatkan smartphone ber-Android Pay dengan terminalnya, maka sinyal radio elektromagnetik akan berkomunikasi secara otomatis. Android Pay ini juga kabarnya bisa digunakan untuk membayar aplikasi di PlayStore.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya