Wajah Jakarta di Era Ahok

Bendera Merah Putih Raksasa di Monas
Sumber :
  • VIVAnews/Ahmad Rizaluddin

VIVA.co.id - Gedung pencakar langit saling beradu. Pembangunan gedung terus terpadu. Lahan kosong dijadikan mangsa untuk bangun gedung baru. Polusi udara sangat tinggi.

Kendaraan yang Lintasi Medan Merdeka Mulai Dialihkan

Suara klakson kendaraan saut menyaut. Banjir. Gersang dan sumuk. Begini kira-kira gambaran sedikitnya wajah kota Jakarta yang sudah memasuki usia ke 488 tahun hari ini, Senin, 22 Juni 2015.

Usia kini sudah senja, bukan bertambah asri malah penuh sesak. Hari ke hari hingga tahun-ketahun, jumlah penduduk Jakarta selalu bertambah. Seolah ada magnet, meski sudah padat, Jakarta tetap jadi idola para pelancong meraup rejeki.

Apapun bisa terjadi di Jakarta. Keras memang, bukan karena tanah yang dipijak, namun kehidupan di Ibu Kota Indonesia ini semakin lama semakin pesat. Kebutuhan juga sangat melambung. Jika tidak mampu bersaing dan bertahan, cara 'miring' alias kriminalitas yang keluar menjadi bantalan.

Pergantian pimpinan Jakarta membuat pemolesan wajah Jakarta selalu tidak tepat sasaran. Belum selesai kepemimpinan, program baru sudah diusung. Padahal pengerjaan program lama belum rampung.

Ini yang dirasakan Sang Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Seluruh mata seolah menuju wajahnya. Pembangunan Jakarta dianggap belum berhasil, apalagi dalam bidang transportasi.

Hal itu diungkapkan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra, Prabowo Soenirman. Dia mengatakan, belum ada perubahan yang spesifik yang dibuktikan Ahok, sapaan Basuki dalam membangun Jakarta.

Di hari jadi kota Jakarta ini, Prabowo meminta Ahok untuk fokus menjalankan programnya. "Kita harus mulai kerja kembali karena kita ketinggalan. Saya harap Pak Gubernur fokus kerja pada rencana-rencana beliau," ujar Prabowo pada VIVA.co.id.

Prabowo menambahkan, saat ini yang masih harus digencar terus menerus yakni pembangunan transportasi. "Yang jelas transportasi yang harus difokuskan karena terlambat. Jakarta makin hari makin macet. Program ERP juga belum jalan," jelas dia.

Ahok pamer keberhasilan

Meski dikritik anggota dewan, namun Ahok tetap merasa jika apa yang dikerjakan dia selama jadi orang nomor satu di Jakarta sudah membuahkan haisl yang cukup besar. Dia mencontohkan mulai di bidang pendidikan, kesehatan, transportasi hingga perihal upah pegawai.

"Kami benar-benar berjuang keras untuk membentuk Jakarta yang baru. Kami bersyukur sudah banyak kemajuan seperti halnya di bidang kesehatan sudah ada Rumah Sakit Tipe D di wilayah Kecamatan dan juga program Ketuk Pintu Melayani dengan hati bagi warga kurang mampu. DKI juga telah menambah ratusan tempat tidur bagi beberapa rumah sakit sehingga tidak ada lagi pasien yang kekurangan kamar atau tempat tidur," ujar Ahok.

Di bidang pendidikan, lanjut Ahok, dia membanggakan keberhasilan DKI melalui program Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan pemberian potongan-potongan harga yang langsung diberikan kepada para siswa.

Tak berhenti sampai di situ, Ahok membeberkan rencana bagi DKI di bidang transportasi.

"Transportasi massal milik kita harus setara dengan milik kota lainnya di dunia. Kami juga akan mengadakan kembali bus tingkat seperti tahun 1990-an dengan standar internasional. Untuk selanjutnya transportasi kapal juga akan kami buat dengan sistem kilometer per mil," kata Ahok.

Dia menambahkan, akan menghilangkan kesan kerasnya kehidupan seperti ibu tiri dalam kisah dongeng. "Saya enggak ingin lagi denger seperti itu. Ibu tiri saja banyak yang baik kok," ujar Ahok.

Di bawah kepemimpinannya, Pemerintah Provinsi DKI berusaha sebaik mungkin membuat kota Jakarta menjadi kota yang lebih ramah, baik bagi para pendatang maupun warganya sendiri.

Salah satu caranya adalah dengan melaksanakan pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) yang saat ini ada di beberapa kelurahan di Jakarta.

"Kami ingin RPTRA itu bisa difungsikan sebagai tempat kumpul warga, dia bisa ceritakan kesulitan keluarganya seperti apa di situ," kata Ahok.

Di segi transportasi, Ahok mengatakan, strateginya untuk membuat Jakarta menjadi kota yang lebih ramah adalah dengan terus menambah jumlah armada bus TransJakarta.

Semakin banyak armada bus itu, maka headway atau waktu tunggu di masing-masing halte bisa semakin ditekan hingga mencapai target waktu kedatangan minimal setiap 10 menit.

Pada hari ini, Ahok juga telah meluncurkan sebanyak 20 unit bus TransJakarta baru bermerek "Scania" yang penggunaannya direncanakan bisa segera dilakukan pada Juli mendatang.

Sementara itu, dari segi pelayanan warga, Ahok mengatakan, fasilitas Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang didirikan DKI di hampir setiap kecamatan ditujukan untuk mempermudah pelayanan pembuatan dokumen atau pemberian izin kepada warga. Fasilitas itu diklaim Ahok bisa menerima apa pun permintaan pelayanan yang diinginkan oleh warga.

"Orang Jakarta ada urusan apa saja datang saja ke PTSP. Kami ini sama seperti calo. Bedanya, kami punya otoritas buat ngasih tanda tangan," ujar Ahok.

Massa Demo dari Bekasi dan Tangerang Mulai Berdatangan

Harus lebih baik

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, menambahkan, di usia yang semakin tua, Jakarta diharapkan bisa menjadi lebih modern dan berkembang terutama dalam pelayanannya kepada masyarakat.

"Jadi bagaimana cara kami ke depannya nanti dapat betul-betul memanusiakan warga lewat pelayanan terbaik. Sehingga kami dapat membuktikan bahwa Pemprov DKI berpihak pada kepentingan warga, terutama mereka yang sangat membutuhkan,"ujarnya.

Djarot menjelaskan, dalam setahun ke depan, Pemprov DKI Jakarta akan memusatkan perhatian ke bidang transportasi, pendidikan, pengadaan tempat tinggal, pengadaan ruang terbuka hijau dan PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu).

Di samping itu, untuk mengatasi penyakit lama Jakarta yakni kemacetan, Djarot menjelaskan, Pemprov DKI akan berupaya untuk menyelesaikan semua pembangunan transportasi massal seperti Transjakarta, MRT, LRT, dan juga Commuter Line (kereta api).

"Sudah tidak bisa dengan membangun jalan karena itu kami fokus kepada transportasi massal. Dengan cara seperti itu, maka secara otomatis warga akan lebih senang menggunakan transportasi publik."

Program mangkrak

Beberapa program pembangunan di kota Jakarta seperti penerapan ERP di Jalan Gatot Subroto tak kunjung diterapkan. Berbagai alasan dilontarkan Ahok beserta anak buahnya, mulai dari alasan teknis dan lainnya.

Tak hanya itu, pekerjaan rumah Ahok yang masih tanda tanya yakni belum terlaksananya semua pembangunan rusunawa terpadu dan terjangkau. Sterilisasi jalur bus TransJakarta.

Ahmad Dhani: Pengunjuk Rasa Terbelah Dua

Bahkan Ahok sempat mewacanakan membelohkan orang kaya masuk kalur khusus tersebut. Dengan tujuan uang denda bisa dijadikan pemasukan asli daerah.

Posko logistik demo 4 November

Ini Lokasi Posko Makanan, Minuman dan Medis untuk Pendemo

Ada empat posko yang disiapkan.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016