Ketika Tradisi Mudik Lebaran Dimulai

12 Terminal di Jakarta Siap Hadapi Mudik Lebaran
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Masuk hari kedelapan menjelang Lebaran, para pemudik mulai membanjiri beberapa jalan utama penghubung antarkota di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa.

Masa Lebaran 2015, Jumlah Kecelakaan Turun 21 Persen

Meskipun pemerintah terus manambah dan membangun infrastruktur penunjang, seperti jalan dan lainnya, terus meningkatnya jumlah masyarakat yang ingin pulang kampung menjadi tantangan tersendiri.

Jika menelisik pada sejarah, momentum pulang kampung atau mudik merupakan fenomena dunia yang hanya terjadi di Indonesia. Terlebih lagi pergeseran manusia yang terjadi sangatlah masif, mengingat Indonesia memiliki jumlah Muslim terbesar di dunia saat ini. 
Mudik 2015, Pengguna Angkutan Jalan Turun 10 Persen

Ada beberapa hal yang menjadi alasan tradisi mudik tetap dipertahankan hingga saat ini. Sebagian orang menganggapnya sederhana, tradisi pulang kampung setahun sekali ini dilakukan untuk mencari berkah dengan bersilaturahmi kepada orang tua, keluarga, dan kerabat lainnya di kampung halaman. 
Mobil Pemudik Terbalik Masuk Tambak

Tradisi ini juga dianggap sebagai salah satu sarana pengingat, mengapa seseorang merantau ke kota lain khususnya ibu kota. Terlepas ada pula yang menjadikan ajang ini sebagai momentum untuk 'memamerkan' keberhasilan yang telah didapatkannya ketika merantau. 

Dengan berbagai alasan tersebut, tentunya segala persiapan dilakukan secara maksimal oleh para pemudik. Pemerintah sebagai pengelola negara pun tidak lepas tangan untuk memastikan tradisi ini berjalan dengan lancar. 

Harus diakui bahwa pemerintah sangat serius setiap tahunnya untuk memperbaiki fasilitas yang digunakan masyarakat untuk menjalankan tradisi ini. Mulai dari pembenahan pelayanan angkutan umum, perbaikan dan penambahan infrastruktur jalan, serta fasilitas pendukung lainnya. 

Tidak hanya sarana transportasi, hal lain yang menjadi sorotan pada masa Lebaran ini adalah ketersediaan pangan. Seperti halnya mudik, kenaikan bahan pangan menjadi tradisi lainnya yang harus dihadapi Presiden Joko Widodo, di tahun pertama menjalankan pemerintahan.

Pada tahun ini, pengguna angkutan umum untuk mudik diperkirakan turun, khususnya angkutan darat, moda transportasi bus. Mantan Ketua Umum Organisasi Angkutan Darat (Organda), Eka Sari Lorena Soerbakti memperkirakan penumpang bus antarkota turun sekitar 20-30 persen dari tahun lalu.  

Pelemahan ekonomi Indonesia, menurut Eka Sari, menjadi alasan mengapa terjadi penurunan penumpang bus. Menggunakan kendaraan pribadi dinilai lebih efisien ketimbang menggunakan transportasi umum. 

"Sedangkan pengguna kendaraan umum yang biasanya naik kelas eksekutif jadi naik kelas ekonomi," ujarnya beberapa waktu lalu. 

Segala upaya dilakukan pemerintah untuk membuat para pemudik menggunakan transportasi umum.

Sementara itu, mudik gratis bagi pengguna motor pun diadakan Kementerian Perhubungan. Tahun ini, sebanyak 25 ribu sepeda motor ditargetkan bisa diangkut secara gratis ke berbagai kota tujuan mudik. 

Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, optimistis dengan segala upaya yang dilakukan, pada tahun ini pengguna angkutan umum akan meningkat. Khususnya untuk transportasi udara dan laut, masing-masing tiga dan dua persen. 

Namun, untuk transportasi darat, dia mengakui, diperkirakan turun dua persen. Tapi, angkutan kereta api diperkirakan jumlah penumpangnya tahun ini meningkat.

"Pengguna kereta api itu naik sembilan persen dari tahun lalu, ini bagus sekali," kata mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) itu usai meninjau aktivitas mudik di stasiun Kereta Api Senin, Selasa 7 Juli 2015. 

Selain mendorong penggunaan angkutan umum, di sisi lain, pemerintah terus memperbaiki dan mengoperasikan infrastruktur jalur baru mudik tahun ini. Salah satunya dengan dibukanya beberapa ruas jalan tol baru, sebagai solusi dari permasalahan kepadatan arus mudik tiap tahunnya. 

Tantangannya, fasilitas yang belum memadai di jalur baru tersebut, harus diantisipasi secara serius oleh pemerintah. Sebab, berisiko meningkatkan kecelakaan mudik pada musim Lebaran tahun ini. 

Hadiah spesial 

Dari semua infrastruktur yang disiapkan pemerintah untuk kegiatan arus mudik Lebaran tahun ini, ada satu yang paling menonjol, yaitu pengoperasian jalan tol terpanjang di Indonesia ruas Jalan tol sepanjang 116,7 kilometer (km) ini menjadi alternatif memecah kebuntuan jalur mudik Pantai Utara (Pantura) dan jalur Pantai Selatan (Pansela). 

Alih-alih menjadi solusi, belum berfungsinya fasilitas pendukung di jalan tol ini menjadi ancaman tersendiri bagi para pemudik, jika tidak diantisipasi dengan serius oleh pemerintah. Mengingat sejak diresmikan pada 13 Juni lalu, hingga saat ini tercatat sudah lebih dari 30 yang terjadi di jalan tol tersebut. 

Kecelakaan terparah menimpa menghantam truk yang sedang parkir di bahu jalan tol itu, 11 orang menjadi korban, tujuh di antaranya meninggal dunia. Meskipun mayoritas penyebab kecelakaan di tol itu disinyalir karena kelalaian pengendara, belum berfungsinya beberapa fasilitas pendukung tol tersebut berkontribusi dalam kejadian tersebut. 

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, memastikan, infrastruktur pendukung untuk menjaga keselamatan lalu lintas pemudik pada Lebaran 2015, termasuk di ruas jalan tol tersebut akan selesai sebelum puncak harus mudik yang tinggal beberapa hari lagi yaitu H-3.  

Dalam waktu dekat, pihaknya akan mengecek pita kejut yang akan dipasang di sepanjang jalan tol tersebut. 

"Nanti, kami masih akan cek, ini kan untuk mengantisipasi kecelakaan," kata Basuki di Kantor Kementerian PUPR, Rabu 8 Juli 2015. Ia berharap, dengan pemasangan pita kejut ini akan berkontribusi meningkatkan keselamatan pengemudi.

Dihubungi terpisah, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, Velix Wanggai mengatakan bahwa pita kejut di Tol Cipali akan dipasang terutama di titik-titik masuk tol dan keluar tol, juga di daerah yang mendekati rest area.

"Sehingga, kendaraan bisa mengatur kecepatan. Intinya, kami melengkapi lagi sarana pendukung bagi infrastruktur yang telah ada," ujarnya.

Menurut Felix, pihak operator di tol Cipali, yakni PT Lintas Marga Sedaya akan memasang pita ini setiap 20 - 30 km. Velix juga mengatakan bahwa sebelum Lebaran, minimal rambu-rambu dan infrastruktur utama akan terpasang.

"Sebelum Lebaran kami utamakan, dan jika tidak selesai, tentu akan dilanjutkan setelah Lebaran. Tapi tentu kami akan upayakan sekarang," tuturnya. 

Selain itu, untuk sarana pendukung di rest area, ada persiapan khusus seperti penambahan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) berjalan. Dari delapan rest area, ada empat SPBU, dan untuk yang empat lagi akan ada SPBU berjalan. 

Fasilitas itu akan disiapkan H-7 hingga H+7 oleh pihak operator. Selain itu, ada mobile toilet, untuk kebutuhan dasar pemudik. Rambu-rambu juga akan disiapkan, dengan tambahan lampu jalan dan spotlight (tanda warna).

"Setelah berjalan juga akan dilengkapi spotlight sebagai tanda bagi pengemudi, dan di daerah intersection nanti akan dipasang pencahayaan lampu," ujar Velix.

Sementara itu, untuk jalur Pantai Utara (Pantura), Basuki dalam pekan ini akan memantau secara langsung. Perbaikan jalan di jalur tersebut dan jalur Pansela juga masih terus dikebut saat ini. 

"Tanggal 9 atau 10 (Juli), kami akan cek juga jalur Pantura," kata dia.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Hediyanto W. Husaini, menambahkan, secara umum Pantura, Jawa Barat, tahun ini lebih siap dalam menghadapi arus mudik Lebaran.

Hediyanto mengungkapkan, sebelumnya, pihaknya kelabakan dengan kondisi jalur Pantura menyusul begitu banyaknya lubang. Hal itu disebabkan dua bulan musim hujan sebelum Lebaran.

"Tahun lalu, kami dibantu pihak lain untuk selesaikan perbaikan. Tapi, sekarang kami tidak ada masalah seperti itu, mudah-mudahan waktu sebulan ke depan tidak ada hal yang di luar kebiasaan. Oleh karena itu, bila ada sesuatu hal, kami adakan upaya pencegahan sedini mungkin," ujar Hediyanto beberapa waktu lalu. 

Dia menuturkan, dilihat secara umum, jalan nasional sepanjang 290 kilometer dari Jakarta–Cirebon bagus dan mulus.

"Lalu lintasnya juga sudah menurun karena sebagian melewati jalan tol Cipali. Jadi sangat lancar, kecepatan rata-rata mencapai 60-70 km," tutur Hediyanto.

Selain memastikan infrastruktur arus mudik siap untuk dilalui, pada tahun ini, pemerintah juga memberikan hadiah bagi pemudik yang melalui jalan tol. Mulai Selasa 7 Juli lalu, pemerintah memberikan tarif seluruh jalan tol di Indonesia sebesar 25 - 35 persen, diskon tarif tersebut berlaku H-10 hingga H+5 mendatang. 

Tidak hanya jalan tol yang dikelola pemerintah, operator jalan tol swasta pun mengikuti imbauan pemerintah tersebut, salah satunya jalan tol Tangerang-Merak yang sudah memberlakukan diskon 25 persen pada periode sama. 

Pasokan BBM aman

Tingkat konsumsi bahan bakar minyak selama arus mudik dan arus balik Lebaran dipastikan meningkat dibanding hari-hari biasanya. Selain di jalur Pantura dan Pansela, kendaraan pemudik yang akan menuju berbagai kota di Jawa Tengah, dipastikan akan tumpah di pintu keluar Jalan Tol Cipali, tepatnya di exit tol Pejagan, Brebes, Jawa Tengah.

Mengantisipasi hal itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melakukan berbagai upaya untuk mengurai permasalahan kekurangan BBM bagi kendaraan pemudik di exit tol Pejagan. Salah satunya meminta PT Pertamina untuk menambah persediaan BBM di kawasan tersebut.

"BBM dari Pertamina semua sudah ditingkatkan. Utamanya di keluar Tol Cipali, termasuk Pejagan sampai Brebes. Karena, Jateng dapat limpahan yang luar biasa. Maka, konsumsi BBM ini tinggi," ujar Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di Semarang, Selasa 7 Juli 2015.

Menanggapi hal itu, Pertamina telah memetakan sejumlah wilayah rawan bencana di kabupaten/kota di Jawa Tengah yang berpotensi kekurangan BBM.

Data Pertamina menunjukkan, sejumlah wilayah rawan bencana itu antara lain, berada di jalur Weleri Barat di Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal. Kemudian, di jalur Ambarawa-Bandungan-Kecamatan Sumowono, di Kabupaten Semarang.

"Beberapa lokasi rawan bencana itu telah kami lakukan langkah antisipasi secara khusus," kata Operation Head Pertamina Region IV Area Jawa Tengah, Pangasian Habeaan di Terminal BBM Semarang, Rabu 8 Juli 2015.

Selain daerah rawan bencana, lanjut Pangasian, daerah rawan kemacetan juga ditengarai akan berdampak pada kelangkaan BBM saat mudik. Antara lain berada di ruas Krapyak, Kota Semarang, ruas Pantura Kabupaten Batang, Ruas Genuk-Demak dan Welahan, serta Kabupaten Jepara.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Ahmad Bambang, ketika dihubungi VIVA.co.id menjamin, persediaan BBM dan elpiji aman untuk kesiapan periode Lebaran 2015. Bahkan, perusahaan pelat merah ini pun menyebut tak ada lokasi yang kekurangan bahan bakar tersebut.

Dia menjabarkan, persediaan Premium yang dimiliki saat ini sebanyak 16,88 hari, minyak tanah 62,44 hari, dan solar 25,34 hari. Sementara itu, Pertamax tersedia untuk 27,24 hari, Pertamax Plus 33,18 hari, dan Pertamax Dex 53,93 hari. Sementara itu, bahan bakar untuk pesawat, avtur tersedia untuk 26,21 hari.

Lalu, bagaimana dengan elpiji? Ahmad mengatakan bahwa saat ini posisi ketersediaan elpiji ada untuk pasokan 14,12 hari. Dia pun mengklaim tak ada lokasi yang kekurangan BBM dan elpiji. "Lokasi kritisnya nihil," kata dia.

Kemudian, lanjut Ahmad, pihaknya juga memberlakukan contra flow untuk mengoperasikan truk tangki BBM. BUMN energi ini pun menyediakan bahan bakar khusus (BBK) dalam bentuk kemasan, perusahaan ini mengoperasikan depo dan SPBU selama 24 jam.

"Kami juga menggelar Posko Ketupat, yaitu Posko Pertamina di jalan-jalan pemudik dan ada satgas yang memonitor (distribusi) BBM secara penuh," tuturnya. 

Harga pangan stabil

Melonjaknya harga pangan menjelang Ramadhan lalu, tampaknya masih akan terjadi hingga Lebaran. Meskipun pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasinya, tampaknya hal tersebut merupakan fenomena yang tidak bisa terelakkan. 

Data Kementerian Perdagangan yang dikutip VIVA.co.id mengenai perkembangan harga rata-rata nasional barang kebutuhan pokok per 7 Juli 2015 menunjukkan, dibandingkan dengan harga satu pekan lalu, harga bahan pangan termonitor relatif stabil.

Beberapa harga bahan kebutuhan pokok yang terpotret, bahkan turun, seperti gula pasir yang turun 0,91 persen dari Rp13.140 per kg menjadi Rp13.020 per kg. Sementara itu, harga minyak goreng curah turun 0,27 persen dari Rp11.240 per liter menjadi Rp11.210 per liter, dan telur ayam ras turun 0,31 persen dari Rp22.800 per kg menjadi Rp22.730 per kg. 

Harga bawang merah turun 5,05 persen dari Rp27.140 per kg menjadi Rp25.770 per kg dan bawang putih turun 1,23 persen dari Rp21.890 per kg menjadi Rp 21.620 per kg. Sisanya naik antara 0,18-8,37 persen.

Senada dengan Kementerian Perdagangan, Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia mengakui, masuk H-9 Lebaran harga pangan masih cenderung stabil, Namun, stabil di level yang lebih tinggi dibanding selain bulan Ramadhan. 

"Harganya belum begitu naik. Masih biasa-biasa saja dan belum bergerak turun," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia, Ngadiran kepada VIVA.co.id, Rabu 8 Juli 2015. 

Ngadiran mengatakan, harga daging sapi masih tinggi bertengger di kisaran Rp110 ribu per kg. Kementerian Perdagangan pun saat ini telah mengizinkan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mengimpor daging guna menekan harga. 

Direktur Pelayanan Publik Bulog, Wahyu Suparyono, akhir bulan lalu mengakui hal tersebut. Bulog menggandeng BUMN lainnya untuk mengimpor, rencananya 1.000 ton daging diimpor dari Australia guna menekan harga. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya