Tol Cipali Jadi Primadona Pemudik, Pantura Sepi

Ilustrasi/Kemacetan di gerbang tol saat mudik.
Sumber :
  • ANTARA/Dedhez Anggara

VIVA.co.id - Fenomena baru terjadi di Indonesia saat musim mudik Lebaran 2015 menyapa. Sejumlah jalur favorit yang biasanya padat lalu lintas,  tak terjadi tahun ini.

Kondisi itu terwujud lantaran banyak pemudik yang menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur lebih 'mengidolakan' jalur Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) yang baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Banyak pemudik percaya, jalan tol yang membentang sejauh 116,75 kilometer ini dapat memangkas waktu tempuh perjalanan mereka.

Jalan Tol Cipali diketahui merupakan jalan bebas hambatan terpanjang di Indonesia yang menghubungkan daerah Cikopo, Purwakarta dengan Palimanan, Jawa Barat. Jalan tol ini tercatat melintasi lima kabupaten; Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka, Cirebon.

Jika diukur berdasarkan waktu tempuh, Tol Cipali memang menjanjikan. Sebab biasanya, kendaraan yang melintasi Tol Cipali akan tiba di Palimanan dalam waktu kurang lebih 1,5 - 2 jam (116 km). Kondisi berbeda tentu akan terjadi jika melintas jalur Pantai Utara (Pantura) yang bisa 'memakan' waktu hingga lima jam dengan jarak tempuh 160 km.

Perbedaan jarak tempuh yang mencolok inilah yang kemudian memantik banyak pemudik untuk 'hijrah' jalur mudik melalui Tol Cipali.

Selain itu, Tol Cipali juga memiliki diferensiasi tersendiri, yakni jalannya yang mulus dan memanjakan pemudik. Hal itu disampaikan pebalap nasional, Rifat Sungkar. "Tol Cipali itu hasil penggabungan teknologi modern. Jalanannya seperti disetrika, taruh botol enggak akan jatuh. Saking enaknya, enggak bumpy (gelombang) sama sekali," ujar Rifat.

Mahal tak peduli

Tarif ruas tol Cipali sesuai Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 323/KPTS/M/2015 adalah sebesar Rp823 per kilometer (km) untuk kendaraan golongan I.

Besaran tarif adalah sesuai jarak yang ditempuh, misalnya untuk jarak terjauh (dari Cikopo sampai Palimanan) kendaraan Golongan I akan membayar Rp96 ribu, sedangkan kendaraan Golongan V akan membayar Rp288.500.

Rincian jumlah yang harus dikeluarkan pengguna jalan tol dari Jakarta hingga Pejagan (Brebes). Terdiri dari tarif Tol JORR Rp8.500, ditambah tarif Tol Jakarta-Cikampek Rp13.500,  Tol Cikopo-Palimanan Rp96 ribu dan Tol Palimanan-Kanci Rp4.500. Sehingga jika ditotal, biaya yang harus dikeluarkan di tol-tol tersebut sebanyak Rp146 ribu.

Tapi, selama arus mudik Lebaran Idul Fitri terhitung mulai H-10 hingga H+5 tarif tol akan didiskon sebesar 25-35 persen. Dengan demikian tarif di atas menjadi Rp107 ribu selama arus mudik Lebaran.

Angka itu belum termasuk biaya bensin yang dikeluarkan untuk jarak 116 km lebih. Jika dikalkulasikan, bensin yang dibutuhkan untuk melibas jalur Cikampek-Cipali sebanyak Rp60 ribu (Premium), dengan asumsi konsumsi BBM 15:1. Bila ditambah dengan biaya tarif Tol Cipali, kocek yang harus dikeluarkan yakni Rp206 ribu untuk sekali jalan.

Sementara jalur Pantura lebih murah, yakni total Rp116.500, dengan asumsi bensin yang dibutuhkan sebanyak Rp90 ribu (konsumsi BBM 15:1). Biaya itu tak perlu lagi ditambah dengan biaya tarif Tol Cipali.

Meski harga itu tergolong mahal, namun banyak pemudik yang tak menghiraukan ongkos yang perlu disiapkan mereka. Setidaknya, kondisi itu terlihat dari data yang disampaikan Wakil Direktur Utama  PT Lintas Marga Sedaya (pengelola) Tol Cipali, Hudaya Aryanto.

Kata dia, kendaraan roda empat yang melintas di Tol Cipali terus melonjak. Hingga H-5 mencapai 124.065. Rinciannya; H-7 sebanyak 25.673, H-6 sebesar 60.645, dan H-5 mencapai 37.747. "Angka yang paling tinggi H-6 (Sabtu 11 Juli 2015), saat itu bahkan terjadi kepadatan hingga 13 kilometer," ujarnya.

Dia menyampaikan, angka ini akan terus naik jelang puncak arus mudik yang diperkirakan akan terjadi besok. "Kami prediksi akan terus naik, karena kan disampaikan kalau puncak arus mudik H-2,” kata dia.

Antisipasi Arus Balik, Petugas Gardu Tol Cipali Diperbanyak

Selanjutnya >>> Pantura dan Selatan sepi



Pantura dan Selatan sepi

Arus lalu lintas di Simpang Jomin, Cikampek, Jawa Barat hingga H-3 terpantau lancar. Tak ada titik kemacetan serta kepadatan lalu lintas. Pemandangan ini tentu sangat jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana kemacetan selalu terjadi jika musim mudik tiba.

Diketahui, Simpang Jomin merupakan salah satu 'pintu' akses pemudik yang biasanya hendak menuju jalur Pantura. "Saat ini Simpang Jomin aman lancar, meski tiga hari lalu masuk akhir pekan juga sama, tak ada penumpukan lalu lintas. Semua lancar," kata petugas PosPol Simpang Jomin, Untung, saat dihubungi VIVA.co.id.

Menurutnya, meski memasuki H-3 Lebaran, sejumlah titik yang mengalami kemacetan terpantau lancar. Berdasarkan pantauan petugas, hanya sejumlah pemudik dengan kendaraan pribadi dan sepeda motor yang melintas dengan volume tak seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Ini mencolok sekali lho (jumlah pemudik yang melintas), padahal kami prediksi tahun ini akan lebih macet daripada biasanya. Soalnya kan ini bersamaan dengan musim liburan pelajar, tapi ini tidak terjadi," ujarnya.

Petugas mengatakan hal ini akibat dibukanya Tol Cipali yang dinilai dapat memangkas waktu perjalanan ke Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Kondisi 'sepi' juga dirasakan jika melalui jalur Selatan. Volume kendaraan tak sepadat tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan pantauan RTTMC Kementerian Perhubungan, banyak titik-titik yang sebelumnya mengalami kemacetan parah tidak terjadi hingga kini. Di antaranya jalur Nagreg, Jawa Barat.

"Belum, masih lancar jaya. Kemarin-kemarin juga begini (lengang). Apalagi kalau malam, sepi," kata petugas Polsek Nagreg, Aiptu Dodi kepada VIVA.co.id.

Ia memprediksi, kondisi bisa saja berubah pada esok hari atau H-3 Lebaran, yang memasuki waktu cuti

bersama. "Tetapi, paling tidak, signifikan. Sejak ada Cipali (tol), jalur selatan sepi. Di Nagreg sendiri lancar. Jika sebelumnya Limbangan dan Kadungora macet juga, tidak terlihat tahun ini," kata dia.

Sepinya pemudik di jalur Utara dan Selatan dibenarkan Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono. Menurutnya, dari data H-5 tahun ini, telah terjadi penurunan yang signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.

"Ya, itu lihat saja datanya. Ini benar turun. Biasanya H-7, H-6, H-5 itu jadi acuan awal sampai hari H. Penurunannya dari 17 persen sampai 40 persen tergantung harinya," ujar Pudjo.

Mengacu data Pos Pengamanan Ketupat Lodaya Polda Jabar, puncak perbandingan arus mudik yang lewat jalur Pantura, Tengah, dan Selatan hingga H-5 terjadi penurunan. Misalnya, H-7 tahun ini jumlah kendaraan roda dua dan empat yang lewat tiga jalur tersebut mencapai 403.012. Angka ini menurun 17 persen dibandingkan tahun lalu yang sebesar 472.015.

Kemudian, untuk H-6 tahun ini jumlah kendaraan roda dua dan empat terjadi penurunan 43 persen menjadi 400.343. Padahal, H-6 pada Lebaran tahun sebelumnya jumlah kendaraan mencapai 708.151. Selanjutnya, pada H-5 tahun juga terjadi penurunan jumlah menjadi 396.304. Angka ini menurun 47 persen karena tahun lalu mencapai 745.507.

Hal senada juga disampaikan Edi Junaedi, bagian monitoring arus lalu lintas di Posko Kementerian Perhubungan. Kata dia, lonjakan kendaraan ke arah Pantura dan Selatan sejak H-15 tidak ada yang berarti. "Saat ini masih terbilang normal, tidak ada lonjakan kendaraan yang berarti. Dibanding tahun lalu tingkat kemacetan (Pantura-Selatan) menurun. Semua pada lari ke Tol Cipali," katanya kepada VIVA.co.id.

Sudah diprediksi

Sepinya jalur Utara dan Selatan pada musim mudik 2015 sebenarnya sudah diprediksi Kementerian Perhubungan. Sebab, Tol Cipali yang baru diresmikan itu dikatakan dapat menyerap pemudik cukup signifikan. Dengan begitu, beban Pantura yang selama ini padat dapat berkurang.

Menurut Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub, JA Barata, pengguna Tol Cipali melonjak karena tol ini masih berstatus baru, sehingga banyak pemudik atau pengguna jalan yang ingin melintasinya.

"Tol Cipali itu ramai karena masih baru, jadi semua orang pada ke sana. Dulu kan sebelum ada Tol Cipali tidak. Sekarang karena baru, jadi semua tertuju pada hanya satu tol tersebut," kata Barata.

Ia tak menampik jika terjadi perbedaan yang sangat signifikan antara lima hari menjelang Lebaran tahun lalu dan tahun ini, khususnya di Simpang Jomin, Ciasem, dan Sadang. Volume kendaraan di tiga titik itu hingga awal arus mudik tahun ini terpantau lebih rendah dibanding tahun lalu.

"Mungkin karena ada tol baru, masyarakat lebih memilih masuk ke tol tersebut," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Polisi Condro Kirono mengatakan, operasional jalan tol baru Cikampek-Palimanan (Cikapali) pada arus mudik 2015 memang diprediksikan mampu mengurangi 40 persen beban kendaraan roda empat di Jalur Pantura. "40 Persen beban Pantura akan bisa dialihkan ke Tol Cikampek-Palimanan," ujar Condro.

Kata dia, dengan panjang Tol Cikapali yang mencapai 116,7 kilometer, ia yakin mampu mengakomodir arus lalu lintas dari Palimanan ke Kanci dan Kanci ke Pejagan.

"Problem-nya memang di Jawa Tengah, tapi dengan beroperasinya Tol Cipali akan bisa menjadi solusi kemacetan di Jawa Barat," katanya. (umi)

Enam Tewas dalam Tabrakan Minibus Vs Truk di Tol Cipali

Laporan: Dianthy Winda-Jakarta

Antrian di tol Palimanan/Ilustrasi.

Kurangi Macet, Operator Tol Siapkan Receh Hingga Rp1 Miliar

Uang receh disediakan untuk kembalian pengguna jalan.

img_title
VIVA.co.id
27 Maret 2016