Memantau Kejutan Pluto

Permukaan Pluto
Sumber :
  • Instagram/NASA

VIVA.co.id - Penantian panjang hampir satu dekade, akhirnya pecah di ruangan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) di Maryland, Amerika Serikat.

Dalam ruangan Mission Operation NASA tersebut, puluhan ilmuwan dan karyawan NASA bertepuk tangan. Riuh dan saling berpelukan. Di luar ruangan, ratusan orang turut bereaksi, bertepuk tangan sambil berdiri.

Ratusan orang tersebut bertepuk tangan untuk pesawat ruang angkasa NASA, New Horizons yang berjarak tiga miliar mil dari tempat mereka berdiri.

Gunung Berapi Es di Pluto Berpotensi Meletus

New Horizons pada Selasa 14 Juli 2015 waktu setempat, baru saja berhasil menjalankan misi terbang melintasi planet kerdil Pluto. Rona kebahagiaan ilmuwan NASA memang beralasan, karena misi New Horizons bisa dibilang monumental.

NASA menunggu-nunggu momentum bersejarah tersebut. Sebab, misi New Horizons adalah eksplorasi terpanjang dan paling jauh dari bumi. Posisi Pluto memang berada di bagian terluar Tata Surya. New Horizons bisa mendekati dan melintasi Pluto sejak diluncurkan dari bumi pada 2006. Waktu yang tak singkat.

Kepastian New Horizons menyelesaikan misi melintasi Pluto dipastikan, setelah pesawat tersebut mampu 'menelepon' ke Bumi. Pesawat menelpon untuk mengirimkan sinyal, sekaligus mengabarkan pesawat aman usai melintasi Pluto.

Dikutip dari situs NASA, Rabu 15 Juli 2015, New Horizons 'menelepon' ke bumi pada pukul 14 Juli 2015, pukul 21.00 waktu Amerika Serikat.

Administrator NASA, Charles Bolden, mengatakan kepastian New Horizons tersebut sudah selamat dan aman dalam pengumumannya.

"Ini adalah kemenangan historis untuk sains dan eksplorasi. Kami benar-benar telah (berhasil), sekali lagi meningkatkan tingkat potensi manusia," ujar Bolden.

Dalam 'panggilan telepon' tersebut, pesawat New Horizons sebelumnya sudah diprogram untuk mengirimkan serangkaian pesan 15 menit yang dikirimkan ke operasi misi di Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory di Maryland NASA, Amerika Serikat.

Tim NASA menyebutkan telah menunggu 'panggilan telepon' itu selama 21 jam sebelumnya.

Sedangkan asisten administrator Science Mission Directorate NASA di Washington, John Grunsfeld, juga tak kalah gembira menyambut keberhasilan pesawat New Horizons tersebut. Menurutnya, pencapaian pesawat itu makin meningkatkan rasa percaya diri NASA untuk membidik eksplorasi antariksa yang lainnya.

Grunsfeld mengatakan, momen bersejarah seputar Pluto akan tetap berlangsung. Ia menambahkan, kejutan seputar Pluto baru saja dimulai dengan suksesnya New Horizons melintasi Pluto.

Kesuksesan misi tersebut, akan memacu NASA untuk mengungkap eskplorasi antariksa lainnya.

"Misi NASA akan mengungkap misteri Mars, Jupiter, Europa (bulan Jupiter), dan dunia sekitar matahari pada tahun-tahun mendatang," kata dia.

Ada Gunung Mengambang di Pluto

Beragam misteri

Secara teknis, misi melintasi Pluto memang dinanti ilmuwan NASA untuk mengetahui lebih detail permukaan dan lingkungan Pluto.

Dengan terbang dalam posisi dekat dari sebelumnya, dengan melintas dari jarak 12.500 kilometer, New Horizons diharapkan bisa merekam, memotret lingkungan, dan permukaan Pluto, sehingga pengetahuan peneliti NASA terhadap Pluto makin mendalam.

Misi melintasi Pluto juga bisa menjadi jawaban atas berbagai penampakan dan fenomea misterius yang sebelumnya didapatkan New Horizons.

Diketahui, sebelum makin mendekati dan misi melintasi Pluto, New Horizons memotret pola dan penampakan aneh di permukaan Pluto. Di antaranya, yaitu menemukan empat titik hitam alien, penampakan ikan paus, hingga donat di permukaan Pluto pada pekan lalu.

Soal penampakan 'ikan paus' ini pada permukaan halus itu dianggap mirip dengan bulan terbesar Planet Neptunus, Triton. Ilmuwan menganggap, Triton bisa saja menjadi bagian dari lingkungan kosmik Pluto, karena perang medan gravitasi Neptunus.

"Sangat mudah untuk membayangkan Anda melihat bentuk familiar dari koleksi aneh dari fitur gelap dan terang. Tetapi, itu terlalu dini untuk mengetahui apa sebenarnya fitur tersebut," ujar John Spencer, Deputi Pemimpin Tim Pencitraan, Geofisika dan Geologi New Horizons.

Penampakan aneh itu tak berhenti. Saat NASA belum bisa menjelaskan soal penampakan ikan paus dan empat titik hitam alien, pesawat New Horizons menemukan ada pola raksasa hati berbentuk tanda cinta di permukaan Pluto.

Selanjutnya, sebelum melintasi Pluto, pesawat NASA juga menemukan ada hal misterius pada bulan terbesar Pluto, Charon. Pada area Charon menunjukkan area melingkar gelap pada salah satu kutub. Area tersebut yang tampil terang diduga kuat merupakan kawah.

Pengungkapan area Charon disebut NASA akan memandu mengungkap apa yang tersembunyi di bagian bawah permukaan bulan tersebut.

Makanya misi melintasi Pluto itu sangat diharapkan bisa menjelaskan tuntas berbagai penampakan misterius.

Sesuai yang diharapkan, peneliti NASA akhirnya bisa sedikit menguak penampakan misterius tersebut.

Dilansir Popular Science, Rabu 15 Juli 2015, begitu pesawat melintasi Pluto, langsung mengirimkan gambar ke bumi.

Dalam versi gambar yang dikirimkan memang tak berwarna asli. Namun, dari gambar lebih dekat itu, peneliti bisa mengungkap geologi Pluto dan Charon.

Ilmuwan menyebutkan, pada fitur 'hati' itu terdiri dari dua potongan yang berbeda. Sisi barat 'hati' itu menunjukkan warna merah muda cenderung oranye. Warna sisi barat itu kontras dengan bagian sisi timur 'hati' yang terlihat kebiruan. Perbedaan warna itu mengisyaratkan dua bagian itu terbuat dari hal yang berbeda.

Sementara itu, pada bagian bulan Charon, ilmuwan akhirnya bisa mengungkap bagian gelap pada 'kepala' bulan tersebut.

"Kami telah melihat bagian kutub gelap untuk sementara waktu dan cukup meyakinkan bahwa itu adalah merah," ujar Will Grundy, astronom New Horizon dalam konferensi pers.

Grundy mengatakan warna merah pada kepala Charon disebabkan oleh Pluto. Orbit Charon yang dekat dengan Pluto membuat atmosfer Pluto 'lari' dan menempel ke Charon. Diketahui Pluto adalah berwarna merah, makanya kutub Charon berwarna merah.

Selain temuan tersebut, tim ilmuwan beraharap mendapatkan banyak data dari instrumen spektroskopi pesawat New Horizons. Instrumen itu diharapkan bisa menjelaskan penyebab pergeseran warna pada lingkungan Pluto.

"Kami tahu ada banyak warna yang bebeda pada Pluto, tetapi kami tak pernah membayangkan hal seperti ini," ujar Cathy Olkin, Deputi Proyek Ilmuwan misi tersebut.

NASA Rilis Laporan Pertama Soal Pluto



Kenapa Pluto?

Mungkin ada pertanyaan kenapa Pluto yang terletak pada wilayah paling luar Tata Surya itu menjadi target eksplorasi NASA. Lokasinya yang jauh dan butuh waktu yang tak singkat.

Ternyata, Pluto bisa menjadi kunci dalam mendalami pembentukan planet.

Dikutip dari situs Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory, mitra NASA dalam misi ini, menyebutkan Pluto termasuk dalam benda antariksa kategori planet kerdil es, sebab ia terletak pada Sabuk Kuiper.

Sabuk kuiper merupakan lapisan ketiga dalam stuktur zona Tata Surya.

Zona terdalam Tata Surya, yaitu terdiri dari planet berbatu (Bumi, Venus, Merkurius dan Mars), zona kedua planet gas raksasa (Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus), serta zona paling luar adalah Sabuk Kuiper yang terdiri dari planet kerdil es, termasuk Pluto di dalamnya.

Planet kerdil es disebutkan adalah embrio dari planet. Planet kerdil es di Sabuk Kuiper ini ukurannya kecil, kisaran 500 sampai 2.500 Km. Itu jauh lebih kecil dari ukuran planet di Tata Surya.

Sementara itu, Sabuk Kuiper juga menempati posisi penting. Wilayah ini dikatakan sebagai pendorong komet di bumi. Makanya mempelajari planet kerdil di wilayah ini sangat penting.

Selain itu, astmoefer Pluto juga bisa menguak evolusi atmosfer bumi. Sebab, diperkirakan atmosfer Pluto mengandung hidrogen-helium yang asli seperti di bumi.

Perjuangan New Horizons

Pencapaian panjang New Horizons di Pluto memang tak mudah. Dari sisi waktu saja, pesawat NASA itu butuh sembilan tahun sejak diluncurkan pada 2006, untuk bisa 'bertatap muka' dengan Pluto.

Selama sembilan tahun itu pun, New Horizons tak terbang mulus di antariksa. Beberapa kali New Horizons mengalami hibernasi.

Tercatat, New Horizons mengami hibernasi berkali-kali, dengan durasi yang berbeda. Mulai dari 36 sampai 202 hari, untuk sekali hibernasi. Jika ditotal, pesawat ruang angkasa itu mengalami hibernasi selama lima tahun dan perjalanan antariksa real selama empat tahun.

Hibernasi bertujuan untuk mempertahankan tenaga dan memungkinkan ilmuwan memiliki banyak waktu untuk merencanakan eksplorasi di luar angkasa. Hibernasi terakhir sebelum melintasi Pluto terjadi selama 89 menit pada pekan kedua Juli, atau sepekan sebelum misi melintasi Pluto.

Untungnya pada hibernasi terakhir, pesawat penjelajah itu bisa berjalan secara autopilot dan menempatkan komputer utama pesawat dalam 'safe mode'. Mode ini pun mengamankan semua data ilmiah yang ada di pesawat.

Setiap minggu, New Horizons mengirimkan sinyal suara kepada para ilmuwan di stasiun kendali misi di di komplek John Hopkins University di Maryland, Amerika Serikat, untuk menunjukkan posisinya masih berfungsi dengan baik.

Ilmuwan akan menggunakan waktu beberapa pekan setelah terbangunnya New Horizons untuk mengecek memori, navigasi dan fungsi lainnya. Lalu mereka akan memulai tahapan eksplorasi, mengambil foto dan ukuran planet kerdil dan benda lain yang mengorbit. Tidak lupa mereka juga akan meneliti atmosfir dan bagaimana cara planet itu berinteraksi dengan matahari.

Keberhasilan misi New Horizons dalam melintasi Pluto diharapkan bisa menguak berbagai pengetahuan baru tentang antariksa, khususnya Tata Surya.

Salah satu yang berharap pada misi ini yaitu, Fisikawan Universitas Cambridge, Stephen Hawking.

Fisikawan kondang itu mengaku bersyukur dengan pencapaian New Horizons dan memuji langkah tersebut.

"Pengungkapan New Horizons mungkin membantu kita lebih baik dalam memahami bagaimana terbentuknya Tata Surya. Kami mengeksplorasi, karena kita adalah manusia dan ingin mengetahui. Saya harap, Pluto akan membantu pada perjalanan ini," kata Hawking dalam postingan di akun Facebook-nya, Selasa 14 Juli 2015.

Dalam postingannya di Facebook itu, Hawking tak lupa menyampaikan selamat atas pencapaian tim New Horizons dan NASA. Ia kagum dengan misi yang hampir berjalan satu dekade itu akhirnya telah berhasil mencapai Pluto.

"Itu sudah 50 tahun berlalu, sejak misi sukses pertama ke Mars, Marine 4, yang kirim balik gambar Planet Merah (Mars). Kini, Tata Surya akan menjadi lebih terbuka bagi kita, mengungkapkan rahasia Pluto," kata dia dalam video di Facebooknya.

Hawking juga mengaku tak sabar untuk menunggu informasi dan kejutan yang dikirimkan pesawat New Horizon.

"Saya tak bisa menunggu melihat informasi apa yang akan diungkap pesawat New Horizon tentang tetangga jauh kita," tulis dia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya