Harga Si Biru Turun Tak Kejutkan Konsumen

Tak Ingin Rugi Lagi Pertamina Naikan Harga Elpiji 12 Kg
Sumber :
  • VIVAnews/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id
Mi Bikini yang Meresahkan Negara
- PT Pertamina menyesuaikan harga elpiji 12 kilogram (kg) menjadi Rp135.300 per tabung rata-rata nasional atau turun rata-rata Rp6.700 per tabung dari harga sebelumnya sebesar Rp142.000 per tabung. Artinya, untuk setiap satu kilogram elpiji turun dari sebelumnya Rp11.833 per kg menjadi Rp11.275 per kg.  

YLKI Minta Kenaikan Iuran BPJS Dibatalkan
Ketua DPP Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Eri Purnomohadi menilai penurunan tersebut tidak nendang dan tidak akan berdampak banyak pada pelaku usaha khususnya industri kecil. 

Kenaikan Iuran BPJS Langgar Nawacita
"Turunnya cuma lima persen itu tidak nendang. Buat industri kecil seperti warung makan tidak akan berpengaruh banyak. Penurunan itu hanya insentif, ibaratnya bonus saja," kata Eri saat dihubungi VIVA.co.id, Rabu 16 September 2015. 

Menurut dia, saat ini konsumsi elpiji 12 kg sudah mulai turun pasca harga naik pada awal April lalu. "Sudah sejak April kan ada kenaikan harga, permintaan elpiji 12 kg turun sampai 25 persen. Saya kira tidak akan ada dampaknya kalau harga diturunkan hanya segitu (Rp6.700). Kalau 10 persen mungkin akan terasa," katanya. 

Ditemui terpisah, Koperasi Warteg Nusantara mengklaim penurunan harga elpiji biru ini ada pengaruhnya terhadap harga makanan yang dijual warteg, namun tidak signifikan.

"Kalau itu terjadi, penurunannya tidak terlalu banyak," kata Ketua Dewan Pembina Koperasi Warteg Nusantara, Bambang Waluyo Wahab, ketika dihubungi VIVA.co.id di Jakarta, Rabu 16 September 2015. Bambang Waluyo menjelaskan, kalaupun ada warteg yang menurunkan harga itu pun tidak akan banyak. 

Hal senada diungkapkan Ida, warga Cempaka Putih yang mengatakan penurunan harga elpiji 12 kg tidak berpengaruh banyak. "Turunnya hanya Rp6.000 ya, ongkos bajaj saja dari rumah saya ke agen tidak cukup. Tapi, ya lumayanlah," kata Ida, yang saat itu sedang berada di agen gas elpiji PT Satria Bakti Pertiwi, Jalan Rawasari Selatan. 

Ia mengaku baru mengetahui turunnya harga elpiji 12 kg, saat datang ke agen langganannya tersebut. "Iya ini baru beli gas, ternyata sudah turun. Biasanya saya beli Rp141 ribu, sekarang jadi Rp135 ribu," ujarnya. 

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, besaran penurunan dilakukan berdasarkan data historis harga CP Aramco dan juga kurs dolar AS terhadap rupiah, serta estimasi pergerakan keduanya. Penurunan harga, dilakukan terhitung mulai 16 September 2015.
 
“Dengan penurunan harga ini diharapkan konsumen, terutama konsumen rumah tangga yang merupakan konsumen utama dari elpiji 12 kg dapat merasakan manfaatnya,” kata Ahmad Bambang, Rabu 16 September 2015. 

Menurut dia, penurunan harga bervariasi antara Rp6.400 per tabung sampai dengan Rp17.900 per tabung. Demikian juga harga di tingkat agen di berbagai daerah juga bervariasi antara Rp132.800 per tabung hingga Rp157.400 per tabung, bergantung pada jarak SPPBE (Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji) terhadap supply point-nya.
 
“Untuk wilayah Jabodetabek, harga elpiji 12 kg turun Rp6.400 per tabung dengan harga di agen turun dari Rp141 ribu per tabung menjadi Rp134.600 per tabung. Penyesuaian harga juga dilakukan untuk merek-merek LPG non PSO lainnya dengan besaran tidak jauh berbeda per kilogramnya,”  tuturnya.

Penyesuaian harga, Ahmad melanjutkan, juga dilakukan untuk merek-merek elpiji non subsidi lainnya dengan besaran tidak jauh berbeda per kilogramnya. Menurut data Pertamina, saat ini, stok elpiji dalam kondisi aman di atas 17 hari dengan rata-rata konsumsi seluruh jenis dan merek elpiji Pertamina sebesar 17.678 metrik ton per hari.


Permintaan sempat turun 

Permintaan elpiji tabung biru (12 kg) sempat turun hingga 25 persen, saat harga naik pada 1 April 2015. Kenaikan ini menjadikan harga elpiji tabung biru naik Rp8.000 per tabung. 

Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang, mengatakan bahwa bisnis Pertamina dari premium di wilayah Jawa Madura Bali (Jamali) dan premium penugasan di luar Jamali masih rugi Rp600 per liter. Namun, bisnis solarnya impas.

Pertamina mengklaim kenaikan saat itu, mempertimbangkan dua hai. Pertama, Pertamina melihat kenaikan harga rata-rata gas CP Aramco bulan Maret. Harga rata-rata CP Aramco pada Maret tercatat US$477 per metrik ton (MT).

Lalu, BUMN energi ini pun melihat adanya pelemahan nilai tukar. Rata-rata kurs dolar pada Maret tercatat lebih di angka Rp13.000 per dolar AS dan cenderung lebih kuat dibandingkan kurs dolar pada Februari yang tercatat Rp12.750 per dolar AS.

"Kurs (Maret) Rp13.084 per dolar AS dari yang sebelumnya Rp12.750 per dolar AS," kata dia.

Saat itu, harga jual elpiji 12 kg sebelumnya sebesar Rp129 ribu per tabung. Dengan kenaikan sebesar Rp8.000, harga elpiji akan berubah menjadi Rp142 ribu per tabung di tangan konsumen. 

"Kami melihat, penjualan elpiji 12 kg mengalami penurunan. Sementara, terjadi peningkatan di elpiji 3 kg, jadi ada migrasi sekitar 20 persen," kata Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang di Gedung DPR, Jakarta, Selasa 16 Juni 2015 silam. 

Ahmad mengatakan bahwa migrasi itu terjadi, karena ada disparitas harga semakin tinggi antara elpiji 12 kg dengan elpiji 3 kg. Harga elpiji 12 kg lebih mahal daripada harga elpiji melon.

Adapun penjualan elpiji Pertamina sebanyak 7,1 juta ton yang terdiri atas 5,7 juta elpiji 3 kg dan 1,4 juta elpiji 12 kg. Bisa dikatakan bahwa penjualan elpiji 12 kg turun 280 ribu ton.

"Tapi, kami kan berjanji saat puasa dan Lebaran tidak ada kenaikan dan sudah kami lakukan. Malah pada September ini harganya turun," kata Ahmad Bambang. 


Tidak Berpengaruh 

Sementara itu, mengenai turunnya harga elpiji 12 kg, Ahmad Bambang yang dihubungi VIVA.co.id, Rabu 15 September 2015 mengatakan, kemungkinan tidak akan memengaruhi permintaan yang sudah ada di pasaran saat ini.  

"Kalaupun ada tambahan permintaan saya kira tidak banyak, apalagi kami juga sedang mempersiapkan elpiji baru. Seperti waktu ada Pertalite, konsumsi Premium turun 13 persen, dan Pertamax turun hanya 1 persen. Begitu juga dengan elpiji 12 kg ini," ujarnya. 

Ketua DPP Hiswana Migas, Eri Purnomohadi mengatakan, penurunan harga elpiji 12 kg tidak akan banyak memberi pengaruh pada permintaan tabung biru tersebut. 

"Saya kira permintaan akan sama saja. Karena, saat ini masyarakat sudah dihadapkan dengan banyak pilihan, ada tenaga listrik, gas. Gas juga sudah ada yang swasta, jadi saya kira tidak akan berpengaruh," kata dia.  

Apalagi, sambung Eri, pengguna elpiji 12 kg sudah terkluster, kalaupun ada peningkatan tidak memengaruhi stok elpiji yang sudah disiapkan oleh Pertamina. 

Penurunan harga elpiji 12 kg tak berdampak signifikan terhadap konsumen. Hal ini dikatakan oleh Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Sudaryatmo. Turunnya harga elpiji 12 kg tidak akan berdampak pada konsumen.

"Kalau elpiji 12 kg itu, kan, elpiji non-PSO (public service obligation) itu segmennya berbeda dengan elpiji 3 kg," kata Sudaryatmo, ketika dihubungi VIVA.co.id di jakarta, Rabu 16 September 2015.

Dia mengatakan bahwa pada dasarnya elpiji 12 kg ini menyasar kepada konsumen kelas menengah ke atas. Sementara itu, elpiji 3 kg menyasar kepada konsumen kelas bawah.

"Kalau harga elpiji itu 3 kg sensitif, tapi elpiji 12 kg itu tidak semua terpengaruh," kata Sudaryatmo.  

Dia mengatakan bahwa pengeluaran biaya rumah tangga untuk elpiji 12 kg tidak sebesar pengeluaran untuk biaya lainnya, seperti biaya telekomunikasi dan biaya bahan pokok lainnya, seperti beras.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya