Penjualan Otomotif Kinclong, Euforia Sesaat?

Wakil Presiden Jusuf Kalla Resmikan GIIAS 2015
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin

VIVA.co.id - Bak oasis di padang pasir. Mungkin pepatah itu tepat untuk menggambarkan kondisi pasar otomotif Indonesia pada Agustus 2015. Bagaimana tidak, saat rupiah rontok dihajar dolar Amerika Serikat, sektor otomotif justru mulai "membaik".

Wapres Imbau Produsen Otomotif Manfaatkan Tax Amnesty

Meski jika dibandingkan dengan total penjualan kendaraan roda dua dan empat pada tahun lalu masih jauh tertinggal, pencapaian pada Agustus 2015 sempat menghidupkan asa sektor otomotif di Tanah Air. Maklum, sektor otomotif kerap dijadikan barometer perekonomian sebuah negara.

Ya, penjualan kendaraan roda dua dan empat pada Agustus lalu memang membaik dibanding bulan sebelumnya. Bahkan, khusus untuk penjualan sepeda motor, pada Agustus menjadi yang tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya pada 2015.

Menurut data dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan sepeda motor pada Agustus lalu mencapai 645.997 unit. Padahal, pada Juli, penjualan roda dua hanya menyentuh angka 439.245 unit, termasuk data ekspor yang tak dibantah ikut mendongkrak penjualan sepeda motor. 

Belum Lama Meluncur, Penjualan Calya Sudah Salip Agya

Dari data AISI, ekspor sepeda motor buatan Indonesia ke luar negeri meningkat, dari 17.407 unit pada Juli menjadi 23.908 pada Agustus 2015.

Dari total tersebut, tercatat Yamaha mendominasi ekspor dengan jumlah 17.382 unit, kemudian disusul Suzuki sebanyak 2.157 unit. Selanjutnya, Honda mencapai 2.127 unit serta TVS serta Kawasaki masing-masing sebanyak 1.436 unit dan 806 unit.

Menurut Assistant General Manager Marketing Yamaha Indonesia, Mohammad Masykur, tingginya ekspor yang terjadi pada ekspor sepeda motornya, karena permintaan akan motor buatan anak dalam negeri cukup tinggi, bahkan mencapai kawasan Amerika dan Eropa.

JK Bangga Penjualan Mobil Capai Satu Juta Unit per Tahun

Tak hanya roda dua, kondisi membaik juga terlihat dari penjualan kendaraan roda empat. Dari data yang VIVA.co.id peroleh dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil juga meningkat dibanding pada Juli lalu.

Dari data Gaikindo, penjualan wholesales (pabrik ke diler) pada Agustus mencapai 90.534 unit. Angka itu jauh lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Pada Juli lalu, penjualan mobil hanya mencapai 55.615 unit atau naik 34.919 unit.

Sebagai catatan, penjualan tertinggi kendaraan roda empat pada 2015 masih terjadi pada Maret yang mampu tembus 99.411 unit, dengan kata lain masih unggul 8.877 unit dari penjualan Agustus.

Namun, yang pantas dicermati, data penjualan mobil dari bulan ke bulan pada 2015 tak pernah mampu melewati catatan penjualan bulan ke bulan pada 2014.


Beberapa kali revisi target
Lesunya pasar otomotif Tanah Air sebenarnya telah diprediksi menyusul adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi dan pelemahan nilai tukar rupiah. Bahkan, Gaikindo dan AISI harus beberapa kali merevisi target penjualan pada 2015.

Gaikindo bahkan kini tengah berencana merevisi untuk ketiga kalinya. Gaikindo berencana merevisi target penjualan kendaraan roda empat pada 2015. Rencana pembahasan revisi tar‎get ini akan dilakukan pada pertengahan Oktober.

Jika benar akan direvisi lagi, ini akan menjadi yang ketiga kalinya. Sebab, Gaikindo telah melakukan dua revisi sebelumnya. Pertama kali, Gaikindo menargetkan penjualan roda empat di angka 1,2 juta unit.

Angka itu direvisi menjadi satu hingga 1,1 juta unit. Terakhir kali, Gaikindo kembali merevisi target penjualan menjadi 950 ribu hingga satu juta unit. Dan kini revisi target kembali dipertimbangkan Gaikindo.

Tak hanya penjualan mobil, penjualan roda dua juga beberapa kali harus direvisi, menyusul lesunya sektor otomotif di dalam negeri. AISI sempat percaya diri dengan menargetkan penjualan sepeda motor di angka 7,9 juta unit.

Namun, pada Mei lalu, AISI akhirnya harus merevisi target penjualan motor 2015 dari 7,9 juta unit menjadi 6,7 juta unit. Sadar kondisi ekonomi tak kunjung membaik, AISI kembali harus "menelan ludah sendiri" dengan merevisi target pada pada Juli lalu menjadi maksimal 6,5 juta unit. 

Fenomena biasa atau industri membaik?
Kenaikan penjualan pada Agustus mendapat reaksi beragam dari berbagai kalangan, khususnya pelaku otomotif Tanah Air. Ketua Umum AISI, Gunadi Sindhuwinata, tak memungkiri ikut gembira dengan grafik positif penjualan sepeda motor pada Agustus lalu.

Namun, Gunadi Sindhuwinata menegaskan bahwa penjualan motor naik itu bukan sinyal bahwa ekonomi telah membaik, tapi karena murni kebutuhan. Sebab, jika dibandingkan dengan tahun lalu, penjualan sepeda motor masih tertinggal jauh.

Sebagai perbandingan, berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan Januari-Agustus 2015 hanya mampu menorehkan angka sebanyak 4.341.879 unit, sedangkan pada Januari-Agustus 2014, penjualan tercatat mampu menembus angka 5.368.858 unit.

Menurut Gunadi, penjualan motor pada Agustus meningkat tajam, karena sepeda motor memang dianggap sebagai penunjang transportasi paling ideal. Gunadi mengatakan, kenaikan penjualan motor ini juga dikarenakan pembeli memilih menunggu waktu yang tepat. Dan Agustus menjadi waktu yang tepat seiring berakhirnya libur sekolah dan libur Lebaran.

Sekretaris Umum Gaikindo, Noegardjito, ikut menanggapi kenaikan penjualan mobil pada Agustus. Menurut dia, kenaikan penjualan mobil disebabkan dua hal. Pertama, dikarenakan kerja pemerintah sudah berjalan, sehingga bujet pendanaan yang ada ikut mendongkrak sektor otomotif.

"Mereka sudah ada pengeluaran untuk kebutuhan kerja, termasuk kebutuhan akan kendaraan bermotor," kata Noegardjito kepada VIVA.co.id, Jumat 18 September 2015.

Selain itu, menurut Noegardjito, kenaikan penjualan mobil juga dipengaruhi keputusan para konsumen menunda pembelian terhitung sejak kenaikan harga BBM pada November 2014.

"Sejak kenaikan harga BBM, banyak konsumen yang menunda pembelian. Seharusnya, penundaan pembelian berlangsung 2 hingga 3 bulan atau mereka membeli pada Maret. Namun, banyak yang memutuskan beli pada Juli dan Agustus," lanjut Noegardjito.

Di antara beberapa faktor penting itu, banyak juga faktor pendukung. Menurut Noegardjito, keputusan beberapa perusahaan pembiayaan menurunkan uang muka atau down payment ikut memengaruhi penjualan mobil dan motor.

"Konsumen lebih banyak membeli secara kredit. Tidak hanya bulan Agustus, tapi bulan-bulan lainnya. Pembelian secara kredit itu bisa mencapai 65 persen. Belum lagi, leasing sangat memengaruhi, karena menurunkan DP untuk kendaraan pribadi dari 30 persen menjadi 25 persen," katanya.

Bahkan, menurut data AISI, pembelian secara kredit untuk kendaraan roda dua kini mencapai 80 persen. Hal itu dikarenakan pendapatan rata-rata penduduk itu hanya mampu membeli kendaraan bermotor dengan sistem kredit.

Terkait dengan adanya beberapa pameran otomotif seperti Gaikindo Indonesia International Auto Show 2015 dan Indonesia International Motor Show 2015 pada pertengahan Agustus lalu, dianggap beberapa pihak tak terlalu memberi pengaruh besar.

"Pameran itu (GIIAS dan IIMS) memang sedikit memengaruhi, tapi kalau dilihat dari hitungannya tidak besar. Karena, pada pameran itu konsumen masih melakukan pemesanan belum pembelian (bisa batal)," tutur Noegardjito.

**
Apa respons ATPM?
Menariknya, Amelia Tjandra, Direktur Marketing Astra Daihatsu Motor (ADM), menanggapi santai kenaikan penjualan mobil pada Agustus ini. Menurut dia, kenaikan penjualan, khususnya mobil pada Agustus adalah hal yang biasa.

"Sebenarnya, penjualan Agustus itu dipengaruhi banyaknya hari kerja, berbeda dengan Juli yang banyak libur seperti Lebaran. Jadi, sebenarnya itu hal biasa. Penjualan kami juga meningkat karena memang adanya Xenia terbaru," kata Amelia.

Bahkan, Amelia menegaskan bahwa dibandingkan data tahun lalu, penjualan otomotif tahun ini tetap melorot tajam. "Pasar otomotif memang masih turun. Jangan lihat dari wholesales (pabrik ke diler), tapi retail sales (diler ke konsumen), karena masyarakat yang langsung merasakan," tutur Amelia.

Amelia menegaskan bahwa kondisi ekonomi yang tengah melorot dan dolar menguat tetap tak dipungkiri sangat memengaruhi daya beli masyarakat. Ia juga tak sependapat jika ajang pameran otomotif GIIAS dan IIMS ikut mendongkrak penjualan pada Agustus.

"Seperti yang sering saya katakan, pameran otomotif bukan tempat jualan, tapi hanya perkenalan, termasuk tempat memamerkan teknologi, dan mobil masa depan," kata Amelia.

Tanggapan senada diberikan Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM), Rahmat Samulo. Menurut dia, meluncurnya beberapa produk baru termasuk Toyota Avanza terbaru ikut mendongkrak penjualan.

"Model baru menjadi alasan utama, setelah itu, ya, karena adanya pameran GIIAS kemarin juga. Tapi, yang utama itu tetap model baru," kata Samulo.

Namun, Samulo menanggapi sedikit berbeda terkait dengan adanya pameran otomotif seperti GIIAS. Menurut dia, pameran otomotif seperti GIIAS pada Agustus lalu ikut menyumbang penjualan hingga 30 persen. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya