Duel Sengit Pabrikan Motor Sport di Indonesia

V-Ixion dan CB150R.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id - Persaingan sepeda motor sport di Tanah Air kian panas. Honda ternyata berhasil mematahkan dominasi merek Yamaha yang selama ini berkuasa di posisi pertama penjualan motor sport di Indonesia. Setidaknya, hal itu tercermin pada angka-angka yang disampaikan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) pada penjualan bulanan, per Oktober 2015.

Dari data yang disampaikan, pabrikan berlogo "sayap mengepak" itu berhasil mengambil alih kepemimpinan di segmen motor sport nasional melalui angka penjualan 39.184 unit pada Oktober lalu.

Pangsa pasarnya, yakni sekira 52,1 persen. Sebelumnya, Honda hanya mencatatkan penjualan motor sport sebanyak 25.985 unit pada September 2015.

Sementara itu, sang rival abadi, Yamaha, harus berpuas diri dengan hanya menorehkan penjualan sebanyak 25.839 unit. Penjualan tersebut menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang mampu terjual 39.742 unit.

Data tersebut tentu membuat Honda semringah, namun tidak dengan Yamaha. Selama ini, Honda memang terus berusaha mengejar penjualan motor sport mereka di Indonesia.

Belum Lama Meluncur, Penjualan Calya Sudah Salip Agya

Sementara itu, Yamaha, memang dikenal pabrikan yang getol mengedepankan penjualan motor sport, lantaran segmen lainnya seperti skuter matik dan bebek telah dikuasai Honda.

Melirik data AISI, Honda ternyata melejit berkat kontribusi penjualan All New CB150R StreetFire. Motor sport bergaya naked itu berhasil menyumbang sebanyak 27.050 unit, dibandingkan dengan September yang hanya 14.048 unit.

Selain itu, model sport lain merek Honda yang turut menyumbangkan kontribusi lainnya adalah Honda CBR series 6.270 unit dan Honda Verza 150 sebanyak 4.976 unit.

Dari kubu kompetitor, Yamaha, kontribusi terbesar masih diemban New V-Ixion dengan penjualan 18.309 unit. Tetapi, "sang raja" motor sport Yamaha itu tengah melempem penjualannya. Sebab, pada bulan sebelumnya, penjualan V-Ixion terjual sebanyak 34.070 unit.

Pamerkan 23 Mobil Baru di IIMS, Honda Klaim Banjir Pesanan

Mengikuti selanjutnya, R15 menorehkan angka penjualan 4.754 unit, Byson FI 1.736 unit, R25 727 unit, serta MT25 299 unit.

Selanjutnya..Honda: Ini perjuangan panjang kami...

Daihatsu Antisipasi Turunnya Daya Beli Masyarakat



Honda: Ini perjuangan panjang kami

Capaian penjualan di segmen sport kali ini membuat Honda berpuas diri. Guratan gembira tampak jelas dari pabrikan asal Jepang itu. Dalam keterangannya, Honda menyebut jika angka ini merupakan prestasi mereka, buah dari usaha serius menggarap segmen yang sebelumnya dikuasai Yamaha.

Hal itu disampaikan Deputy Head of Corporate Communication PT Astra Honda Motor (AHM), Ahmad Muhibbuddin. "Kami berhasil kuasai posisi pertama di segmen sport, karena hasil dari upaya perjuangan panjang kami dalam menggarap motor sport, sehingga bisa demikian dan mendapatkan hasil yang memuaskan," kata Muhib kepada VIVA.co.id, Kamis 12 November 2015.

Ia menampik jika disebutkan Honda selama ini memang belum bisa menandingi keperkasaan Yamaha di segmen sport, lantaran sejumlah faktor, seperti model dan kelengkapan line-up yang ditawarkan ke konsumen. Tetapi, mereka tak menyangkal bila Honda kian serius menggarap segmen sport, lantaran salah satu kelas andalannya seperti bebek atau cub mulai ditinggalkan pasar, sehingga mulai melirik ke arah pasar yang kian berkembang.

"Ini bukan soal timing (salip Yamaha), tetapi ini soal selera pasar. Saat ini, market memang cenderung ke segmen matik dan sport, makanya kami ikuti kemauan pasar. Tetapi, bukan berarti saat ini kami fokus ke satu segmen, semua kami seriusi, cuma tentu ada skala prioritas," kata dia.

Honda mengungkapkan bila salah satu faktor yang menunjang moncernya penjualan segmen sport Honda karena kekuatan brand yang dimiliki. Artinya, larisnya motor-motor di segmen lain seperti skutik juga ikut mengatrol beberapa produk lainnya termasuk segmen sport. Terlebih soal purna jual, Honda mengklaim tidak "ambrol" jika motor-motornya dijual kembali.

Diakui Honda, jika sebelumnya pasar sport kental digandrungi kalangan muda, tidak berlaku saat ini. Karena, kalangan dewasa saat ini juga sudah melek selera sepeda motor dengan kapasitas mesin yang besar.

"Ada kecenderungan ke sana, di mana banyak pula masyarakat yang sudah bosan dengan segmen lain atau mesin dengan kapasitas kecil. Konsumen (motor sport) biasanya mereka yang mengincar powerfull saat berada di jalanan," kata dia.

"Kami sebenarnya tidak mementingkan siapa yang ada di posisi pertama, tetapi yang terpenting bagi kami upaya masing-masing produksi merebut hati konsumen dan kepuasan konsumen."

Selanjutnya...Yamaha siapkan senjata baru...



Yamaha siapkan senjata baru

Pabrikan berlogo Garpu Tala Yamaha menyatakan bila penurunan penjualan motor sport mereka terjadi karena sejumlah faktor. Di antaranya faktor alam seperti kabut asap yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.

Selain itu, kondisi pasar saat ini dinilai Yamaha memang belum stabil. Apalagi jelang akhir tahun, di mana pembeli kebanyakan ingin membeli motor di awal tahun agar kode Vehicle Identification Number (VIN) kendaraan masuk pada tahun selanjutnya.

Penjualan diakui semakin menyusut, karena Yamaha mencoba menerapkan strategi menjaga asupan ke diler agar tak berlebih.

“Kami juga sedang melakukan normalisasi pasar, supaya tidak terlalu banyak stok yang berada di diler. Hal ini untuk menghindari di awal tahun nanti tidak ada lagi kode tahun 2015. Kami saat ini sedang mencoba menghitung dan membatasi untuk distribusi ke diler. Ini tentu berimbas pada penjualan,” ujar Assistant General Manager (GM) Marketing PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Mohammad Masykur, saat dihubungi VIVA.co.id, Kamis 12 November 2015.

Kendati demikian, Yamaha menyatakan tengah memiliki strategi khusus untuk menghadapi persaingan di segmen sport. “Kami pasti memiliki strategi khusus, tetapi tidak mungkin diungkapkan saat ini, nanti bukan strategi lagi. Kami tidak kaget juga dengan hal ini (disalip Honda), karena setahu kami ada faktor inden juga, seperti NMAX yang setiap bulannya (permintaan) meningkat,” katanya.

Yamaha berharap kondisi akan berubah ke depan. Termasuk wilayah-wilayah yang terkena bencana asap agar penjualan kembali normal.

Sementara itu, soal senjata andalan terbarunya, Yamaha mengaku tengah menyiapkan motor terbaru di segmen sport yang kabarnya hadir dengan kapasitas mesin 150cc. Motor tersebut yakni Yamaha MT15, edisi naked dari R15 yang selama ini telah diluncurkan.

Soal debut, Yamaha masih menutup informasi rapat-rapat. "Kami sedang mempersiapkan semuanya. Ada produk baru, kami sedang siapkan. Kami yakin keadaan ini akan membaik,” tuturnya.

Selanjutnya...Motor-motor yang diminati...



Tren motor sport kian menjangkit

Penjualan motor sport memang kian seksi beberapa tahun terakhir. Bahkan, kelas sport kini telah mulai menggerus pasar motor bebek atau cub. Meski belum mampu menandingi besarnya penjualan segmen skuter matik, tetapi fakta ini menunjukkan bila selera pasar telah naik, mengingat membaiknya perekonomian di kalangan masyarakat.

Jika diamati dari pergerakan tren motor sport dari 2009-2014, perkembangan penjualan motor sport memang naik tajam, bahkan mencapai 133 persen. Pada 2009, jumlah penjualan motor sport yakni 478.538 unit, dan pada 2014 tumbuh menjadi 1.106.267 unit. Berbeda dengan tren motor bebek yang turun drastis hingga mencapai 54 persen dalam rentang waktu lima tahun (2009-2014).

Maka, jangan heran bila kemudian para pabrikan motor ramai-ramai mulai melirik dan menggenjot penjualan segmen motor sport. Jika melihat data AISI, motor sport yang paling diminati masyarakat di Indonesia adalah kelas 150cc.

Cocok bila disandingkan dengan masing-masing andalan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), baik Honda maupun Yamaha. Honda mengandalkan All New CB150R StreetFire, sedangkan Yamaha menjagokan New V-Ixion. Keduanya berasal dari kelas mesin berkapasitas 150cc.

Jika mengacu harga, pasar motor sport yang diminati adalah segmen tengah, di mana harga yang dipatok ada di kisaran Rp19−27 juta. Segmen motor sport menengah ini menguasai 58,9 persen pangsa pasar.

Disusul oleh segmen motor sport atas yang ada di kisaran harga Rp27−35 juta. Sementara itu, posisi ketiga adalah segmen motor sport bawah yang harganya di bawah Rp19 juta yang menguasai 10,7 persen pangsa pasar motor sport.

Selanjutnya, untuk motor sport di atas Rp35 juta atau segmen premium pangsa pasarnya 7,3 persen.

Pada segmen motor sport menengah, ada dua model yang mendominasi penjualan. Model yang paling banyak diminati pasar di segmen ini adalah naked sport, lalu menyusul model light sport.

Disampaikan Ketua Bidang Komersial AISI, Sigit Kumala, kebanyakan para pembeli motor sport tak hanya melulu bicara penunjang aktivitas sehari-hari, melainkan juga bagian dari gaya hidup.

"Para konsumen motor sport juga memilih menggunakan kendaraan itu untuk memenuhi keinginan mengekspresikan diri. Umumnya pembeli motor ini menjadikannya sebagai motor kedua, atau bahkan ketiga,” ujarnya.

Sementara itu, dari hasil analisis, tak cuma itu, kuku bisnis para pembuat motor sport semakin kuat, karena mereka menerapkan strategi value innovation. Di mana, para pabrikan menciptakan skema harga motor sport agar bisa dijangkau oleh masyarakat luas.

Untuk memuluskan rencana, para pabrikan kemudian melakukan proses produksi di dalam negeri untuk menekan biaya. Dengan demikian, motor sport bukan lagi menjadi barang mewah, melainkan mass luxury. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya