Lawan Teror dengan Kampanye #KamiTidakTakut

Aksi solidaritas #Kamitidaktakut, di lokasi ledakan bom Sarinah.
Sumber :
  • Foto: VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Ibu Kota Jakarta, Kamis 14 Januari 2016, sejak pagi beranjak siang situasi saat itu masih mencekam. Serangkaian ledakan terjadi di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Tiga ledakan dan baku tembak terjadi memecah keramaian jalan protokol ibukota negara tersebut. Baku tembak melibatkan petugas kepolisian dan teroris yang berjumlah lima orang.

Dalam sekejap, insiden itu langsung menyebar ke media sosial. Masyarakat syok dan khawatir. Korban meninggal dan puluhan korban luka berjatuhan. Duka menyelimuti media sosial.

Pengguna internet (netizen) di Twitter misalnya, langsung berbagi informasi dan menyampaikan duka atas jatuhnya korban insiden tersebut. Kicauan netizen menunjukkan mereka syok dan kaget. Twitter dibanjiri kicauan soal bom tersebut.

Belum sampai tengah hari, trending topic dunia Twitter sudah didominasi dengan kicauan seputar bom di dekat Sarinah tersebut. Tercatat 'Sarinah' menjadi trending dan kemudian disusul tanda pagar #PrayForJakarta, #KamiTidakTakut, #SafetyCheckJkt menduduki puncak topik.

Delapan jam berlalu. Tanda pagar #KamiTidakTakut sampai Kamis malam masih menduduki topik Twitter.

Kicauan tentang #KamiTidakTakut dianggap menjadi perlawanan nyata netizen kepada peneror dan kelompok mereka. Melalui tagar tersebut, netizen seakan ingin berhadapan langsung dengan kelompok peneror.

Beragam kreativitas tagar tersebut pun muncul, bahkan beberapa pengguna Twitter mengunggah meme unik dan punya pesan menguatkan.

Dukungan melawan aksi teror juga disampaikan akun Twitter @float_project. Akun ini mengunggah dengan disertai gambar bertuliskan 'Karena kita bersatu terorisme tidak akan menang'.

Sedangkan akun @ReneCC juga mengunggah tagar #KamiTidakTakut dengan gambar berlatar tugu Monumen Nasional (Monas) dan berbagai macam penduduk dengan latar belakang saling bergandengan tangan.

Bertemu Menteri Australia, Yasonna Bahas Soal Terorisme

Twitter mencatat sepanjang hari kelam kemarin, ada 820 ribu kicauan terkait ledakan di dekat Sarinah tersebut.

Masyarakat menggunakan Twitter untuk mengekspresikan keberanian, dukungan, dan ketabahan atas serangan teroris yang terjadi di depan Gedung Sarinah serta Djakarta Theater.

"Para pengguna pertama-tama berbagai informasi, saling mengingatkan untuk tidak membagikan laporan yang belum diverifikasi, serta menyampaikan solidaritas melawan yang terjadi secara real time," tulis Twitter dalam siaran persnya, Jumat, 15 Januari 2016.

Twitter mengatakan puncak percakapan terjadi pada pukul 13.28 WIB dengan 2.100 tweet per menit.

Diluar tagar tersebut, juga muncul suara 'perlawanan' kepada kelompok peneror melalui tagar #JakartaKuat, #IndonesiaBerani dan lainnya.

Gotong Royong

Kicauan itu menunjukkan 'wajah' rakyat Indonesia sebenarnya, yang merasa bersatu ketika identitas mereka diganggu.

Jati diri rakyat Indonesia yang bersatu dan bergotong royong juga terwujud dalam respons beberapa perusahaan, lembaga swasta maupun pemerintah yang menyatakan duka mereka. Misalnya perusahaan layanan aplikasi transportasi seperti GrabTaxi, Gojek dan Uber. Pengelola layanan tersebut menyampaikan duka mendalam melalui media sosial. Ketiga pengelola itu juga memutuskan turut membantu evakuasi warga sekitar di lokasi sekitar ledakan dengan menggratiskan layanan mereka.

"Untuk membantu proses evakuasi & transportasi ke lokasi aman, kami menyediakan tumpangan GRATIS utk seluruh area JKT, tanpa pakai kode promo," tulis akun @GrabTaxiID, merespons insiden tersebut, Kamis 14 Januari 2016.

Seperti GrabTaxi, layanan aplikasi ojek Gojek juga turut mendukung proses evakuasi. Layanan aplikasi ini menggratiskan tumpangan untuk proses mencari lokasi yang aman.

"Kami himbau semua driver Gojek di Jakarta untuk siap membantu masyarakat dengan cara apapun dalam situasi yang kritis ini. Marilah kita bergotong royong untuk membantu keamanan ibukota tercinta kami," tulis pendiri Gojek, Nadiem Makarim dalam pesan berantainya kepada pengemudi Gojek, Kamis 14 Januari 2016.

Meski ditetapkan siaga satu, masyarakat tetap mengulurkan tangan dan turun tangan dengan kekuatan mereka untuk menolong warga maupun korban evakuasi. Mengikuti himbauan pengelola Gojek, seorang pengemudi Gojek, Wahyu pun mengaku rela tak pulang ke rumah untuk berlindung.
Meski ditelpon ibunya untuk pulang, Wahyu tetap berinisiatif datang ke belakang garis polisi untuk melihat keadaan dan mencari penumpang agar dievauasi.

Lain lagi cara menunjukkan duka dan keprihatinan insiden itu yang disampaikan aktor dan penyiar radio, Pandji Pragiwaksono.

Pria 36 tahun tersebut menuliskan duka dan pesannya melalui platform petisi online Change.org, dengan judul 'Apa artinya menjadi Bangsa Indonesia?'.

Dalam tulisannya, Panji mengajak rakyat Indonesia untuk bersatu. Dalam sudut pandangnya, Panji mengatakan, aksi teror itu memang bertujuan untuk menciptakan rasa takut dan memecah belah rakyat Indonesia. Untuk itu, tegasnya, bersatu adalah hal penting usai insiden tersebut.

"Untuk bersatu. Untuk padu dalam membuktikan kepada para pelaku. Bahwa dalam usahanya memecah belah kita, mereka tidak mampu. Teroris itu tujuannya bukan hanya untuk membunuh. Tapi untuk menyebarkan rasa takut," tulis Panji yang dikenal sebagai standup comedian.

Dalam kondisi terguncang atas insiden tersebut, Panji mengatakan meski dia telah menciptakan lagu 'Kami Tidak Takut', tapi mengakui sesungguhnya takut dengan insiden tersebut, terlebih jika orang terdekat menjadi korban serangan teror itu.

Namun demikian, menurutnya rakyat Indonesia harus secara kolektif menaklukkan rasa takut tersebut dengan bersama dan bergandengan tangan.

"Tidak sendirian. Bergandengan. Anda. Saya. Dia. Mereka. Bersatu. Bersama. Karena melawan balik itu perlu. Menunjukkan sikap itu perlu. Karena keberanian itu menular. Optimisme tersebar. Dunia menanti apa tindakan kita selanjutnya sebagai bangsa yang merdeka. Mari tunjukkan, apa artinya menjadi Bangsa Indonesia," tulis Panji.

UEA: Teroris Sebarkan Radikalisme Lewat Video Game

Aksi Solidaritas

Sehari berselang, masyarakat menyemut di lokasi serangkaian ledakan di perempatan Sarinah. Masyarakat menunjukkan aksi solidaritas mengutuk serangan bom Sarinah. Berbagai elemen masyarakat meletakkan bunga dan menyampaikan orasi dengan tema 'KamiTidakTakut'.

Para aktivis menggelar aksi mulai dari Gedung Sarinah menuju Gedung Djakarta Theatre. Mereka yang rata-rata mengenakan pakaian berwarna putih, menenteng bunga mawar, sambil mengangkat karangan bunga bertuliskan 'Kami Berduka' dan spanduk hitam dengan tagar 'Kami Berduka #KamiTidakTakut'.

"Kita harus bangkit melawan teroris. Kalau kita takut, maka kita gagal. Tapi warga Jakarta tidak takut, kita telah bangkit melawan terorisme," kata Yamin salah satu perwakilan elemen masyarakat yang menggelar aksi.

Untuk menguatkan identitas bersatu, dalam aksi solidaritas itu, masyarakat menyanyikan lagi Indonesia Raya.

Salah satu yang turut dalam aksi solidaritas itu adalah Alisa Wahid, putri almarhum Gus Dur. Alisa mengatakan keikutsertaannya dalam aksi Jumat sore itu adalah untuk menunjukkan kepada kelompok teroris bahwa Indonesia tak akan tunduk pada serangan teror.

Alisa yang datang dengan pakaian putih ini merasakan dalam aksi solidaritas itu, warga Indonesia menghargai kesigapan aparat keamanan dalam mengangani teror Kamis sore.

"Hari ini, warga bangsa Indonesia menujukkan kepada dunia bahwa Jakarta tidak tunduk pada teror, Indonesia tidak tunduk teror," ungkap Alisa di depan Gedung Djakarta Theater, tepatnya depan Starbuck Coffee, Jakarta Pusat, Jumat, 15 Januari 2016.

Dalam orasinya, Alisa mengingatkan kepada warga agar bisa meneladani semangat nenek moyang Indonesia telah dikenal sebagai pemberani. Nenek moyang pelaut berani menentang ketidakpastian alam saat berlayar.

"Jadi, hari ini kita tunjukkan semangat kita tidak tunduk pada kekerasan, tidak tunduk pada kejahatan, rakyat Indonesia tidak tunduk dan takut serta berani melawan terorisme. Sebab, bersikap tidak tunduk itu akan berdampak pada Indonesia yang makmur, adil, sentosa," kata dia.

Sekjend PP Muhammadiyah, Abdul Mu'thi yang turut hadir dalam aksi solidaritas juga menyerukan Indonesia kuat menghadapi terorisme sebagai musuh bersama. Mu'thi mengatakan terorisme adalah musuh bangsa, agama dan kemanusiaan.

"Kita hadir di tempat ini sebagai bentuk simpati sekaligus menjadi saksi dari kebiadaban teroris," kata Mu'thi di lokasi aksi solidaritas.

Dia mengatakan karakter bangsa Indonesia adalah cinta damai dan tak suka membunuh. Dalam kesempatan tersebut, Mu'thi yakin Indonesia bisa bangkit dari gangguan aksi teror.

"Kita optimis bahwa Indonesia bisa bangkit, tidak boleh kalah dari aksi terorisme dan bisa mengatasi permasalahan ini bersama-sama," tambahnya.

Memang aksi teror telah usai, dengan mengalirnya aksi solidaritas yang disampaikan masyarakat, sudah semestinya Indonesia tidak takut dengan ancaman para peneror. (ren)

Muhammadiyah: Teroris Musuh Bersama yang Perlu Diberantas
Polisi Antiteror Kanada.

Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka

Tersangka bernama Aaron Driver dan ia bertindak tunggal.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016