Rio Haryanto, Harapan Indonesia di Pentas Formula 1

Pembalap Manor Racing Team, Rio Haryanto.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Sejarah ditorehkan pembalap muda Rio Haryanto. Pembalap berusia 23 tahun itu menjadi pembalap pertama Indonesia yang berlaga di pentas Formula 1 setelah resmi menjadi bagian dari Manor Racing selama satu musim 2016.

Kabar gembira ini menghampiri Rio pada Kamis kemarin, 18 Februari 2016. Setelah melalui proses negosiasi panjang, tim Manor Racing akhirnya menetapkan Rio sebagai salah satu pembalap mereka selama musim 2016.

"Dengan penuh cinta, kami mengumumkan Rio Haryanto sebagai pembalap kedua di tim Manor untuk tahun 2016," kata pemilik Racing Manor, Stephen Fitzpatrick yang mempublikasikannya di media sosial tim Manor.

"Rio sudah menjadi pembalap kart sejak usia enam tahun. Ia adalah pembalap yang ulet. Aksinya pada balapan GP2 tahun lalu juga membuat kesan yang menarik perhatian kami," lanjut Stephen Fitzpatrick.

Menurut Fitzpatrick, pihaknya cukup percaya diri dan akan menikamati musim balap tahun ini. Rio akan bergabung dengan Pascal Wehrlein, yang sudah lebih dahulu meneken kontrak.

Jalan Panjang Rio

Namun, upaya Rio hingga bisa menapaki turnamen balap paling bergengsi di dunia itu tidak mudah. Pembalap asal Solo itu dengan sabar sudah meniti karier sejak usia belasan tahun di arena balap.

Rio Haryanto memulai karier balap profesionalnya pada tahun 2008 saat berusia 15 tahun, dengan mengikuti tiga kompetisi bergengsi Asia yaitu Asian Formula Renault Challenge, Formula Asia 2.0 dan Formula BMW Pacific.

Di ajang Formula Asia 2.0, dia memenangi dua seri balapan dan menempati peringkat tiga di bawah pembalap Eropa, Felix Rosenqvist dan Matthias Beche yang menempati posisi satu dan dua.

Pada tahun 2009, dia bertarung di lima kompetisi berbeda. Pencapaian terbaik diraihnya saat dia berlaga di Formula BMW Pacific 2009. Dia menjadi juara satu setelah memenangi 11 dari 15 serie balapan.

Pembalap berusia 23 tahun kelahiran Surakarta itu naik level dengan berlaga di GP3 bersama tim Manor Racing pada tahun 2010. Debutnya tidak terlalu mengecewakan. Dia menempati peringkat lima (1 juara, 3 podium).

Soal Jadi Pembalap Cadangan Manor, Kemenpora: Terserah Rio

Rio Haryanto

Dua tahun berlaga di GP3, Rio Haryanto naik level lagi dengan berlaga di GP2 Series 2012 bersama Carlin. Namun nama Rio baru bersinar di musim keempatnya kala memperkuat Campos Racing di GP Series 2015.

Rio menduduki posisi empat berkat kemenangan di tiga series. Sepanjang musim 2015, Rio lima kali naik podium dan total membukukan 138 poin. Pencapaiannya ini membuat jasanya diminati tim Formula 1, Manor Racing.

Pada November lalu, Rio menjadi salah satu pembalap yang mendapat kesempatan menjalani tes di Abu Dhabi, Uni Emirates Arab oleh Manor pada November 2015 silam. Hasil tes Rio disinyalir memuaskan pihak Manor.

Apalagai, pengalaman mengendarai mobil F1 milik Manor bukan pertama kali buat Rio. Sebelumnya, dia pernah menjajalnya pada 2010 dan 2012 silam. Ternyata dari situlah, Manor Racing sudah melihat potensi yang dimiliki Rio.

"Kami tak sabar untuk memberikan Rio dan Jordan kesempatan mengemudikan MR03B di Abu Dhabi pekan depan," ujar Team Principal Manor Racing, John Booth, dalam situs resmi tim.

"Rio sendiri sudah pernah menjajal dua mobil kami di tes sebelumnya. Di 2010, dia masih dalam usia muda 17 tahun tapi kami tahu masa depannya akan menarik," tambahnya.

Dan kini, setelah resmi menjadi pembalap Manor untuk Formula 1 2016, segudang harapan pun disandarkan kepada Rio. Tapi Rio tak mematok target muluk. Sebagai rookie driver, dia tidak mau memasang target khusus untuk musim pertamanya di F1.
 
"Manor Racing juga tim kecil. Kalau untuk raih podium, sulit ya. Mungkin sekarang usaha yang terbaik dan mengumpulkan poin sedikit demi sedikit," terang Rio saat ditemui di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Jumat 19 Januari 2016.
 
Dari segi teknis, Rio sebenarnya cukup optimistis Manor bisa bersaing di musim ini. Bukan tanpa alasan, Manor bakal didukung mesin dari Mercedes untuk balapan di musim depan.
 
Namun, Rio menilai atmosfer persaingan di F1 akan sangat ketat. Pengalaman yang dimiliki para pembalap senior macam Lewis Hamilton, Nico Rosberg, dan Sebastian Vettel, disebutnya bakal menjadi batu sandungan baginya untuk membuat kejutan.
 
"Saya sudah bicara sama tim Manor. Target mereka juga tak terlalu tinggi. Kita lihat saja catatan waktu saat pramusim nanti. I'll do my best. Saya tak mau cuma numpang lewat di F1. Semoga, saya bisa membuat publik Indonesia bangga dengan prestasi," lanjutnya.
 
Ada kebiasaan unik yang dimiliki Rio. Dia mengaku tak akan menghilangkan kebiasaannya saat masih mengaspal di GP2. Dia mengaku akan tetap memasang stiker yang bertuliskan ayat Alquran di mobilnya.

Kebiasaan ini memang sudah lama dilakukan oleh Rio. Bukan sebagai jimat, menurut pemuda 22 tahun tersebut. Stiker ayat Alquran dipasang agar selalu mengingat Allah. Stiker itu dipasangnya di tempat-tempat strategis.

"Insya Allah kebiasaan itu tak akan hilang. Saya pastinya bakal menempel ayat-ayat dalam Alquran di mobil. Ini membuat saya lebih tenang dan bisa lebih dekat dengan Allah, bukan sebagai jimat," kata Rio kemarin.

Pembalap Indonesia di GP2, Rio Haryanto
 

Kisah Pahit Rio Haryanto di F1

Hadangan Dana Besar

Perjalanan Rio hingga akhirnya dipilih oleh Manor tidaklah mudah. Selain harus memiliki bakat membalap, untuk menembus menjadi pembalap Formula 1, seorang pembalap ternyata butuh dana besar untuk dibayarkan ke tim balap.

Tidak terkecuali apa yang dialami Rio. Pasalnya, Manor meminta uang sebesar ?€15 juta atau setara dengan Rp225 miliar agar bisa bergabung di tim asal Inggris ini. Jumlah angka yang sangat fantastis.

Manajemen Kiki Sport yang menaungi Rio pun langsung bekerjas keras mencari sponsor ke sejumlah pihak. Bahkan manajemen Kiki Sport terlebih dahulu merogoh kocek sendiri sebesar ?€3 juta (sekitar Rp45 milyar).

Lewat usaha panjang nan keras, Rio akhirnya mendapat suntikan dana tambahan lainnya dari Pertamina sebesar ?€5 juta (sekitar Rp75 milyar). Tapi ini bukan kali pertama Pertamina membantu Rio.

BUMN ini secara konsisten telah menyokong Rio sejak 2010 saat masih berlaga di GP3. Dan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menjelaskan alasan berani jor-joran memberikan dana sebesar €5 juta demi seorang Rio.

"Kami bangga bisa membantu Rio mencapai hasil ini. Kita sudah sangat rindu memiliki simbol yang bisa membanggakan Indonesia dan Rio bisa menjadi itu ke depannya," kata Dwi saat konferensi pers di kantor Pertamina, Kamis 18 Februari 2016 lalu.

Terkait dengan kritik yang kerap datang ke Pertamina karena dianggap hanya fokus ke Rio dan melupakan talenta lain, Dwi punya jawabannya. "Rio pantas mendapatkan perhatian yang istimewa," tegasnya.

Sementara Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro berharap, anak muda Indonesia bisa mencontoh sosok Rio. Perjuangan pemuda berusia 23 tahun itu untuk mewujudkan mimpinya.

Rio disebutnya tak pernah putus asa, seperti dalam mencari sponsor yang mau mendukungnya berlaga di F1. "Rio bukan hanya role model Pertamina, tapi anak Indonesia. Rio sudah buktikan bisa masuk ke level F1."

Pertamina sudah berkontribusi untuk karier profesional Rio sejak 2010 silam, ketika anak dari pengusaha Sinyo Haryanto itu baru mencoba balap di ajang gokart. Pencapaian Rio saat ini dianggap sebagai buah dari kerja kerasnya selama ini.

Pebalap Rio Haryanto Siap Hadapi GP2

Sayangnya, bantuan dana dari Pertamina dan uang dari kantong sendiri tim manajemen Rio belum cukup menutupi angka yang ditetapkan tim Manor. Mereka masih butuh €7 juta (Rp105 milyar) lagi untuk memenuhi syarat yang diajukan Manor agar Rio mendapatkan satu tempat.

Awalnya, Manor bersikukuh agar total angka €15 juta bisa dipenuhi pihak Rio Haryanto jika ingin terpilih sebagai pengemudi semusim penuh. Namun beruntungnya, Manor melunak dengan menetapkan Rio sebagai pembalap mereka dan memberikan kesempatan pihak Rio melakukan angsuran dana yang belum terbayar.

Manajer Rio, Piers Hunnisett percaya diri jumlah sebesar itu bisa terpenuhi seiring musim berjalan. "Kami yakin masih bisa mencari sponsor lagi. Banyak perusahaan besar di Indonesia dan Asia yang bisa memberikan bantuan," kata Piers.

"Rio menjadi pembalap muda yang bisa menginsprisasi. Saya kira itu bisa membuat banyak para sponsor merasa tertarik dengannya," lanjutnya penuh kepercayaan diri.

Sedangkan dari pihak pemerintah yang diwakili Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Bantuan yang mereka janjikan sebesar Rp100 miliar belum juga bisa direalisasikan.

Pasalnya, lembaga pimpinan Imam Nahrawi itu masih harus bertarung di tingkat parlemen. Mereka harus bisa meloloskan pengajuan APBN-Perubahan 2016 ke Komisi X DPR RI.

"Kami tidak akan pernah berhenti berjuang untuk Rio karena menyangkut harga diri bangsa. Saya akan berusaha meyakinkan parlemen agar mau ikut membantu Rio," ungkap Imam.

Selain mengandalkan APBN, Imam Nahrawi juga meminta para pengusaha Indonesia turut membantu Rio. Politisi Partai PKB ini pun menyebut sudah ada beberapa pengusaha yang siap membantu.

"Ini butuh dukungan dan bantuan dari semua pihak. Ini bukan semata kepentingan Rio, tetapi untuk merah putih," kata Imam saat ditemui di kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Jumat 19 Februari 2016.

"Saya beryukur beberapa pengusaha ada yang mau mendukung seperti pengusaha Pak Sandiaga Uno dan Pak Ical. Saya kira kalau semua pengusaha bersatu padu tidak akan ada yang susah," tuturnya.

Kemenpora Kecewa Manor Putus Kontrak Rio Haryanto

Rio Haryanto bersama Kemenpora, ibunya dan direktur GP Manor

Dukungan penuh pemerintah dan publik inilah yang membuat nyali Alexander Rossi, pesaing Rio dalam memperebutkan satu kursi tersisa di tim Manor, ciut. Meski jika dilihat dari prestasi dan pengalaman, harus diakui Rossi punya catatan lebih mentereng ketimbang Rio.

Pemuda asal Amerika Serikat itu merupakan runner up pada ajang GP2, sedangkan Rio hanya berada di posisi keempat. Selain itu, Rossi juga sempat tampil membela Manor dalam lima seri balapan F1 musim kemarin. Dia selalu mencapai garis finish dengan catatan terbaik, berada di peringkat 12.

Kelemahan Rossi dipercaya hanya pada pendanaan. Diakui Rossi, sejak awal dia sudah sadar akan sangat sulit menghadapi Rio yang mendapat dukungan penuh dari publik tanah air.

Menurutnya, bersaing dengan Rio ibarat tengah menghadapi sebuah negara. "Saya sudah tahu menghadapi sebuah negara adalah hal yang mustahil. Kini kursi Manor sudah penuh, jadi saya harus menatap hal lain," katanya dikutip Sportmole.

Pembalap F1 Indonesia, Rio Haryanto.

Rio Haryanto Bersedia Jadi Pembalap Cadangan Manor

Bersama Rio Haryanto, Manor memiliki 3 pembalap cadangan.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016