Menanti Kendaraan Perang Karya Anak Bangsa

Produksi Panser Pindad
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Gebrakan dilakukan PT Pindad (Persero), perusahaan industri dan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan produk militer dan komersial di Indonesia. Perusahaan yang berada di bawah naungan Kementerian BUMN ini diam-diam telah menjalin kerja sama dengan perusahaan raksasa asal India, Tata Motors.

Uniknya Pintu Mobil Rp100 Jutaan Pesaing Ignis Ini

Ya, tanpa gembar-gembor ke media, PT Pindad telah meneken nota kesepahaman dengan Tata Motors pada November tahun lalu. Tak tanggung-tanggung, kolaborasi ini langsung membidik sasaran besar. Rencananya, Pindad akan menjadi basis produksi untuk kendaraan tempur bahkan komersial dengan skala ekspor.

Hal itu diungkapkan Presiden Direktur PT Tata Motors Distribusi Indonesia, Biswadev Sengupta. Ia mengatakan kolaborasi PT Pindad dan Tata Motors untuk awalnya akan difokuskan untuk menciptakan kendaraan perang jenis amfibi. Dan tentunya, kerja sama ini tak hanya menyasar dalam negeri tapi juga akan diekspor ke negara tetangga.

Tengok Kerennya Mobil Baru yang Jadi Rival Fortuner

"Ini kendaraan yang kompleks dan cocok untuk menjadi kendaraan tentara. Berapa banyaknya (jumlah produksi), saya masih belum bisa mengatakan, tetapi kami sudah menandatangani MOU," kata Biswadev dalam sebuah acara Tata Motors beberapa waktu lalu.

Untuk tahap awal, kolaborasi ini memang fokus untuk melahirkan kendaraan tempur jenis amfibi. Menurut Biswadev, hal ini karena permintaan dari PT Pindad. "Saat ini kami memang belum bisa katakan seberapa banyak, tapi kami sedang memfokuskan terlebih dahulu mengenai persiapan produksi," tambahnya.

Pakai Teknologi Land Rover, Penantang Fortuner Ini Ganti Nama

Biswadev berharap proses produksi kendaraan militer itu akan secepatnya dilakukan. Kata dia, kemungkinan dalam 10 bulan ke depan akan siap, artinya sekira Oktober-November 2017 mendatang. "Kami mentransfer teknologi, tergantung demand dan fasilitas. Karena tidak mungkin kami mengirimnya dari India, oleh sebab itu kami coba membuatnya di Indonesia," katanya.

Alasan Gandeng Tata Motors

Menciptakan kendaraan tempur tentu bukan hal yang baru lagi bagi PT Pindad. Sebelumnya, mereka juga telah sukses menghadirkan beberapa kendaraan perang yang cukup mumpuni, termasuk Panser Anoa 6x6 yang begitu mencuri perhatian dunia. Belum ditambah dengan beberapa amunisi dan senjata yang sudah diakui di tingkat dunia.

Namun yang jadi pertanyaan besar, kenapa PT Pindad justru menggandeng Tata Motors yang terhitung masih “anak bawang” di Indonesia. Kenapa tidak menggandeng nama-nama besar seperti Toyota atau Mitsubishi yang tentunya sudah punya nama besar dan lama bercokol di Indonesia.

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu diberikan langsung Direktur Utama (Dirut) PT Pindad, Abraham Mose. Menurut pria kelahiran Gorontalo ini, ada tiga pertimbangan utama yang membuat Pindad tertarik berkolaborasi dengan Tata Motors.

"Paling tidak ada tiga pertimbangan. Yang paling spesifik karena Tata Motors punya satu sasis yang bisa digunakan untuk berbagai macam kendaraan. Jadi bisa digunakan untuk banyak jenis kendaraan. Kedua, mereka mau berinvestasi, dan ketiga, mau melakukan pengembangan bersama," kata Abraham kepada VIVA.co.id.

Dalam kesempatan itu, Abraham juga menegaskan bahwa pihaknya selama ini tetap terus membuka peluang-peluang kerja sama dengan berbagai pihak, tak hanya kepada Tata Motors. Untuk saat ini, Tata Motors menjadi tandem yang paling serius dan realistis. Namun soal berapa besar biaya investasi, Abraham mengaku masih belum bisa ditentukan.

Terlepas dari hal itu, yang pantas menjadi catatan, Tata Motors sebenarnya bukan lah pemain baru untuk jenis kendaraan militer. Tata Motors sebelumnya juga telah menciptakan beberapa kendaraan perang meski hanya kebanyakan kendaraan angkut militer.

Apresiasi DPR dan Sasar Kendaraan Komersial

Kerja sama Pindad dengan Tata Motors ini juga mendapat apresiasi dari Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sukamta. Menurutnya kerja sama seperti ini memang dibutuhkan Indonesia untuk meningkatkan kapasitas PT Pindad dalam memproduksi kendaraan militer khususnya untuk Tentara Nasional Indonesia.

"Ini hal bagus, bentuk kerja sama seperti ini yang akan mendorong peningkatan kapasitas PT Pindad selaku BUMN yang mengkhususkan diri dalam memproduksi peralatan dan kendaraan militer," kata Sukamta kepada VIVA.co.id, di Jakarta, Rabu 18 Januari 2017.

Menurut dia, kendaraan jenis amfibi cocok diproduksi secara massal untuk memenuhi kebutuhan TNI dalam mengamankan wilayah Indonesia sebagai negara kepulauan. Dinilai Sukamta, dalam beberapa aspek penguasaan teknologi militer, Indonesia diakui memang masih tertinggal jauh dari negara lain.

"India, termasuk negara yang maju dari sisi teknologi militer. Sehingga, menurut saya, kerja sama ini seharusnya dijadikan upaya alih teknologi militer," ujar dia menambahkan.

Politikus dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menilai, perlu adanya alih teknologi. Sehingga, hal tersebut bisa dilakukan PT Pindad untuk dapat mengembangkan teknologi kendaraan amfibi yang lebih canggih di dalam negeri.

Lebih jauh, dia mengingatkan pentingnya kemandirian industri pertahanan. Hal itu sebagaimana yang terdapat pada Undang Undang Nomor 16 Tahun 2012. Di mana, di dalamnya disebutkan salah satu tujuan penyelenggaraan industri pertahanan adalah mewujudkan kemandirian pemenuhan alat pertahanan dan keamanan.

"Upaya kerja sama produksi kendaraan militer dengan perusahaan luar negeri harus dalam kerangka itu (kemandirian). Jika industri militer mandiri, kita tidak perlu lagi khawatir dengan embargo militer negara lain," ujarnya.

Dengan demikian, dia berharap, kemampuan produksi peralatan militer yang semakin maju, Indonesia mampu mengembangkan pasar ekspor alat utama sistem pertahanan, atau alutsista ke luar negeri. "Ke depan kami berharap, Indonesia bisa mengekspor alutsista ke negara lain," katanya.

Rupanya, kerja sama Pindad dengan Tata Motors ini tak hanya terkait dengan kendaraan militer. Kerja sama ini juga tertuang untuk kendaraan komersial. Hal ini juga dibenarkan Abraham Mose. Namun, Abraham menegaskan kerja sama untuk kendaraan komersial ini lebih mengedepankan sisi keunikan.

"Kami juga akan kerja sama untuk kendaraan komersial yang unik dan khusus seperti kendaraan jenis jip atau kendaraan semimiliter. Selain itu juga beberapa kendaraan pertanian bahkan eskalator," kata Abraham.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya