- Ichsan Suhendra/VIVA.co.id
VIVA.co.id – “Saya berasal dari Norwegia. Musim panas lalu saya jalan-jalan ke Indonesia selama beberapa pekan. Seketika itu saya jatuh cinta,” ujar Audun Kvitland, pria asal Norwegia di akun YouTube-nya.
Hati Kvitland tertawan pesona Indonesia tatkala berkunjung ke tanah Nusantara pada musim panas tahun lalu. Selama tiga pekan, ia menjelajah berbagai daerah di Indonesia. “Negara dengan alam yang luar biasa, koral warna-warni, masyarakat yang ramah dan murah hati, dan terakhir tak lain adalah makanan yang luar biasa!” ucapnya.
Selain pemandangan alam, Kvitland memang terpikat dengan hidangan khas Indonesia. Nasi Padang, kuliner dari tanah Minang ini dipilih Kvitland saat menghabiskan hari terakhirnya liburan di Indonesia. Hidangan yang terdiri dari nasi beserta lauk khas Minang, seperti rendang, gulai, dan ayam pop tersebut berhasil membuai indra pengecap Kvitland.
Rasa itu masih tertambat meski ia telah kembali ke kampung halamannya di Norwegia. Ia pun membuat lagu yang terinspirasi dari keindahan alam dan juga kuliner Indonesia.
Lagu itu, ia beri judul Nasi Padang. Diunggah pada 4 Oktober 2016, lagu yang ia nyanyikan menjadi viral. Hingga kini, video lagu Nasi Padang telah ditonton hingga 1,9 juta kali.
“Pertama cuma iseng saja. Orang Norwegia juga tidak ada yang tahu. Ternyata malah viral,” kata Kvitland yang mengenakan baju batik saat ditemui di Jakarta, Jumat, 7 April 2017.
Berangkat dari lagu Nasi Padang, nama Kvitland populer di Tanah Air. Pria yang memiliki studio musik di Norwegia ini dikenal masyarakat sebagai bule yang menyanyikan lagu tentang Nasi Padang. Saking viralnya, lagu Nasi Padang pun dijadikan ring back tone (RBT) oleh sejumlah provider telekomunikasi di Indonesia.
Ketenaran lagu Nasi Padang sampai ke telinga Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno. Saat mengunjungi Norwegia, Prayitno bertemu dengan Kvitland dan berterima kasih karena sudah menciptakan lagu mengenai kuliner khas Minang tersebut.
Pertemuan keduanya berlanjut pada diundangnya Kvitland ke Indonesia pada pekan ini. Kesempatan ini juga digunakan Kvitland untuk memperkenalkan lagu terbarunya yang lagi-lagi terinspirasi dari Indonesia. Lagu berjudul Komodo Ping-pong lahir setelah pria yang berprofesi sebagai produser musik ini mengunjungi Taman Nasional Komodo.
“Ketika pulang seperti mimpi. Kemudian saya berpikir harus membuat lagu yang bahagia mengenai pulau itu. Saya bermimpi soal komodo yang main ping-pong. Saya catat di handphone, bikin lagu yang bahagia,” tutur pria berjenggot ini.
Meski telah membuat sejumlah lagu tentang Indonesia, Kvitland tak pernah berpikir meniti karier sebagai penyanyi profesional. Baginya, menciptakan lagu yang terinspirasi dari perjalanannya ke luar negeri adalah sesuatu yang menantang.
Saat ini, ia tengah menulis lagu mengenai Sumatera Barat. Lagu tersebut, ujarnya, sudah didengarkan oleh Iwan Prayitno. “Sekarang sedang menulis liriknya,” tutur dia.
Baca selanjutnya...
Dari Chrisye hingga Om Telolet Om
Sebelum Kvitland, sebetulnya sudah ada YouTuber asing yang telah lebih dahulu populer karena kecintaannya terhadap Indonesia. Dengan nama channel NLPeter, seorang pria asal Belanda berhasil membetot perhatian publik pada tahun 2007 lalu. Dalam video berdurasi tiga menit 24 detik, pria bernama asli Peter Fennema ini mengunggah video tengah menyanyikan lagu Chrisye berjudul Sendiri Lagi.
Peter begitu fasih melantunkan lirik berbahasa Indonesia yang diiringi dengan petikan gitarnya. Tak hanya Chrisye, ia juga membawakan lagu milik band-band papan atas Indonesia, seperti Dewa 19, D’MASIV, NOAH, Padi, Kerispatih, hingga Ungu.
“Orang-orang sering bertanya kepada saya mengapa saya menyanyi dan memainkan lagu-lagu Indonesia. Well, sederhana saja, saya menyukai Indonesia dan saya suka membuat musik,” ujar Peter dalam situs web pribadinya.
Peter mengaku telah beberapa kali mengunjungi Indonesia. Ia sangat suka bertemu dengan masyarakat Indonesia dan budayanya. Itulah yang kemudian membuatnya membawakan ulang lagu-lagu asal musisi Indonesia.
Sama seperti Kvitland, Peter pun diundang tampil di berbagai acara televisi dan radio di Indonesia. Mengenai hal ini, ia merasa sangat terhormat dan bersyukur dengan sambutan positif yang diterimanya.
“Umpan balik yang antusias dari Anda semuanya telah menyemangati saya untuk terus melanjutkan hal ini. Oleh karena itu, cek kembali beberapa post baru dan lagu saya dan seterusnya,” kata Peter.
Uniknya, pria yang juga seorang developer aplikasi tersebut juga baru-baru ini membuat aplikasi yang terinspirasi dari ‘Om Telolet Om’ yang sempat mendunia. Aplikasi itu tersedia di iTunes dengan nama Om Telolet Om Klakson.
“Aplikasi ini dibuat di Belanda. Saya sangat gembira fenomena ‘Om telolet om; telah menjadi hit di internet dan dikenal di dunia mancanegara. Saya berharap ada bersenang-senang dengan aplikasi ini. Salam dari Belanda!” ucap sang musisi.
Jika Kvitland dan Peter mengekspresikan rasa cintanya terhadap Indonesia lewat lagu maka lain halnya dengan Claire-Marie Hefner, seorang perempuan asal Amerika Serikat (AS). Seperti dikutip dari laman VOA Indonesia, Claire sangat menyukai kesenian Indonesia, terutama gamelan dan tari Bali. Ia bahkan tercatat pernah menjadi pembimbing kelompok gamelan di Emory University.
Perjumpaan Claire dengan kesenian Indonesia bermula ketika orangtuanya melakukan penelitian di Indonesia pada tahun 1999. Saat itu, Claire menempuh pendidikan di salah satu sekolah internasional di Yogyakarta. Di Kota Gudeg inilah, ia mempelajari tari Bali.
Dari sana, Claire terpikat dengan gamelan dan mempelajari dengan serius alat musik khas Indonesia tersebut. Ia pun kerap tampil dalam sejumlah pementasan. Salah satunya pertunjukan kesenian Indonesia di Emory University. (one)
