Musim Dingin Maut Serang Amerika

Suasana beku dan bersalju di Manhattan, New York.
Sumber :
  • REUTERS/Eduardo Munoz

VIVA – Musim libur Natal dan Tahun Baru di Amerika Serikat ditandai dengan bencana musim dingin hingga ke titik beku. Belasan warga AS sudah menjadi korbannya.

Waspada, Hujan Lebat dan Petir Terjadi di Sejumlah Daerah Indonesia

Kondisi cuaca beku yang saat ini terjadi di AS disebut-sebut sebagai kondisi ekstrem yang baru kembali terjadi, bahkan di beberapa daerah disebut baru kembali terjadi setelah puluhan dan ratusan tahun. 

Sejak pertengahan Desember, sebelum memasuki Natal, kondisi cuaca sudah mulai terasa membeku. Kondisi dingin yang meluas dan menyelimuti nyaris seluruh wilayah di AS terjadi saat pergantian tahun, di mana saat itu di banyak wilayah suhu berada dibawah 0 derajat celcius. 

BMKG: Hujan Es Berpotensi Terjadi hingga Maret dan April 2022

Pada Selasa, 3 Januari 2018, National Weather Service atau Badan Cuaca Nasional AS memberikan peringatan pada 40 negara bagian. Mereka memperkirakan suhu udara akan berada di bawah normal, dan angin kencang akan membuat udara terasa jauh lebih dingin. Dan menurut para pakar cuaca AS, kondisi ini belum yang terburuk, karena masih ada yang lebih buruk lagi.

Peringatan suhu dingin yang ekstrem ini juga diberlakukan ke beberapa negara yang selama ini nyaman dan hangat seperti Texas, Lousiana, Missisipi dan Alabama. Wilayah Cullman dan Mobile, di Alabama, suhu mencapai -13 derajat Celcius.

BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem di Sebagian Indonesia Sepekan ke Depan

Di Savannah, Georgia, di mana suhu rata-rata di bulan Januari berada pada kisaran 16 derajat Celcius, kini suhunya menurun hingga -1 derajat Celcius pada siang hari. Wilayah Hibbing di Minnesota, mencatat suhu terendah sejak 1964. 

Di wilayah Omaha di Nebraska, cuaca dingin memecahkan rekor lebih dari 130 tahun, saat suhu tersebut menembus -29 derajat Celcius.  Sedangkan di Kota Aberdeen, South Dakota, suhu juga menembus rekor terdingin sejak tahun 1919. Suhu di wilayah Aberdeen mencapai -36 derajat Celcius. 

Merenggut Nyawa

Suhu yang sangat dingin membuat jalanan di Amerika licin dan membeku. Dilaporkan Daily Mail, di Michigan, jalanan yang penuh salju dan membeku membuat terjadinya 30 kecelakaan lalu lintas dalam sepekan. 

Di New York, petugas transportasi menangguhkan perjalanan feri komuter Newburgh-Beacon sejak Selasa, 2 Januari 2018, karena kondisi dingin di Sungai Hudson membuat air sungai membeku. Sementara CNN melaporkan, beberapa taman air di Orlando, Florida, ditutup karena suhu yang ekstrem.

Pemandangan paling fenomenal terjadi di Horseshoe, air terjun Niagara. Air terjun terkenal di dunia yang lokasinya di perbatasan Amerika dan Kanada tersebut membeku dan membuat wisatawan berebut mengabadikannya. Sedangkan di wilayah Cape Cold Bay, Amerika Utara, sejumlah hiu dikabarkan mati membeku.  The Atlantic White Shark Conservacy melaporkan insiden itu. Sejumlah pakar meyakini, hewan-hewan itu terdampar dan mati beku karena udara yang sangat dingin. 

Ribuan jadwal penerbangan juga dibatalkan karena suhu udara yang sangat dingin dan tak memungkinkan untuk melakukan penerbangan.  “Suhu dingin yang ekstrem ini masih akan bertahan hingga beberapa hari ke depan, dan kondisi yang lebih buruk masih akan terjadi,” ujar Taylor Ward, metererologist CNN.  

“Anda akan tahu betapa ini sangat buruk, jika negara seperti Dallas bahkan bisa membeku. Apalagi, faktanya, dari 50 negara bagian di Amerika Serikat, pasti ada satu wilayah dalam negara itu yang melaporkan suhu mereka berada di bawah 32 derajat Celcius,” ujarnya menambahkan.

Metereologist CNN yang lain, Ivan Cabrera mengatakan , saat hari pergantian tahun  90 persen wilayah di Amerika Serikat berada pada suhu lebih rendah dari -32 derajat Celcius. 

Antisipasi Pemerintah

Peringatan tentang udara yang membeku terus disampaikan oleh pemerintah AS. Di Austin, Texas, pemerintah menyiapkan tempat penampungan lengkap dengan pemanas untuk menampung warga yang tak memiliki alat pemanas yang memadai. 

Pemberitahuan soal kondisi cuaca dan kondisi di jalan raya terus dilaporkan oleh pemerintah dan pihak berwenang. Sejumlah sekolah tetap ditutup meski liburan tahun baru mulai berakhir. 

Beberapa rumah sakit di AS melaporkan tingginya pasien yang datang ke ruang Unit Gawat Darurat dengan keluhan hipotermia.  Kantor kesehatan di wilayah Milwaukee County mengatakan menemukan mayat seorang pria berusia 34 tahun dan 50 tahun dengan tanda-tanda hipotermia. Hingga 4 Januari 2018, total sudah 12 orang dilaporkan tewas karena kondisi ini. 

Diberitakan oleh CNN, 4 Januari 2018, cuaca yang ekstrem di AS ini terjadi karena siklus yang dikenal sebagai BOMB Cyclone atau Bombogenesis. Nama ini tak ada hubungannya dengan band terkenal di tahun 1980-an The Genesis. Namun frasa Bombogenesis digunakan untuk menyebut kondisi ketika sistem cuaca mengalami penurunan tekanan atmosfer yang cepat dan secara cepat meningkat. Akibat kondisi tersebut, maka cuaca akan mudah membeku dan menghasilkan udara yang jauh lebih dingin.

Gubernur Florida, Georgia, North Carolina dan Virginia sudah mengeluarkan pernyataan kondisi darurat untuk wilayah mereka. Diberitakan oleh Reuters, 4 Januari 2018, mereka memperingatkan warga akan bahaya jalanan yang bersalju dan licin, serta cuaca yang ekstrem. 

Departemen Pendidikan kota New York mengatakan mereka telah meliburkan seluruh sekolah negeri karena kondisi cuaca. Badan Cuaca Nasional AS mengatakan, salju setebal lima hingga delapan inchi akan memenuhi seluruh jalanan di New York dan angin dengan kecepatan mencapai 50 mph akan terjadi di kota tersebut.

Akhir pekan ini, kondisi ekstrem bombogenesis diperkirakan masih akan terjadi. Salju akan turun dengan sangat cepat. Gubernur South Carolina meminta seluruh warga dan hewan peliharaan mereka untuk tetap tinggal di dalam rumah, dan tak keluar kecuali ada urusan yang sangat mendesak. Wali kota Boston juga melakukan hal yang sama.

Kondisi cuaca buruk masih akan terjadi hingga beberapa hari ke depan di Amerika. Semoga hal itu tak memberi dampak yang makin memburuk bagi lingkungan. 

Mungkin ini semacam peringatan bagi Presiden AS, Donald Trump, untuk kembali duduk dan mengikuti resolusi COP 21 tentang Perubahan Iklim. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya