SOROT 537

Dangdut dari Masa ke Masa

Pedangdut Rhoma Irama
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zarqoni Maksum

VIVA – Apakah yang dapat menyatukan kita

Ungkap Kisah Masa Lalu, Inul Daratista Nyaris Pingsan Dimarahi Rhoma Irama

            Salah satunya dengan musik

            Dangdut is the music of my country

Gaya Santuy Jenderal Maruli Setiba di Kantor: Langsung Joget, Gemblok Tas Bak Anak Sekolah

            Dangdut is the music of my country, my country, of my country

            Dangdut is the music of my country, my country, of my country

Bersama Mone Band, Mario G Klau Hadirkan Pemain Lama

            Aaaaa, oh my country 

Penggalan kalimat-kalimat di atas adalah lirik lagu berjudul Dangdut is the Music My Country milik Project Pop. Lagu yang diciptakan Yosie ini meraih sukses. Bahkan bisa dibilang lagu ini menjadi masterpiece bagi grup asal Bandung tersebut. Lagu ini menceritakan bahwa musik dangdut mampu menyatukan berbagai perbedaan.

Dangdut memang musik yang dapat diterima siapa saja. Genre musik ini memang tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dangdut dinilai musik yang merakyat dan paling populer di Indonesia. Lantas, bagaimana asal usul musik dangdut ini?

Penyebutan nama "dangdut" merupakan onomatope dari suara permainan tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang) musik India. Putu Wijaya awalnya menyebut dalam majalah Tempo edisi 27 Mei 1972, lagu Boneka dari India adalah campuran lagu Melayu, irama padang pasir, dan "dang-ding-dut" India.

Sebutan ini selanjutnya diringkas menjadi "dangdut" saja, dan oleh majalah tersebut digunakan untuk menyebut bentuk lagu Melayu yang terpengaruh lagu India.

Sorot biduan dangdut

Salah satu pentas dangdut

Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik populer tradisional Indonesia yang memiliki unsur India, Melayu, dan Arab. Dangdut bercirikan dentuman tabla (alat musik perkusi India) dan gendang.

Perjalanan dangdut di Indonesia memiliki sejarah panjang. Dalam buku berjudul Dangdut Stories: A Social and Musical History of Indonesia's Most Popular Music, yang ditulis Andrew N Weintraub menjelaskan, bahwa terjadi perdebatan tentang sejarah dangdut.

Musik ini dikatakan berawal dari musik Melayu (Deli) dan musik ensembel perkotaan di mana termasuk orkes gambus, harmonium, dan orkes Melayu. Namun, ada juga yang mengatakan, dangdut disatukan dalam instrumen musik yang berbeda dari berbagai sumber.

Pengaruh India dinilai sangat kuat di dalam musik dangdut. Di antaranya yang populer adalah lagu Terajana milik Rhoma, Mansyur S dengan judul lagunya Khana, Ellya Khadam dengan lagu Boneka India. Lagu Boneka India sangat populer. Lagu ini dibawakan ala India lewat suaranya yang meliuk-liuk dan tinggi. Pengamat musik Bens Leo tak menampik bahwa alunan India memengaruhi musik dangdut.

"Modifikasi antara melayu asli dengan adanya influence dari India. Tapi tidak bisa dibilang sebagai penjiplakan musik India karena beda sekali. Orang-orang India juga surprise melihat dangdut," katanya saat ditemui VIVA di kawasan Menteng, Jakarta.

Sementara itu, masuknya dangdut ke Indonesia salah satunya dipengaruhi qasidah yang masuk ke bumi nusantara ini sekitar tahun 635-1600. Biasanya dibawakan di masjid maupun pesantren.

Dari sana mulai berkembang dengan kehadiran gambus dari migrasi orang-orang Arab di tahun 1870.

Pada tahun 1940 lahir musik Melayu Deli, Sumatera Utara. Adalah Husein Bawafie dan Muhammad Masabhi yang mempeloporinya. Dari situ terus merambah ke Batavia. Hal ini ditandai dengan berdirinya Orkes Melayu. Di tahun 1950 hingga 1960 banyak lahir orkes-orkes melayu di Jakarta.

Dari situ, mulai terjadi eksperimen dengan dimasukkannya unsur India dalam musik Melayu. Situasi politik pada tahun itu, di mana diberlakukan anti-Barat dari Presiden Soekarno membuat lahirnya banyak grup-grup orkes Melayu yang mulai dibumbui dengan irama India dan juga Arab.

Seperti dilansir dari Cerita Indonesia, tabuhan gendang yang merupakan unsur musik India digabungkan dengan cengkok penyanyi dan harmonisasinya menjadi ciri khas dari dangdut. Ini merupakan awal dari mutasi irama Melayu ke dangdut.

Pada masa ini tercatat nama-nama seperti P Ramlee (Malaysia), Said Effendi lewat lagu Seroja, yang saat ini masih sering dibawakan pedangdut ternama Indonesia, Ellya Khadam, Husein Bawafie, dan Munif Bahaswan. 

Gebrakan Rhoma Irama

Dangdut modern, yang berkembang pada awal tahun 1970-an, sejalan dengan politik Indonesia yang ramah terhadap budaya Barat. Masuknya alat-alat musik Barat seperti gitar listrik, organ elektrik, perkusi, trompet, saksofon, obo, dan lain-lain meningkatkan variasi dalam musik dangdut.

Mandolin juga masuk sebagai unsur penting. Pengaruh rock (terutama pada permainan gitar) sangat kental terasa pada musik dangdut. Tahun 1970-an menjadi ajang 'pertempuran' bagi musik dangdut dan musik rock dalam merebut pasar musik Indonesia.

sorot dangdut rhoma iramaRaja Dangdut, ?Rhoma Irama

Gebrakan besar ditandai dengan kehadiran Soneta Group yang dimotori Rhoma Irama. Sebelum membangun Soneta Group, Rhoma justru lebih dahulu berkecimpung di musik pop. Ia sempat mengikuti festival musik pop di Singapura di tahun 1972. Ia berhasil menjadi jawara. Sayangnya, Rhoma kurang beruntung di genre musik ini.

Pria asal Tasikmalaya, Jawa Barat ini kemudian bergabung di sejumlah orkes Melayu. Salah satunya di OM Purnama, di mana ia berduet dengan Elvy Sukaesih.

Pada 11 Desember 1970, Rhoma mendirikan Soneta Group. Di tahun 1973, tepatnya 13 Desember, Raja Dangdut ini menggaungkan Voice of Moslem. Ia membuat pembaruan di musik dangdut. Ia memadukan unsur Melayu, rock, India dan juga pop. Tak hanya itu, Rhoma juga melakukan sejumlah improvisasi atas aransemen, mulai dari lirik, penampilan band dan juga aksi di atas panggung.

Dari racikannya itu lahir sejumlah lagu dangdut yang memiliki cita rasa yang khas dan berbeda. Bahkan, lagu-lagu tersebut masih abadi sampai saat ini seperti, Begadang, Penasaran,, Darah Muda, Judi, Begadang 2, Bujangan. Mirasantika, Viva Dangdut dan lainnya. Lagu-lagu ini bahkan menjadi andalan para kontestan pencarian bakat dangdut yang diadakan salah satu televisi swasta, agar mampu berekplorasi dan mendapatkan nilai terbaik dari juri.

Soneta juga tercatat pernah berduet dengan sejumlah pedangdut wanita, seperti Elvi Sukaesih, Rita Sugiarto, dan juga Noer Halimah. Pedangdut wanita ini juga masih eksis hingga saat ini. Mereka sebagai pedangdut senior yang masih mumpuni.

sorot dangdut rita sugiarto

Penyanyi dangdut Rita Sugiarto

Soneta juga diketahui aktif membuat soundtrack dalam film-film yang dibintangi ayah dari Ridho Rhoma tersebut.

Rhoma juga dinilai mampu menaikkan derajat dangdut, yang tadinya dianggap musik pinggiran. Ia dinilai mampu melakukan evolusi pada dangdut dengan menghasilkan instrumen musik yang dapat dinikmati berbagai usia, dan tak tergerus waktu.

Berkat tangan dinginnya meramu lagu-lagu dangdut, pria kelahiran 11 Desember 1946 ini meraih berbagai prestasi baik dalam negeri maupun luar negeri. Pada tahun 1985, majalah Asia Week menempatkan Rhoma sebagai Raja Musik Asia Tenggara. Bersama Elvy Sukaesih. Ia berhasil meraih penghargaan The South East Asia Superstar Legend di Singapura, pada 23 Desember 2007. Menerima gelar Professor Honoris Causa dalam bidang musik, yang didapatkan dari dua universitas berbeda di Amerika Serikat. Lagu-lagunya juga dibuat ke dalam Bahasa Inggris dan Jepang.

Interaksi dengan Musik Lain

Dangdut sangat elastis terhadap pengaruh bentuk musik yang lain. Lagu-lagu Barat populer pada tahun 1960-an dan 1970-an banyak yang didangdutkan. Genre musik gambus dan kasidah perlahan-lahan hanyut dalam arus cara bermusik dangdut.

Hal yang sama terjadi pada musik tarling dari Cirebon sehingga yang masih eksis pada saat ini adalah bentuk campurannya: tarlingdut. Musik rock, pop, disko, house bersenyawa dengan baik dalam musik dangdut. Aliran campuran antara musik dangdut & rock secara tidak resmi dinamakan Rockdut.

Simfoni Tarling merupakan sebuah seni pertunjukan perpaduan antara orkestra dan original tarling yang berkolaborasi dengan seni tari, seni sastra dan multi media.

Pentas musik tarling

Demikian pula yang terjadi dengan musik-musik daerah seperti jaipongan, degung, tarling, keroncong, langgam Jawa (dikenal sebagai suatu bentuk musik campur sari yang dinamakan congdut, dengan tokohnya Didi Kempot), atau zapin. Mudahnya dangdut menerima unsur 'asing' menjadikan rentan terhadap bentuk-bentuk pembajakan, seperti yang banyak terjadi terhadap lagu-lagu dari film ala Bollywood dan lagu-lagu latin.

Dangdut di Era Millenium

Dangdut Koplo lahir di Indonesia lahir sejak tahun 2000 yang dipromotori oleh kelompok-kelompok musik Jawa Timur. Namun saat itu masih belum menasional seperti sekarang ini. Dua tahun kemudian, variasi atau cabang baru bagi musik Dangdut ini semakin fenomenal, setelah area 'kekuasaannya' meluas ke beberapa wilayah seperti di Yogyakarta dan beberapa kota di Jawa Tengah lainnya.

Salah satu hal yang membuat genre ini sukses dalam memperlebar daerah 'kekuasannya' adalah vcd bajakan, yang begitu mudah dan murah didapatkan masyarakat sebagai 'alternatif' hiburan masyarakat dari vcd/dvd original artis-artis/selebriti nasional yang dinilai mahal. Kesuksesan vcd bajakan tersebut juga dibarengi dengan fenomena "goyang ngebor" Inul Daratista.

sorot dangdut inul daratista

Penyanyi dangdut Inul Daratista

Di sisi lain, penyanyi pendatang baru juga semakin membludak, baik itu yang bersifat lokal atau nasional. Masyarakat Indonesia sudah banyak yang tahu artis-artis pendatang seperti Ayu Ting Ting, Siti Badriah, Zaskia Gotik, Trio Macan, Wika Salim, Melinda dan sebagainya.

Di tahun ini, Via Vallen dan Nella Kharisma juga menggebrak musik dangdut. Mereka menjadi pedangdut yang laris manis saat ini.

Selain para pedangdut di atas, bintang-bintang muda dangdut juga mulai menyedot perhatian. Salah satunya adalah Lesti Kejora.  Lesti yang melejit setelah mengikuti ajang pencarian bakat dangdut, Academy Dangdut di Indosiar bangga menjadi penyanyi dangdut. Ia sangat takjub dengan perkembangan musik dangdut yang semakin maju dari waktu ke waktu.

"Keren banget ya apalagi sekarang kan khususnya Indonesia sudah mengemas dangdut secara luar biasa. Sekarang musik dangdut sudah meluas, semua orang sudah bisa menikmati dangdut, bahkan sekarang banyak anak muda yang menyukai dangdut. Yang dari pop bahkan juga pindah ke dangdut," katanya saat ditemui VIVA di Plaza Senayan, Jakarta beberapa waktu lalu. 

Hal senada juga dirasakan Ridho yang juga jebolan dari ajang dangdut yang sama dengan Lesti. Sebagai anak muda, Ridho juga senang melihat antusias remaja yang menonton acara dangdut. Ia sendiri memilih jenis musik popdut agar dapat diterima penggemarnya yang rata-rata anak baru gede (ABG).

"Kita arahnya ke pop dulu nih baru kita dangdutin. Penggemar alhamdulilah banyak abg-abg khususnya cewek,  kalau kemanapun daerah selalu ada yang nungguin di bandara pakai banner alhamdulillah," ujarnya. 

Baik Lesti maupun Ridho sama-sama berharap musik dangdut akan terus digemari kawula muda seperti sekarang ini. Mereka juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan musik dangdut yang asli Indonesia ini. 

"Mudah-mudahan musik dangdut selalu digemari masyarakat Indonesia khususnya teman-teman kawula muda, jangan malu mengakui musik dangdut Indonesia karena dangdut itu khas Indonesia yang tidak ada di negeri lain," ujarnya. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya